Kata-kata kesungguhan adalah sesuatu yang sulit untuk ditakar, diukur. Ketika seseorang bicara sungguh mencintai hujan, tapi tak ingin dingin dan basah. Apakah orang tersebut bisa dikatakan sungguh-sungguh? Ketika seseorang menyukai jengkol, misalnya. Tapi tidak mampu makan sekuali. Kita bersungguh-sungguh dengan cara kita masing-masing, sebuah ide dan ketetapan yang tertanam di kepala bahwa kita, akan melakukan sesuatu, meskipun baru diawali dengan niat. Hidup bukan perhitungan matematis, strategi bukan rumus matematika yang akan selalu berhasil. Faktor-faktor tidak terduga dalam hidup, kadang mengambil peran yang terlampau penting dalam keputusan-keputusan sehingga memaksa kita melenceng dari ketetapan hati yang sudah ada di awal.
Maka dari itu, pantaskah untuk terlampau yakin akan sebuah perasaan hari ini, mengetahui bahwa besok, lusa, atau beberapa menit lagi, perasaan itu akan berubah sedemikian cepatnya apabila ia menemui perasaan-perasaan penting yang lainnya?
Hari ini, sebuah kehilangan bisa saja begitu menyiksa. Tapi waktu adalah obat terbaik, mengalihkan pikiran bahwa hidup masih terus berlanjut, konsekuensi dari keputusan di waktu lampau mungkin akan mengakibatkan rasa sakit yang terus menerus. Bukan karena telah berusaha terlampau keras untuk melupakan, tapi bahwa hati akan belajar ikhlas melepas. Menikmati kehilangan dan kepedihan karena tahu, waktu yang dihabiskan bersama adalah sebuah hari yang indah, karena ia ada dan pernah nyata.
Kehilangan tidak pernah jadi hal gampang, tapi pasti terjadi bagaimanapun juga. Beberapa berpendapat itulah salah satu alasan seseorang mempunyai agama. Agar manusia percaya bahwa ada kekuatan besar, yang mampu menanggung semuanya, jauh melampaui kekuatan pemahaman manusia. Bahwa percaya, sesuatu yang buruk akan terjadi namun sesuatu yang lebih baik pula akan datang.
Jika kehilangan adalah sebuah racun, maka kepercayaan adalah penawarnya. Menawarkan sebuah harapan untuk bahagia yang baru, menggantikan kesedihan. Kepedihan dari manusia-manusia yang patah hati dan saling menguatkan, dan menunggu, kesempatan baru untuk berbahagia, bukan berarti melupakan masa lalu. Tapi menjaganya untuk terus larut membekas dalam kenangan indah. Karena yang indah itu, akan hidup dalam kenangan.
Sebuah momen tidak akan pernah terulang persis sama lagi. Sebuah petualangan tidak akan jadi sebuah petualangan apabila terjadi di waktu dan tempat yang sama. Hidup bukan sesuatu yang statis tapi bergerak maju. Menyisakan orang-orang yang masih berharap.
Masih ada hari esok.
Untuk kehilangan, dan untuk berbahagia.
#in memoriam my beloved KIRRY on his road to heaven, 9 Agustus 2014.
O:)