picture here
Ia semerdu siulan burung burung kecil di pagi hari
di padang hijau yang luas
mendamaikan
wajahnya cerah oleh harapan
dahinya berpeluh oleh keletihan
tapi di bibirnya tersungging senyum
untuk mentari yang bersinar
setelah gelap pergi
Ototnya berpeluh tentang perang
mulutnya selalu diam bila tak bercerita tentang keindahan
jiwanya bebas sebebas elang
namun hatinya selalu rindu akan pulang
ia jauh disana
namun tak pernah diragukan
ia telah berjalan menyebrangi tujuh samudera
melampaui benua benua
namun ia tidak pernah meninggalkan
rumahnya yang kecil
nuraninya yang kuat
hatinya yang seindah senja
dan setiap rindu akan pulang
ia selalu menundukkan jiwa dan hatinya
ketika lima kali setiap hari
ia menyuruhnya menunggu di sana
di tempat mereka pertama kali bertemu
No comments:
Post a Comment