Me and Mudricca go to Gramedia Pontianak then we buy a book and have a nice dinner at Solaria. Then at the best sellers shelf i found this book, i follow @merryriana account and i think this book have a positive comments from others. So i buy it. You can visit her website too at www.merryriana.com. She such an inspirational lady that can motivate us, especially women to wake up and hard work.
Tittle : Mimpi Sejuta Dolar
Author : Alberthiene Endah
Third Edition : November 2011
Publisher : PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
362 Pages
Reading Status : Completed
xoxo
Cerita yang mengalir berdasarkan kisah hidup nyata Merry
Riana ini sungguh menginspirasi. Dari
awal dia masuk ke Nanyang Technology University di Singapura dengan
keterbatasan bahasa inggris dan uang yang pas-pasan karena perpindahannya yang mendadak dari Indonesia, hingga penghematan luar biasa yang harus dia lakukan, menahan lapar
dan hanya makan mie dan roti seadanya hingga kini berhasil sukses
menginspirasikan wanita di seluruh dunia dengan penghasilannya sebesar satu
juta dolar di usianya yang ke dua puluh enam.
Cerita ini sangatlah menarik, karena dirangkai dengan kata-kata yang
sederhana, detil namun tetap ringan mengalir menjadikannya bacaan yang santai
namun tetap memberikan makna tentang arti perjuangan, lewat kedisiplinan yang
tinggi serta kesabaran mengahadapi proses dalam kehidupan. Tidak ada yang gratis di dunia ini, pay it forward or pay it later. Dalam setiap hal ada harga yang harus dibayar.
Selain menceritakan tentang perjuangan
Merry Riana, di dalam buku ini juga terselip kisah cinta Merry dan suaminya
sekarang, Alva yang menurut saya begitu realistis, dan indah. Karena mereka adalah partner yang saling
mensupport dari bawah, saling menguatkan ketika mereka benar-benar berada di
titik nol dan dililit kemiskinan.
Beruntung kerja keras mereka akhirnya terbayar, sekarang mereka mampu keluar dari zona kemiskinan hingga
menjadi miliarder seperti sekarang.
Membaca buku ini kemudian membawa saya untuk melihat saya,
sekarang. Di umur yang ke 20 ini, apa
yang sudah saya lakukan? Saat ini saya hanya mampu berjuang di tempat saya yang
sekarang, melawan semua kejenuhan, dan keterbatasan untuk menempa diri saya terus
berkembang meski dalam keterbatasan waktu, tenaga dan pikiran yang terkuras
untuk sebuah kedisiplinan hidup di asrama, serta birokrasi yang ketat. Menyesal? Tidak perlu dan terlanjur, mungkin
ini lah jalan yang terbaik untuk saya, malah di asrama saya mendapatkan
pelajaran-pelajaran yang penting dalam kehidupan. Ke depan, semoga saja saya bisa lebih baik
dari sebelumnya. Melangkah maju. Selangkah demi selangkah ke depan. Bismillah.