Kadang kupikir, jika kita telah berada di umur 30an dan belum menemukan pasangan. Mungkin kita telah menemukan cinta di hal hal lain. Pada teman yang mengenali duka yang tidak kita katakan, pada sahabat yang mendengar semua keluh kesah dan hal hal kecil konyol yang harus kita ceritakan.
Menonton film ini aku jadi merefleksikan hidupku pula, tumbuh dengan beberapa teman akrab, bersama berbagi kedukaan, kebodohan, ketotolan. Kemudian waktu berlalu tak terasa begitu cepat. Dan mereka masih jadi bagian dari hidup kita. Ia yang paling mengenali kita, walaupun tidak terlibat dalam romantisme percintaan lawan jenis. Mereka ada menemani duka lara, turut bahagia kalau kita bahagia. Marah kalau kita melakukan hal hal bodoh. Tempat berbagi semua cerita dan menghabiskan waktu.
Go Young dengan karakternya yang pendiam dan terbebani akan status dan preferensinya, dan Choi Mi-ae, yang selalu mengutarakan apa yang dia pikirkan, periang dan jujur. Seperti tali benang merah, mereka menemukan satu sama lain di kejadian-kejadian, dan menemukan kecocokan untuk menghabiskan waktu, bersenang-senang di masa kuliah. Kupikir, jika waktu dan fase telah berlalu, segala hal akan ada hal hal baru yang akan menguji hubungan apapun itu. Seiring waktu, keinginan dan karakter manusia akan menunjukkan sisi terburuknya, di luar hal hal yang sekian lama berada di bawah dan terpendam. Kemudian kita akan melewati tes yang akan membuat orang lain akhirnya membuat keputusan, mampukah mereka menghabiskan waktu tanpa kita, memilih tinggal atau pergi setelah semua keburukan datang.
Mungkin, yang pergi juga tak berarti buruk. Setiap yang sudah tak cocok dan memutuskan untuk menemukan orang lain juga tidak salah. Tapi untuk mereka yang tetap mampu memaafkan, tetap tinggal pada asam garam pahit, tentu adalah seseorang yang begitu istimewa, seperti yang diceritakan di film ini.
24/31