Aku ingin menceritakan semuanya tentangmu. Supaya aku bisa mengingat semuanya tanpa terkecuali, dengan detail yang suka berseliweran di kepalaku ketika aku sedang sepi dan sendirian. Terkadang bercampur pula dengan mimpi yang menyisakan keringat dingin yang membuat aku bangun dan mencari lagu-lagu yang pernah kita putar berdua : Turis-Lyla, ah lagu yang fun menurutku, menceritakan tentang seseorang yang cuma singgah sebentar dan membuat hati patah, saat pertama kali bertemu denganmu, entah kenapa aku sudah punya firasat kau akan pergi, dulu firasatku bilang kau akan pergi ke kota lain dan melupakanku. Tanpa diduga, akhirnya aku-lah yang pergi ke kota lain-berharap akan lebih mudah melupakanmu disana. Lagu kedua itu lagu Surat Cinta Untuk Starla- Virgoun. Lagu yang pertamanya kuanggap norak dan terlalu klise, tapi karena setiap hari kau putar di mobilmu, aku tiba-tiba saja menyukainya. Dan lagu yang ketiga : Akad-Payung Teduh, lagu yang berkesan untukku sendiri karena di akhir-akhir masa perpisahan itu, aku senang mendengarnya dan saat itu sendang musim hujan, aku senang mengenangnya di parkiran dimana aku sering bertemu denganmu, kemudian melihat kota dari lantai atas, dan mengingat-ingat masa-masa yang pernah begitu membuatku hampir saja yakin akan sesuatu yang mustahil.
Aku ingin mengigat semuanya-semua detailnya.
Biar aku bisa mengumpulkan kemudian melupakan semuanya.
Celakanya sudah seharian ini aku mengingat-ingat bagaimana caranya kita pertama kali bertemu. Bagaimana aku bisa mengingat semuanya jika aku melupakan yang paling penting, yang pertama?
Aku mencoba beberapa cara yang aku temukan di sebuah artikel dengan sumber yang tidak terlalu terpercaya, tapi yang paling populer, mungkin bisa berhasil.
Aku duduk di sofa, menghidupkan lilin aroma therapy berbau ocean dengan gambar pantai di kemasannya dan mulai membayangkan wajahmu, rasa hangat tanganmu, rambutmu yang selalu berdiri tidak perduli sudah banyak pomade yang selalu kau pakai sebelum kita pergi. Kemudian potongan rambutmu yang selalu sama karena kau kesulitan merubah gaya rambut, aneh katamu.
Bau aroma therapy-nya mulai tercium hmm, bagaimana aku bisa mengingatmu dengan bau pantai? sedangkan kau tidak pernah suka pantai, tidak suka kopi, tidak suka jalan-jalan, tidak suka nonton film barat-hanya film komedi-komedi indonesia yang membuatku cringey, kalau tidak salah judul filmya Warkop Reborn. Ah iya, aku ingat film pertama yang kita tonton, aku kira saat itu, sepulangnya aku memperpanjang perjalan kita sampai akhirnya kita jadian. Film The Mechanic- Jason Statham. Kukira kala itu kau tidak terlalu menyimak filmnya. Kupikir kau lebih suka film Indonesia.
Aku masih ingat bagaimana kita menghabiskan malam-malam dengan berjalan-jalan keliling kota, mendengarkan lagu kesukaanku, mampir di coffeeshop kesukaanku, menulis jurnal harian dari buku yang kau belikan karena aku bisa meyakinkanmu untuk menulis di jurnal yang berisi perasaan-perasaan yang kita rasakan. Aku berhasil pula meyakinkanmu mengikuti sebuah pernikahan pura-pura dengan cincin emas plastik pura-pura yang membuatku senang setengah mati waktu itu. Sampai aku ingat, mantanku menghubungiku kembali tapi aku benar-benar sudah tidak ada rasa lagi untuknya, aku masih ingat hatiku penuh dengan pikiran tentang bagaimana hari itu berjalan dengan sangat... menyenangkan?
Aku masih ingat pula bagaimana kau mengajakku mengajar di sekolah terpencil, bermain dengan anak-anak, menghabiskan waktu untuk mengobrol di sepanjang perjalanan, atau hanya membiarkan aku pura-pura tertidur di sampingmu, hanya karena aku sedang terlalu senang dan ingin menikmati waktu-waktu bersamamu. Aku masih ingat semua omelanmu, semua hal yang tidak kau suka tentang aku.
Terkadang, jika aku melihat jeans robek di etalase toko, aku pasti selalu mengingatmu, yang sangat tidak senang ketika aku memakainya, seperti pula sendal coklat atau sepatu hak tinggi coklat, atau bahkan jaket jeans levi's yang kau belikan waktu itu. Kukira, aku masih ingat semua yang pernah kau berikan padaku. Tentang hal hal yang aku berikan? aku hampir tidak ingat, tapi mungkin sebuah gitar, sebuket bunga, yang sebenarnya aku senang melihatnya dan kubeli untuk diriku sendiri, tapi kemudian aku belikan pula untukmu, sebuah jurnal, beberapa kolase foto, sebuah hammock orange yang ketinggalan? ah, lantas apa lagi. Entah aku sudah tidak ingat atau mungkin memang tidak ada lagi.
Lantas bagaimana? Bagaimana cara kita bertemu pertama kali? Apakah itu ketika aku melihatmu di kelas, tak sengaja bersinggungan dengan sikumu yang lantas dengan cepat kau tarik? atau ketika aku harus buru-buru keluar untuk menemui mantanku lalu kau membantuku untuk mengeluarkan mobilku di parkiran yang padat? atau ketika kita ingin nonton dengan teman-teman yang lain lantas yang tersisa hanya kita berdua? atau ketika kau memberiku pesan untuk sebuah kegiatan sosial, yang lantas aku sengaja mencari-cari topik percakapan dari hal hal yang konyol? atau ketika kita tidak sengaja berboncengan selama delapan jam menyusuri hutan dan mulai menceritakan tentang mantan-mantan dan kegagalan-kegagalan hubungan kita?
Entahlah, aku sungguh tidak ingat bagaimana caranya kita bertemu. Mungkin aku sudah lupa. Mungkin semuanya cuma kenangan kabur yang bahkan mungkin tidak pernah terjadi. Khayalanku saja. Mungkin memang sebaiknya kita anggap saja semuanya tidak pernah terjadi.
"Sudah semuanya?"
"Sudah Pak"
"Kamu yakin? Sekali kamu menjualnya, kamu tidak akan dapat memintanya kembali"
"Yakin Pak"
"Oke, ini yang kamu dapatkan. Sebuah botol baru, kosong, kamu bisa mengisinya lagi"
Hari ini, aku pulang membawa sebuah botol yang kosong,
tapi jika kuperhatikan lekat-lekat,
cahaya berpendar, seperti pelangi.
Kemudian tiba-tiba dadaku terasa sesak.
Rasanya ada yang hilang.
Tapi aku tidak bisa lagi mengingatnya.
Bandung.
Selasa, 16 April 2019