Di tengah kepenatan mid semester, saya sempatkan membaca sebuah novel karangan Stanley Dirgapradja, yang ternyata lahir di Kalimantan Barat, Anjungan. Yah, buku yang okelah buat menghabiskan akhir pekan saya. Mengenai seorang lelaki gemuk yang kurang percaya diri ketika berhadapan dengan pacarnya yang cantik, padahal ia adalah orang yang mapan dari segi finansial hingga akhirnya dia memilih untuk lepas dari pacarnya ketika terbukti pacarnya berselingkuh. Ternyata hanyalah ketidakpercayadirian dari sang pacar yang malah juga merasa tidak pantas untuk bersama lelaki gemuk itu karena terlampau baik. Hingga akhirnya lelaki gemuk itu memilih kenalannya dari dunia maya yang duduk di kursi roda.
Cerita yang lumayan menghibur di tengah kepenatan mid yang akhirnya selesai hari ini namun masih dilanjutkan dengan 2 lembar soal take home exam. Cerita itu membuat saya teringat dengan banyak kisah cinta yang tak terduga akhir-akhir ini. Memang kisah cinta itu, tidak sedikit yang tidak dramatis, bahkan jika dipikir ulang sudah seperti sinetron murahan yang tayang berulang-ulang dengan juara episode kesekian, tidak habis habis. Tapi kadang-kadang, itulah hidup. Yang membuatkan cinta selalu tidak pernah kehabisan cerita dan yang selalu menjadi bahan gosip mulai dari yang tua sampai yang muda.
Tapi satu pesan papa saya yang begitu melekat dalam kepala saya, yaitu cinta itu 99% adalah usaha. Bagaimana memperjuangkan cinta itu bertahan, bagaimana menghadapi permasalahan tentang perasaan, bagaimana menemukan titik temu, bagaimana membuat keinginan masing-masing tercapai, ego yang tersalurkan, tanpa harus ada yang terbebani maupun melukai diri sendiri. Cinta adalah... Keputusan... Keputusan untuk maju atau melepaskan diri. Keputusan untuk mempertahankannya atau menghancurkannya. Keputusan untuk tetap bersama dia yang sekarang atau keputusan untuk mencari yang lain. Keputusan untuk tetap mencintai dan berusaha mencintai atau menjadi bosan.
Semuanya adalah keputusan-keputusan kecil yang membentuk cinta dalam hidup kita. Memutuskan untuk memberi perhatiannya lebih atau harus menerima untuk ketidakpeduliannya, memutuskan untuk bersabar atau untuk ikut larut dalam pertengkaran yang akan menghancurkan hubungan, untuk berpikir dengan tenang atau dengan emosi. Semuanya, anda yang memutuskan...
Cerita yang lumayan menghibur di tengah kepenatan mid yang akhirnya selesai hari ini namun masih dilanjutkan dengan 2 lembar soal take home exam. Cerita itu membuat saya teringat dengan banyak kisah cinta yang tak terduga akhir-akhir ini. Memang kisah cinta itu, tidak sedikit yang tidak dramatis, bahkan jika dipikir ulang sudah seperti sinetron murahan yang tayang berulang-ulang dengan juara episode kesekian, tidak habis habis. Tapi kadang-kadang, itulah hidup. Yang membuatkan cinta selalu tidak pernah kehabisan cerita dan yang selalu menjadi bahan gosip mulai dari yang tua sampai yang muda.
Tapi satu pesan papa saya yang begitu melekat dalam kepala saya, yaitu cinta itu 99% adalah usaha. Bagaimana memperjuangkan cinta itu bertahan, bagaimana menghadapi permasalahan tentang perasaan, bagaimana menemukan titik temu, bagaimana membuat keinginan masing-masing tercapai, ego yang tersalurkan, tanpa harus ada yang terbebani maupun melukai diri sendiri. Cinta adalah... Keputusan... Keputusan untuk maju atau melepaskan diri. Keputusan untuk mempertahankannya atau menghancurkannya. Keputusan untuk tetap bersama dia yang sekarang atau keputusan untuk mencari yang lain. Keputusan untuk tetap mencintai dan berusaha mencintai atau menjadi bosan.
Semuanya adalah keputusan-keputusan kecil yang membentuk cinta dalam hidup kita. Memutuskan untuk memberi perhatiannya lebih atau harus menerima untuk ketidakpeduliannya, memutuskan untuk bersabar atau untuk ikut larut dalam pertengkaran yang akan menghancurkan hubungan, untuk berpikir dengan tenang atau dengan emosi. Semuanya, anda yang memutuskan...
No comments:
Post a Comment