Juara Kedua
Berapa banyak lagi cemburu
berapa banyak bual
Terhanyut menepis realita
kau bukanlah milikku
Aku pilihan kaulah jawaban
jelaskan arti adil
Tolong menetap utuh karena
aku letih berbagi
Mampukah kekasih mu setangguh aku
Menunggu tapi tak ditunggu
bertahan tapi tak ditahan
Sampai kapan kau mau begini
Menjalani kisah rahasia
Tak sadarkah di balik senyuman
sungguh aku terluka
Jika kau tidak bisa pastikan
sudahlah aku mengalah saja
Kau adalah pemenang walaupun
aku juara kedua
Pada sebuah titik bifurkasi
sudikah kau mengerti
Aku ingin cuma ada kita
tanpa dustai dia
Aku memberimu yang terbaik
mengapa dia mendapatkan
apa yang terbaik darimu
Fiersa Besari
https://soundcloud.com/fiersa/juarakedua
Saturday, October 31, 2015
Wednesday, October 21, 2015
Kepada Tuhan
Tuhan belum mengijinkan aku mencintaimu
karena jika iya, aku akan lupa rasanya fana
Tuhan belum mengijinkan aku mencintaimu
karena nanti aku akan lupa bagaimana caranya meminta
Tuhan belum mengijinkan aku mencintaimu
karena dibisikku yang kuminta hanya ia saja
Tuhan belum mengijinkan aku mencintaimu
karena setiap detik bersamamu, adalah dosa
Tuhan belum mengijinkan aku mencintaimu
karena cinta, yang membara
datang dalam rahasia.
october, 2015
Sunday, October 18, 2015
Weekend List
When its Monday-Friday, easy to find something to do. There is a 7-3 job i need to do, a course and a class. But when its comes to weekend, mostly i just sleeping or watching tv. Feeling lazy but always want to do something.
But recently the internet connection is good and i started download Tv Series that inspire me. I always like american series movie that i can keep up long, especially when it background is work that related to what i do. Its kinda inspirate me to do more in what i do. Here's some suggestion:
1. Limitless.
If you are a fan of NZT - 48. Then this is the series of Limitless movie that act by Bradley Cooper, when in this series he comes as a mysterious man who looks like helping (or maybe setting up) the main character, Jake McDorman (as Brian Finch) who used to be the ordinary man who follow his dream, to be a musician but still not get any bright future and last as a singer at a cafe, then his friend from the band who became a succesfull agent FBI. Then the trigger comes from his dad that almost passed away because of an ill that doctor cant diagnose, so his friend help him and offering him NZT.
This is an american crime drama that trigger an imagination of the full possibility to access the brain and can make a perfect recall that ever they read, heard or seen. This series is from CBS and cant wait for the next episode.
*4 of 5star for 3 episodes on 1st Season
2. Quantico.
Quantico comes as an American Television thriller created by Joshua Safran from ABC that makes me really excited because its comes up a good vision that please my eyes to see how FBI Agents got in an academy. Starring an india actress who also a miss world on 2000, Priyanka Chopra that looks good and hot beside her good personality and became almost top of the class. I just really like when a tv series makes a woman as its main character and can make the main character as inspired as Alex Parrish, an independent ambitious woman whose her life in an edge that she must fight and set for it when all the FBI in town look after her as a terrorist's primary suspect. Its very exciting and amusing. And cant wait for the next episode!
*4,5 of 5 star for 3 episodes on 1st season
Friday, October 9, 2015
Sebuah Pertanyaan
Terkadang, saat-saat seperti mengemudi di malam hari di jalanan yang gelap dengan background musik mellow membangkitkan pertanyaan-pertanyaan. Momen-momen 'tercenung', 'menatap-kosong' adalah saat saat dimana tiba-tiba saja kita terusik. Benarkah keputusan-keputusan yang kita ambil pada saat ini? Sampai kapan? Sampai dimana? Mau kemana?
Pertanyaan-pertanyaan yang pada saat itu terasa sangat krusial sehingga kadang membuat saya terus lurus mengambil jalan jauh menuju rumah di perjalanan pulang.
Hidup seperti itu, tiba-tiba saja ada pemikiran yang masuk, 'membuat sadar' atau entahlah, mengganggu realitas yang tengah dijalani dan tiba-tiba saja pikiran-pikiran bergulir dengan:
'bagaimana jika ia tidak ada?'
'bagaimana jika kehilangan semuanya?'
'bagaimana jika aku tidak ada?'
atau yang lebih miris;
'aku ini hanya siapa?'
'tidak ada manfaatnya'
'semua yang saya lakukan sepertinya sia-sia'
'kenapa hidup ini terasa begitu tidak beruntung'
Sayangnya beberapa mode 'tercenung' seringkali menyeret pikiran negatif bukan positif yang membuat pikiran semakin tenggelam dalam kesedihan yang tidak memiliki manfaat selain kesadaran kalau kita hanya debu kecil dalam semesta.
Kadang saya suka membiarkan pikiran negatif ini berkecamuk dan berseliweran, dengan penuh kesadaran kadang dengan sengaja melarutkan pikiran yang tadinya kosong dalam pikiran negatif ini.
Mengapa?
Karena saya tau, pikiran negatif itu pasti ada, hilang semangat dan jenuh itu pasti ada.
Terus?
Karena itu saya ingin mencoba menerimanya, menikmati ketika datang momen-momen seperti itu, momen yang melarutkan sisi-sisi sensitif (selama tidak berlebihan tentunya). Membiarkan mood menjadi mellow dengan sengaja.
Sampai puas, sampai lega.
Hingga nanti sampai pada suatu titik. Dan muncul pemikiran lain.
'ngapain?'
'kenapa terus-terusan?'
'tidak ada manfaatnya?'
Kemudian saya biarkan pikiran-pikiran itu jenuh sendiri. Pemikiran untuk merasa bosan dan jenuh akan bosan dan jenuh pada akhirnya. Hingga akan mencari jalan sendiri, pemikiran sendiri untuk keluar dari pemikiran itu. Karena pikiran yang datang tidak tau darimana itu akan keluar tidak tau darimana. Biarkan pertanyaan itu mempertanyakan dirinya sendiri. Kemudia sadar, kalau jawaban itu tidak bisa dituntut, apalagi dipaksakan. Tapi kadang hanya perlu dibiarkan untuk berproses, mengikuti struktur, kemauannya, setelah dia memahami apa yang dimaunya.
Dan saya, merasa tidak punya hak untuk membuat penjara.
Apalagi dalam dunia yang begitu membingungkannya.
Adapun apa yang saya rasakan menurut Jean Paul Sartre, adalah sesuatu yang bersifat intensional dan tidak dapat dipisahkan di dunia dimana kesadaran terarah begitu saja tanpa dikehendaki.
Kesadaran itu sendiri, adalah kekosongan.
Alasan Sartre sendiri adalah karena kesadaran adalah kesadaran diri. Kesadaran bisa melepaskan dirinya dari objek-objek sehingga menyadari bahwa dirinya bukan objek-objek tersebut. Kedua adalah kekosongan, karena dunia seluruhnya berada di luar dirinya.
Meskipun teori nya masih panjang. Dari sepenggal teori Sartre tersebut dapat di-iya-kan dengan momen-momen yang tiba-tiba muncul, terjadi begitu saja hingga pada sebuah kesimpulan yang mentok, kosong.
Kosong.
Tambah bingung?
Pasti. Seperti dalam menjalani hidup, banyak hal yang membuat bingung, di luar nalar, di luar kehendak bahkan di luar kesadaran?
Tapi kadang-kadang saking bingungnya hanya bisa pasrah.
Lantas terlintas, jikalau intinya adalah bukan kosong, ataupun kosong.
Mengapa harus memilih sedih, daripada tidak sedih.
Toh intinya sama, sama-sama bingung. Mungkin lebih baik bingung yang dinikmati, daripada bingung yang disesali.
Selamat hidup! Dan jangan lupa menikmatinya.
Apalagi dalam dunia yang begitu membingungkannya.
Adapun apa yang saya rasakan menurut Jean Paul Sartre, adalah sesuatu yang bersifat intensional dan tidak dapat dipisahkan di dunia dimana kesadaran terarah begitu saja tanpa dikehendaki.
Kesadaran itu sendiri, adalah kekosongan.
Alasan Sartre sendiri adalah karena kesadaran adalah kesadaran diri. Kesadaran bisa melepaskan dirinya dari objek-objek sehingga menyadari bahwa dirinya bukan objek-objek tersebut. Kedua adalah kekosongan, karena dunia seluruhnya berada di luar dirinya.
Meskipun teori nya masih panjang. Dari sepenggal teori Sartre tersebut dapat di-iya-kan dengan momen-momen yang tiba-tiba muncul, terjadi begitu saja hingga pada sebuah kesimpulan yang mentok, kosong.
Kosong.
Tambah bingung?
Pasti. Seperti dalam menjalani hidup, banyak hal yang membuat bingung, di luar nalar, di luar kehendak bahkan di luar kesadaran?
Tapi kadang-kadang saking bingungnya hanya bisa pasrah.
Lantas terlintas, jikalau intinya adalah bukan kosong, ataupun kosong.
Mengapa harus memilih sedih, daripada tidak sedih.
Toh intinya sama, sama-sama bingung. Mungkin lebih baik bingung yang dinikmati, daripada bingung yang disesali.
Selamat hidup! Dan jangan lupa menikmatinya.
Subscribe to:
Posts (Atom)