yang kuingat tiap jalan basah sehabis hujan
adalah genggam tanganmu yang hangat
adalah genggam tanganmu yang hangat
dan semua cerita tentang luka lukamu
kekecewaanmu terhadap dunia
dan impianmu menjadikan kota ini
jadi rumah dan tempat yang dekat di hatimu
bersamaku
yang kuingat tiap kali melintas
jalanan yang dulu setiap hari aku lewati
untuk menemuimu kala istirahat kerja
atau sepi terasa menghantui hari hari
dan aku akan duduk bersandar di tepi jendela kamarmu
dan kau akan bertanya tentang hari hariku
tidak ada yang terlalu istimewa
dari tiap kehadiranmu di sisiku
hanya baru kali itu
rasanya penuh di dadaku
kau bukan yang terbaik dan
tak akan pernah jadi yang terbaik
tapi di cinta yang tak sempurna itu
kutemukan diriku tenggelam
pada masa kini, pada momen di kala
kita menghabiskan waktu di kota ini
entah dimana kau sekarang
sudah terlalu lama pula aku pergi jauh
berharap dapat membuang jauh jauh
semua kenangan yang pernah terlintas
kala aku kembali ke kota ini
tapi tiap lampu merah
di depan bambu runcing itu
yang bisa dan mampu kuingat
hanya namamu saja.
Pontianak, 24 April 2021