Thursday, October 17, 2019

cara cara untuk tidak jatuh cinta #11

Baru gelas keempat dan wajahnya mulai kemerahan dan tersipu,

"kamu jangan minum banyak-banyak" katanya

aku tertawa

"yang merah kan, mukamu"

ia tergelak, kemudian memegang tanganku.  Kami ke bagian tengah taman yang terhampar langit luas.  Udara sedikit dingin dan menusuk, tapi kami masih sedikit berkeringat karena minuman tadi.

Ia berbaring menatap langit, kemudian aku menyandarkan kepalaku di perutnya.

"aku kira aku telah menemukan orang yang menjadi soulmateku!" tiba tiba dia membuka percakapan.  Aku kembali tertawa hingga sakit perut.

"aku selalu mendengar ini setiap kali tidak melihatmu dari beberapa waktu yang lama" ujarku.

"aku sudah bosan mendengar keyakinanmu, aku akan kembali menunggu cerita patah hatimu yang aneh aneh dengan wanita wanita ajaib itu lagi" lanjutku.

"Hahhaa. Iya iya, aku tau, aku hanya terlalu hopeless.  Aku mengatakannya agar aku bisa mendengar diriku meyakinkan diriku sendiri" katanya.

"Bagaimana denganmu, sudah jatuh cinta lagi?" lanjutnya.

"Sudah, yah, baru dekat.  Ada seseorang yang mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku pikir, tidak ada salahnya untuk membolehkannya masuk, aku selalu heran dan terpukau dengan lelaki yang bisa sabar menghadapiku" ujarku sambil tertawa.

"Hahhaa. Kau tidak pernah berubah. Terlalu praktis.  Dasar tidak punya perasaan" katanya.  
Walaupun aku tidak melihat wajahnya, aku tau dia tergelak dan menggeleng.

"Bukan begitu, aku hanya, ingin menikmati saja apa yang ada di depan mata, masa lalu telah lewat, dan masa depan terlalu jauh, aku hanya ingin berbahagia dengan apa yang ada" ujarku membela diri.

"Kau tau, menurutku kita harus mencari pasangan setidaknya memiliki dua hal"

"apa?"

"Yang pertama, ia harus bisa kita ajak bicara, boleh saja ia tidak terlalu cerdas, tetapi kalian harus bisa berbicara dengan satu sama lain setidaknya tidak putus selama berhari hari dan masih tidak kehabisan bahan pembicaraan"

"lalu?"

"Yang kedua, ia harus sexually attractive, gak perlu dari mata orang lain, cukup dari apa yang kau lihat, ia harus mampu membuatmu tertarik"

"ya ya, teori yang bagus"

"karena pada akhirnya nanti jika kita tua dan tidak lagi bisa apa-apa, tentu yang tersisa hanya percakapan-percakapan tentang hal remeh temeh. Haha. Bagaimana, Diara, sudah ketemu orang dengan dua kualifikasi di atas?" 

"haha. belum, i think its still one or another"

ia mengacak acak rambutku.

"aku punya pertanyaan"

"ya?"

"apakah kau pernah punya perasaan kepadaku?"

jantungku terasa berhenti, sebentar.
aku pura pura tidak mendengarnya.

"yang kau tanyakan kepadaku waktu liburan terakhir kita cuma main main kan? 
kamu mau jadiin aku bahan bercandaan kan"

mendengar ia mengucapkannya tiba tiba membuat dadaku sesak. 
aku masih pura pura tidak dengar dan menatap langit, tapi tidak ada apa-apa disana. 

ia membetulkan posisi duduknya dan melihat wajahku.

aku memalingkan muka.

setelah hening yang terlampau lama. aku rasa aku tidak tahan lagi.

"aku serius"

kini, gantian ia yang tidak bisa berkata-kata.

Hening sudah cukup lama dan aku rasa aku sempat tertidur sebentar bersandar padanya karena pengaruh minuman itu, kemudian aku terbangun.  Ia masih menatap langit.

Aku memegang gelasku, kemudian ia beranjak dan menuangkan minuman itu lagi.

"kau tau, aku punya teori tentang gelas!" aku melihat situasinya kembali normal dan ia memperlihatkan wajah isengnya lagi.

"oke, aku mendengarkan" ujarku sambil menyeruput minuman itu sekali lagi.

"jadi, sebenarnya dalam hidup kita memerlukan gelas, untuk menikmati minuman kesayangan kita berdua ini" ujarnya sambil mengangkat botol itu tinggi tinggi.

aku tertawa.

"nah, gelas ada bermacam-macam, kadang-kadang untuk pamer, dan estetika, terutama kau" ia menggodaku;

"pasti memilih gelas kaca yang berkilau, cantik, lucu, instagrammable untuk kau post di instastory-mu itu" katanya dengan muka iseng.

"Tentu! kita punya pilihan untuk memilih yang kita suka dong" ujarku membela diri.  "aku suka, hal hal visual"

ia melanjutkan,

"tapi tentu, kau tau, gelas kaca itu gelas yang rentan! mudah pecah! pada akhirnya kau akan membeli gelas plastik.  Kau tau kau aman, meminum apa saja bahkan ketika kau pusing setengah mati, harganya juga murah! kau bisa beli beberapa.  Kau tidak perlu takut pula menjatuhkannya sesuka hati.  Kau akan percaya kepadanya, percaya bahwa ia tahan banting, selalu ada, meskipun kau tidak terlalu menyukai tampilannya.  Tapi kau tau ia bisa diandalkan!"

aku tergelak, ia memang juara kalau membuat analogi yang aneh-aneh.

"oke, aku terima teorimu, jadi, pada akhirnya, meskipun kau menyukai gelas gelas kaca, kau tau kau akan mengandalkan gelas plastik yang tak terlalu indah itu untuk dirimu?"

"iya, aku akan memilih gelas plastik" katanya sambil menerawang.

"oke, aku hargai pilihanmu, tapi kau tau, aku akan memilih gelas kaca, karena aku menyukai tantangan, menurutku hidup cukup singkat, dan kita tidak akan pernah benar-benar bisa berbahagia seutuhnya, dan selama-lamanya, aku akan bertahan dan menjaga gelas kaca, walaupun ia rentan, walaupun ia mudah pecah, walaupun aku butuh ekstra hati-hati"

"tapi kemudian kau akhirnya tidak akan pernah benar-benar menikmati minumannya, Diara. Kau lupa, kau membeli gelas itu karena kau sedang haus dan ingin minum" ujarnya lirih meracau.

Aku tertegun dan memandang wajahnya yang tampak muram.

Entah kenapa tiap kali memandangnya, aku selalu merasakan kesedihan, seperti di balik tawa dan keisengannya, ia selalu menyimpan kesedihan yang ia tutup rapat-rapat.  Atau entah perasaanku saja.

Aku melihat jam. 

"Kau sudah harus bersiap, penerbanganmu sebentar lagi"

aku beranjak, kemudian berkemas.

Ia mengambil tasnya, dan membereskan barang-barang.  

"aku pergi dulu, kau siap-siap sana" ujarku.

"oke, hati hati pulangnya"

kemudian aku pergi.

...

Jalanan sudah gelap ketika satu pesan masuk.

"Terimakasih, Diara.  Sampai bertemu lagi"

Aku hanya mengetik oke. Dan meletakkan handphone.

...

Andai kau tahu, buatku, kau selalu jadi gelas-gelas kaca itu, Ksatria.
dan aku, tidak pernah perduli apa yang aku minum.

...

Pontianak, 17 Oktober 2019
#timetravelerseries

No comments:

Post a Comment