Jam tiga pagi, masih tersadar, membaca buku-buku kuliah diselingi dengan menonton, dengar lagu. Jadi merasakan nostalgia semenjak dulu, jaman-jaman masih sma, begitu excited internet dipasang, ga tidur semalaman, begitu juga dengan waktu bisa beli nitendo, ps1 yang dulu gara-gara menang lomba. Kemudian semalaman main game, sampe pura-pura tutup pintu kamar, matiin lampu, matiin suara game biar gak ketauan lagi main. Walaupun merasa bersalah juga, karena gak punya self control dan pergi ke sekolah besoknya ngantuk bukan main. Toh, sebenernya gak pernah ngerasa rugi juga dan ngelakuin hal itu berulang ulang.
Terjaga di jam segini membuat memori-memori masa kecil, ingatan-ingatan tentang apa saja yang dulu dipikirkan jam segini, membuatku tersenyum. Waktu telah berlalu begitu lama, dan aku masih saja merasa menjadi orang yang sama, orang yang sebenarnya tidak terlalu senang berada di luar, menghabiskan sebagian besar waktu membaca, kalau dulu komik-komik fantasi, browsing foto-foto deviantart, membaca artikel-artikel tentang spy, nonton. Yang sebenarnya canggung bergaul, yang lebih sering gak tau mau ngapain kalau ketemu orang baru, yang ngerasa insecure, gak nyaman dekat dengan orang lain, yang selalu ngerasa inferior, gak pede, takut gak diterima orang lain, takut kalau udah ngeluarin kata kata yang salah dan buat orang jadi berpikir jelek, kemudian semalaman bakal gak tidur, inget orang tua, inget apa aja yang udah dilakuin seharian kemudian sedih sendiri karena dulu nakal banget, karena orang tua udah baik banget, tapi sekolahnya main main terus dan gak pernah ranking di sekolah, gak pernah juara kelas lagi waktu sma, takut ga lulus, takut gak masuk kuliah, dan malem-malem, pas lampu kamar udah mati semua ketakutan itu datang dan makin menjadi jadi sampe akhirnya capek sendiri, buka tirai jendela, liatin langit malam dan akhirnya kecapekan sendiri karena banyak berpikir macam macam.
Kukira karina yang sekarang, di 27 tahun hidupnya, masih tidak terlalu jauh berbeda. Masih saja terjaga jika ada kesempatan, tenggelam dalam pikiran-pikiran dan ketakutan-ketakutan sendiri akan bagaimana jika masa depan gagal, meskipun akan lebih baik bila masa depan itu tidak datang. Masih saja keras kepala, tapi suka insecure sendiri. Bedanya hanya, mungkin sekarang semuanya sudah disimpan rapat-rapat, disembunyikan di dalam kepura puraan bahwa semuanya mungkin sudah berjalan baik baik saja. Menaati semua buku motivasi dan pesan pesan tentang bagaimana cara memberanikan diri lagi, untuk terus jalan saja, ke depan, sambil sesekali melihat ke belakang.
Hingga akhirnya muncul pertanyaan, sudah seberapa banyakkah yang kita dapatkan dari waktu yang telah berlalu? apakah kita akhirnya akan sampai pada jawaban dan mampu menjawab jawaban kita sendiri? apakah waktu sudah cukup untuk dijadikan sebuah pelajaran? pelajaran untuk apa? apakah masa depan ada atau tidak akan lagi ada?
Hehe. Pagi sudah makin dekat, jawaban-jawaban memang mungkin belum terjawab, masih belum lelah berlari lari pada jari di ketikan dan pikiran sendiri, belum waktunya istirahat.
Akankah kita masih ada dalam jawaban jawaban yang nanti akhirnya akan kita dapat?
Apakah semua pertanyaan sudah tepat? atau jangan jangan dari awal kita telah gagal melihat?
No comments:
Post a Comment