***
Beberapa hari terakhir ini, kau datang di mimpiku, Satria. Tidak meninggalkan apa-apa selain kesedihan, dan rasa kehilangan.
Hidupku kini telah berubah, seperti menjalani stase stase kehidupan yang melesat, dan yang menarikku ke bumi adalah ketika ku tertegun mengingat ingatan-ingatan tentangmu.
Seperti hari ini, Satria. Kubuka kembali jejak-jejak kakimu, kembali kuingat runtut bagaimana kita pertama kali bertemu, berjalan lagi pada tapak-tapak kesedihan itu dan berbahagia mengingat bagaimana caranya aku jatuh cinta. Tahun-tahun yang berlalu, masih saja melekat di ingatanku, masih saja datang di mimpi-mimpiku.
Aku sudah menemukan seseorang Satria, bukannya membuatku melupakanmu, tetapi malah membuatku merasa aku telah melewatkan sesuatu yang tidak akan bisa aku ulang kembali.
Dia bukan kamu, Satria. Bukan.
Mengingatmu adalah tempat yang paling nyaman, bagiku lari dari realita. Akan dunia sekarang yang berbeda. Hidup yang telah jauh berbeda. Tanpamu pula.
Ijinkan aku letih dan bersandar mengingatmu sejenak, untuk membuka album-album lama, sekedar stalking, mencari dirimu di dunia maya dan mengintip bagaimana kehidupanmu pula, setelah aku.
Telah menjadi berbahagia, lebih banyak dari sebelumnya.
Terimakasih, Satria. Untuk bisa menjadi seseorang yang bisa aku cintai sebanyak ini, untuk menjadi tempatku beristirahat, membuatku mencintai dia yang baru lebih lagi, menghargai dia yang ada sekarang lebih banyak lagi. Menghargai bahwa kehidupan yang telah berlalu. Tidak akan terulang lagi.
Maka hari ini, hari nanti. adalah hari yang paling berharga sedunia. meskipun tanpamu lagi.
-Rendy Pandugo ; Sebuah Kisah Klasik
*fictionaltime, fictionalcharacter, fictionalname, true feelings.
#TimeCapsuleSeries
No comments:
Post a Comment