Suatu Hari Di Hari Pertama Kita
Bertemu
Hari
ini adalah hari pertama kita bertemu.
Aku masih ingat seluruh detailnya secara terperinci. Di sebuah surau dekat kampus kita, setelah
kegiatan di kampus sambil menunggu adzan isya kau duduk bersandar di tembok
dekat pintu masuk, menyilangkan tanganmu, mengangkat kakimu yang panjang
sebelah dengan baju kemeja putih yang sedikit kebesaran dan celana hitam yang
sedikit terlalu panjang. Aku baru saja
mau masuk ketika tidak sengaja melihatmu, entah kenapa kau tersenyum, yang
tentu saja kubalas dengan sebuah senyum yang agak sangsi. Tunggu, darimana kau tahu itu aku?
***
Hari
ini adalah hari pertama kita bertemu.
Aku masih ingat seluruh detailnya secara terperinci. Di salah satu tempat clubbing hits, Fortknox.
Sepertinya kau menunggu kedatangan temanmu di pintu masuk, menggunakan
kemeja abu abu dengan sepatu boots hitam kau berdiri bersandar di tembok dan
menggunakan headset, sebentar,
tidakkah aneh mengenakan headset sementara kau akan masuk ke sebuah tempat
clubbing, mataku mengamati sekali lagi, kemudian tertangkap matamu yang
tiba-tiba saja melihat ke arahku dan tersenyum hangat. Tunggu, darimana kau
tahu itu aku?
***
Hari
ini adalah hari pertama kita bertemu.
Aku masih ingat seluruh detailnya secara terperinci. Aku baru saja dikeluarkan dari sekolah lamaku
karena berkelahi dan pindah ke sekolah di dekat rumahku. SMA baruku kali ini, terkenal dengan muridnya
yang cerdas dan tidak terlalu nakal. Aku
dipindahkan ke kelas 2 Ipa 1 dan wali kelas mengantarku masuk kelas pagi
itu. Wali kelas mengenalkanku ke seluruh
kelas, aku hanya tertunduk malu. Kemudian
saat aku telah mengumpulkan keberanian untuk menatap wajah teman-teman baruku
mataku langsung tepat menatap ke arahmu.
Saat itu kamu duduk di bangku paling kanan, kedua dari belakang. Kaki kananmu keluar dari kolong meja
sementara tanganmu memainkan sebuah bolpoint merah, dan ketika melihatku, kau
tersenyum. Tunggu, darimana kau tahu itu
aku?
…
Hari
itu adalah hari pertama kita bertemu.
Tapi seperti aku telah mengenalmu, jauh sebelum aku tahu hari itu akan
menjadi hari pertama kita bertemu.
Seperti tau tapi tidak tau.
Mungkin saja kita pernah bertemu dan jatuh cinta seperti hari itu di
waktu waktu yang lalu. Mungkin saja kita
terlahir kembali dan takdir membuat lelucon untuk membuat kita lagi lagi jatuh
cinta di hari pertama kita bertemu, hanya saja kita tidak tau itu. Karena di hari pertama kita bertemu, kau
tersenyum dan aku balas tersenyum.
Karena kita tau. Kita telah bertemu
jauh sebelum itu, di kehidupan yang lalu, dan diberi kesempatan untuk jatuh
cinta sekali lagi, seperti dahulu. Tapi
kau juga tidak tahu, bahwa skenario seperti apapun yang kita buat di hari
pertama kita bertemu dan jatuh cinta. Tidak akan pernah berlanjut lagi.
Hari
itu adalah hari pertama kita bertemu. Di
masjid, di tempat clubbing dan di ruang kelas.
Hari itu kita bertemu. Nasib dan
takdir memang tidak ada yang tau. Bahwa
hari itu akan jadi hari pertama, kurang dari 24 jam dan sekaligus akan menjadi
hari terakhir kita bertemu. Sebuah
kecelakaan tumbangnya pohon yang mengenaimu sepulangnya kau dari masjid,
tabrakan beruntun sepulangnya kau dari Fortknox dan tawuran sepulang sekolah
yang tidak sengaja membuat kepalamu terbentur lemparan batu hingga merenggut
nyawamu. Semuanya akan sama saja,
berulang seperti itu saja jika kita bertemu pada hari itu.
***
Hari
ini adalah hari pertama kita bertemu. Di
sebuah café 24 jam, aku baru saja datang satu menit sebelum tengah malam. Aku melihatmu lebih dulu kali ini dan
bergidik, cepat kutundukkan wajahku agar aku tidak melihatmu. Sambil melihat jam tangan kuhitung sampai enam
puluh kemudian mendongak, melihatmu sudah jauh di depan dan duduk berbincang
dengan seorang gadis yang cantik sekali.
Taukah kau? Aku sebenarnya ingin menarik tanganmu dan mengajakmu
mengobrol sambil menatap matamu, aku ingin membawamu ke taman bermain dan
berlarian sepuasnya dengan kaki menginjak rumput basah. Aku ingin mengajakmu ke
pantai kemudian menikmati matahari terbenam sambil berpegangan tangan. Aku
ingin mengajakmu keliling dunia kemudian tertidur kelelahan di pundakmu ketika
menunggu di bandara. Aku ingin
menghampirimu dan memelukmu erat-erat.
Aku ingin, aku mau semua yang ada dalam pikiranku. Tapi hari ini terlanjur
berakhir, tiada kelanjutannya.
Karina
Oktriastra, 15 Juni 2014
p.s:
*agak terinspirasi dari film edge of tomorrow- yang terinspirasi pula dari manga -all you need is kill.
*tapi, tentu, inspirasi utamanya tetap kamu, yang bertemu denganku di hari itu
*agak terinspirasi dari film edge of tomorrow- yang terinspirasi pula dari manga -all you need is kill.
*tapi, tentu, inspirasi utamanya tetap kamu, yang bertemu denganku di hari itu
*this is one of www.pontianakfiksi.wordpress.com project.
Check the web soon for complete story with other storytelling.
No comments:
Post a Comment