setetes dahagamu
untuk kucoba
ambang batas
kegilaanku
dan mara bahaya
kau menyalakan
sepercik api
pada pagi
yang membara
di semua kalut
tapi yang tinggal
hanya kabut
dan ingatan samar
tentang segala
yang aku ingin lupa
tapi dari kemarin
ia menggema di kepala
memanggil manggil
menarikku ke dalam
gelap
tempat yang nyaman
menunggumu
aku meringkuk
basah kehujanan
sedang siang telah datang
dan panas terik
melanda kota
bagaimana caranya
aku bisa pulang
45/366
No comments:
Post a Comment