Imajinasi
aku pernah berlari
terlalu jauh hingga lelah
terlalu terjal hingga menyerah
aku pernah hilang
terlalu tersesat hingga tak ingin pulang
terlalu melesat hingga tak ingin lagi melihat
kemudian engkau datang
seperti nyala lilin dalam malam yang gelap
seperti dingin yang menusuk pada siang yang terik
aku alpa, aku lupa
bagaimana jika kita tidak pernah ada?
bagaimana jika kau hanya khayalanku saja?
***
Mengapa?
suatu ketika aku pernah bertanya
mengapa tergenang,
di matanya
Kepedihan yang terlalu
pada waktu waktu yang berlalu
ingatan-ingatan yang sudah lalu
kepalanya adalah komedi
bagi pembaca sajak dengan ironi
cinta di dadanya telah lama mati
pada pilu yang sudah lama mengantri
dan hadirmu,
adalah hujan yang membasahi
tapi tidak pernah ia merasa begitu ngeri
untuk kehilangan satu kali lagi.
***
Pengganti
Pada malam-malam kelam yang sunyi aku pernah bersumpah.
Tidak lagi merasa dan memiliki kepala untuk menyimpan kenangan.
Agar aku dapat jatuh cinta dan secepatnya membakar halaman-halamannya.
Di hadapan malam aku pernah mengadu,
cinta yang kupunya habiskan saja.
Biar aku sendiri yang menanggung dan merasa sakitnya.
Biar aku sendiri yang terbakar karena sudah nyaman ,
dan aku hanya ingin mati terbakar nyala.
pada hening-dan sendiri aku pernah bermimpi,
cinta yang indah itu hanya bualan semata,
jebakan yang akan menangkapku habis sebelum aku sempat berbahagia.
rasa kehilangan itu pernah begitu dalam,
hancur menusuk jantungku. mematikan rasa,
kemudian menyiksa tahun demi tahun terperangkap
dalam kenangan yang tidak lagi ada.
rasa kehilangan itu pernah begitu mengerikan
hingga keping-keping hati pernah memilih untuk lebur jadi abu
ketimbang bersisa namun tiada.
maafkan aku untuk kini, maafkan aku untuk jatuh cinta sekali lagi.
sabarlah menunggu, kenangan itu nanti akan mati,
terganti.
***
Sederhana
Mencintaimu sederhana saja
Sesederhana deburan ombak
yang jatuh menghempas pada lautan
dan pasrah jadi deru
agar kau senang saja
Mencintaimu sederhana saja
sesederhana kayu api
yang terbakar dan ingin menjadi abu
hanya untuk menghangatkan dirimu
Mencintaimu sederhana saja
sesederhana rintik yang jatuh
dalam ribuan dekap
kemudian lenyap
sebagai penghiburanmu saja
Mencintaimu sederhana saja
sesederhana terik matahari
yang membuatmu jengah
tapi tetap berharap, ingin kau rindukan juga
Mencintaimu sederhana saja
secepat aku membuka mata
kemudian hilang.
tenggelam dalam matamu...
tidak lagi ingin pergi
***
Aku tidak ingin
aku tidak ingin menulis puisi
karna kata-kata akan habis
dan kenangan akan tertinggal
kemudian hanya akan ada sesal
aku tidak ingin menulis puisi
karna kata-kata tidak mampu lagi kutangkap
hatiku tidak lagi kuat
aku tidak ingin menulis puisi
karena pada kata-kata yang menguap
rasa akan terkikis habis begitu saja
aku tidak ingin menulis puisi
tapi harus kutuliskan juga
agar suatu hari kau baca
dan akhirnya kau tahu bahwa;
aku menginginkan dirimu saja.
***