Beberapa orang mendengar sebuah lagu dari melodi, harmonisasi, terlebih di kalangan musisi/anak band yang memiliki telinga yang lebih sensitif terhadap instrument dan ketepatan nada. Tapi aku, melihat sebuah lagu, akan selalu jatuh cinta kepada lirik, kepada kata-kata, kepada maksud yang sampai. Mungkin yang pernah dialami, sehingga ketika mendengar, bukan hanya mendengar kemudian sudah, tapi mendengar, kemudian terbawa dalam momen yang dimunculkan dalam lagu yang sedang didengarkan. Mendengarkan lagu, buatku, kadang adalah salah satu cara untuk time traveling.
Salah satu lagu yang sedang senang kudengar berulang-ulang adalah Perempuan Hati Peluru- Coffternoon. Coffternoon sendiri, adalah sebuah band lokal indie di kotaku, Pontianak. Tahun 2016 ini mereka memproduksi sebuah album dengan judul "Tentang Yang Tak Dikata". Album ini memiliki nuansa akustik, dan yang membuatku tertarik dengan sebuah lagu, seperti yang disampaikan di atas adalah, tentang lirik yang sampai. Entah pernah mengalami atau tidak, suatu lirik yang sampai adalah sesuatu moment to 'travel' dimana kita bisa mengingat-ingat kembali, bahwa di suatu masa, poin di dalam kehidupan, perasaan itu pernah dirasa. Dan kini, ada kata-kata yang mampu mewakilinya hadir ke dunia, serumit itu, sesederhana itu. :)
Perempuan Hati Peluru - Coffternoon
Di
antara mata, berjuta yang ada,
kau sungguh berbeda;
menatap biasa
Tapi
jerat pandangku
Rajutkan
hayalanku
Di
tengah bicara, tajam bagai panah,
kau berdiam saja; tak berkata-kata
Tapi
pikat hatiku
Ranumkan
harapanku
Perempuan
Hati Peluru,
secepat itukah jatuhkanku?
Aku
bahkan belum berdiri
Tapi
tlah kehilangan kaki
Perempuan
Hati Peluru,
semudah itukah membunuhku?
Aku
bahkan belum terlahir
Tapi
lebih dulu tersingkir
***
No comments:
Post a Comment