Revolusi Industri Keempat - Klaus Schwab
Thought Vibration - William Atkinson
Misa Arwah - Dea Anugrah
Akhir-akhir ini rasanya terlalu banyak membaca ebook berbahasa inggris, selesai membaca, rasanya sedikit tidak puas karena rasa-rasanya yang tersisa hanya ingatan-ingatan di kepala, yang mungkin besok sudah lupa, di lemari buku digital, selesai membaca juga langsung lenyap-dihapus karena tidak sabar ingin mendownload yang lain lain dan mengosongkan memori. Membaca buku secepat menjentikkan jari, membaca dengan skimming- melintas kata-kata dengan terburu-buru dan ingin cepat sampai ke inti yang dimau. Membaca buku secara fisik, terlepas keterbatasan topik topik yang ingin didalami rasanya ada suatu checking point berisi buku buku yang menumpuk dan sedikit rasa tidak bersalah karena sudah membaca beberapa hal mengisi waktu.
Salah satu buku yang menarik yang sedang dibaca adalah Dunia Yang Berlari, awalnya aku heran mengapa buku yang seperti novel ini terletak di deretan buku buku sos-pol-filsafat, setelah melihat satu buku yang tidak tertutup plastik aku sedikit terpukau dengan bahasa-bahasanya, buku yang awalnya berjudul Dunia Yang Berlari : Mencari Tuhan Digital ini nyeleneh sekali. hha. Futuristik, menggambarkan keadaan dunia, menjelaskan beberapa istilah-istilah asing di telinga tapi menarik untuk dibaca. Baudrillard, Derrida, adalah tokoh dengan ide-ide yang menarik untukku, karena pemikirannya tentang memaknai kehidupan-filsafat, yang memberikan arti yang berbeda dari pemaknaan realitas. 'Bahasa Filsafat' dan istilah-istilahnya memang berat, mereka seperti punya alam imajinasi sendiri untuk menerjemahkan kegelisahan-kegelisahan dengan tingkat kedalaman tertentu ,dengan metafora-istilah istilah mereka sendiri, hiper-realitas, dekonstruksi, kehampaan filosofis, dromologi, postmodernisme, semuanya merupakan konsep-konsep pemaknaan ulang atas kejadiaan hari-hari yang sebenarnya biasa saja, yang ternyata ketika disentuh kedalamannya, memiliki arti yang mungkin benar, atau sama sekali berbeda dari yang kita pahami. Mungkin memang, kehidupan seperti bawang yang memiliki layer-layer ke dalam- yang ketika kita mengupasnya, bentuknya tetap sama tapi juga berbeda, meskipun ketika kita selesai mengupasi semuanya, jangan jangan yang tersisa hanya kekosongan- sebuah lorong kehampaan yang panjang tapi tetap pula tidak memiliki apa-apa.
"...keseluruhan hidup kita berlalu dalam wahana perjalanan hidup yang dipacu cepat, yang kita sendiri tak lagi menyadarinya..."
-Paul Virilio : The Aecthetics of Disappearance
No comments:
Post a Comment