Thursday, September 5, 2024

hidup yang tenang, hidup yang menang

menikmati hidup, satu kali lagi. di satu kesempatan tambahan. mengulangi waktu dengan pemahaman tambahan tentang hal hal yang telah membenturkan kepala kita dengan begitu keras. kemudian kita melupakan semuanya, dan mulai dari awal lagi. 

mulai menikmati duduk di taman kecil samping kamar itu sambil menerawang dan menikmati kekosongan, mulai menikmati kopi hitam tanpa gula, dan kopi kopi manis yang mulai membuat kepala nyeri. mulai berhenti berkomentar pada hal hal yang klise. mulai tak membutuhkan validasi pada argumen argumen kosong. mulai tak perduli pada omongan dan anggapan orang-orang yang tak berarti, sekedar lewat di hidup.

kemudian mulai mengapresiasi orang orang yang tertinggal. masih memilih untuk menetap dan menemani kita menjalani hari demi hari dengan sabar, dengan penuh upaya untuk memahami kita dan tak berusaha mengubah diri kita. orang-orang yang meluangkan waktunya dan mengapresiasi diri kita. orang-orang yang mau melihat siapa kita sebenarnya. mau mendengarkan cerita kita, mengerti keinginan keinginan sederhana, remeh temeh dan hal hal kecil. 

orang orang yang melihat kita, apa yang kita lalui dan apa yang sedang kita jalani. dengan atau tidak kita katakan, mereka melihat sulitnya, senangnya, bingungnya, bodohnya, gamam dan bimbangnya. kemudian yang meluangkan waktu mendengarkan, memberikan kata kata yang terasa seperti pelukan.

beberapa takut jadi terlalu tua untuk banyak hal, tapi mungkin hidup baru dimulai, ketika kita benar benar mulai melihat, apa yang penting, apa yang punya arti, kita mulai sedikit paham tentang diri sendiri. mulai tak mendengarkan terlalu banyak dari luar, mulai mendengarkan diri sendiri, mulai melihat ke dalam, memperdalam pemahaman tentang diri sendiri. mulai menyaring apa apa yang mau kita tuju di hidup, apa apa saja yang menyenangkan dan ingin kita nikmati. kemudian memutus rantai apa saja yang memberatkan hidup, yang mengaburkan pandangan, yang membebani perasaan, yang membelenggu kita, membuat langkah terasa jadi lebih berat, membuat kesedihan berkali kali lipat.

mungkin kita memulai hidup, ketika keberanian itu akhirnya muncul dan memenangkan diri kita sendiri. bahwa tak akan ada yang benar benar perduli dan membuatmu bahagia, selain dirimu sendiri. bahwa semua orang hanya gema. dan kau selama ini hanya bercengkrama dengan dirimu sendiri. 

yang lain hanya perpanjangan tangan, tentang bagaimana kau mencintai dirimu. orang-orang yang kau genggam saat ini, adalah dirimu, adalah bagaimana kau melihat dirimu dan mencintai dirimu. 

hidup yang tenang, ternyata adalah hidup yang kau menangkan. dengan gagah berani, dengan mencintai dirimu sendiri, dan dunia akhirnya berputar, memutari porosmu.

128/366 

No comments:

Post a Comment