Guru itu menulis sesuatu di depan kelas, kemudian menghadap murid muridnya,
“Jika seseorang bilang kepada kalian, ‘Mari bawa ke pengadilan’, menurut kalian apa maksudnya? Karena kita warga negara bijaksana dari negara konstitusional, sebaiknya jangan pakai kekerasan dan penghinaan, biarkan hukum menyelesaikannya? Mustahil-“ ia mendengus, murid muridnya tertawa.
“Di Korea, maksud saya, di seluruh negara di dunia, ‘mari bawa ke pengadilan’ , berarti ‘aku akan memberimu masalah besar’-itulah maksudnya” muridnya tertawa.
Ia kemudian menatap sepatu limited edition milik seorang siswa di pojok belakang yang sedang sibuk mengetikkan sesuatu di layar handphonenya.
Ia tertegun sejenak.
Lantas ia kembali berjalan sambil melanjutkan,
“Hal itu akan adil jika ia memang bersalah,
tapi terkadang, kita dipaksa membayar sesuatu yang tidak kita lakukan”
Ia kemudian mengambil ponsel yang sedang dimainkan siswanya.
Siswa itu kemudian tampak gusar, “Kenapa bapak mengambilnya?”
“Ini akan menjadi tugas kalian”
Ia kemudian berbicara di hadapan kelas,
“Jelaskan alasanku harus mengembalikan ponsel ini kepadanya, memakai hukum”
Siswa itu tampak gusar, berdiri dan menghampirinya.
“Bapak ini kenapa?”
Ia menepuk pundak siswa itu.
“Jangan memakai fisik, kita bawa ini ke pengadilan” ujarnya tenang.
Seseorang murid kemudian menimpali,
“KUHP Pasal 329... -Seseorang yang mencuri benda milik orang lain, harus dihukum penjara selama kurang lebih enam tahun atau denda maksimal 10.000 dolar"
Ia menoleh,
"Tapi ini bentuk hukuman berdasarkan aturan sekolah"
"Aturan sekolah adalah aturan internal yang dibuat sekolah. Jadi, tidak sah jika tidak bersentuhan dengan KUHP. Hukuman terberat yang bisa bapak lakukan hanya penalti poin"
"Jawabanmu salah... Meski tidak semuanya. Jika jawabanmu begitu, akan bapak beri 50 poin. Karena bapak tidak berniat memiliki ponsel ini maka tidak bisa dianggap pencurian. Selain itu, ponsel ini akan dikembalikan setelah kelas. Apa itu tetap dianggap kejahatan?"
Siswa itu kemudian menatap teman temannya dengan ragu.
Kemudian, siswa yang duduk di tengah, tidak tahan untuk berbicara..
“UU pasal 37 bab 2, Seseorang dilarang mencampuri urusan orang lain, itu adalah hak dasarnya, tapi hal itu dibatasi oleh hukum. Uu pendidikan dasar dan menengah bab 18.4 menyatakan guru harus melindungi hak siswa yang diakui oleh hukum. Menurut UU hak siswa di Seoul, seorang guru tidak boleh menggeledah atau menyita barang pribadi siswa kecuali mendesak atas alasan keamanan. Namun, menurut UU Fundamental Pendidikan Bab 12, karena ada aturan sekolah dan siswa wajib menaatinya, bapak harusnya bisa memintanya untuk mematikan dan menyimpannya”.
"Sempurna. Benar sekali
Kamu dapat seratus poin"
Ia mengembalikan ponsel itu,
“Kini, kalian mengerti alasan harus fokus di kelas bapak, bukan?”
Jika tidak mengerti hukum, kalian bisa diperlakukan tidak adil"
Di meja paling depan, siswa yang menjadi korban bullying itu kemudian menatapnya.
Tentu saja, kalian memiliki pengacara bintang kali ini, kenapa kalian harus mempelajari hukum? Sederhana saja, sebagai pedoman bagi kalian agar tahu ketika ada yang akan terkena masalah. Seperti yang kalian tahu, tidak ada uji coba dalam hidup, guna memastikan kalian tidak diperlakukan semena mena, mari berkenalan lebih dekat dengan hal bernama ‘hukum’ bersama bapak mulai sekarang, oke?
Kelas pun berakhir.
...
Di atas adalah cuplikan adegan Class Of Lies, drama korea tentang seorang pengacara yang menangani kasus bunuh diri seorang siswi yang kemudian banyak menemukan kejanggalan dalam kasusnya, kemudian tiba-tiba dicabut ijin pengacaranya karena dijebak oleh bosnya. Ia pun menjadi termotivasi untuk mengetahui apa yang salah dalam kasus ini dengan berpura pura menjadi guru hukum dan bahasa jerman di sekolah tersebut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dibantu dengan temannya, ia pun mulai menyelidiki siswa-siswi sekolah bergengsi tersebut yang rupanya memiliki banyak hal-hal menarik berbeda dari sekolah biasa.
Premis typical drama korea, adegan yang menarik, untukku. Sebuah cerita yang bisa aku tonton, adalah cerita yang memiliki alur dan motivasi yang jelas, di drama korea, terkadang hal- dan adegan tersebut menjelaskan alur dan karakter, yang walaupun kadang tampak terlalu berlebihan- tapi memang begitulah drama. Multiplier efek yang dibutuhkan yang diperkuat dengan dialog, dan penggambaran tentang sesuatu, bagaimana cara membuat orang yang tidak suka dan tidak tahu tentang hukum jadi tertarik menonton drama ini? karena sepertinya ini adalah drama yang berkaitan dengan hukum, politik, dan kriminal. Maka dalam penggambaran dialog dan adegan semua hal harus dapat membuat orang related-merasa terhubung, dan dapat dengan mudah membayangkan hal hal yang bisa saja terjadi di kehidupan sehari-hari. Tentu dengan gloryfying-dan highlight entertainment ala tvdrama. Episode awal tampak menjanjikan, meski sampai saat ini baru tayang sampai episode 4- semoga saja tidak seperti beberapa drama yang akan membosankan dan rada gak jelas di tengah dan akhir.
Class Of Lies- Episode 3