aku mengetuk ngetuk di pintu yang tertutup itu.
Perlahan. Dalam, khidmat dan diam.
izinkan aku masuk dan tenggelam...
kemudian tampaklah pualam
yang indah dan sempurna
indah, sempurna tapi percuma
hanya kesia-siaan yang pahit
kita hanyalah engsel dan pintu yang tak lagi pas
karena rotasimu yang telah bergeser meski sedikit
dan aku hanya mulai lelah dan berderik
kita mungkin satu, tapi sudah tak lagi sama
tahukah kamu? tidak ada yang indah dari kepura-puraan
tidak ada yang baik dari kemunafikan
kita berpisah bukan karena hati yang tak lagi merasa
tapi karena memang semuanya sudah saatnya
seperti induk burung yang akhirnya akan melepas anaknya terbang tinggi, pergi jauh
busur panah yang akhirnya akan dibiarkan melesat...
mencari takdirnya sendiri...
mereka saling melepaskan bukan karena sudah tidak ada yang tersisa
hanya semuanya sudah ada waktunya
No comments:
Post a Comment