Monday, September 16, 2024

yang tidak berharap, yang tidak kecewa

harapan muncul di kehidupan manusia seperti sebuah keniscayaan, alamiah pada keinginan manusia dan hal hal yang dilakukan. tentang bagaimana seutuhnya manusia menghindari penderitaan, maka secara naluriah, tentu yang harus dihindari pertama adalah; harapan. karna jika harapan itu sumber kekecewaan, maka mungkin yang tidak berharap lah, yang tidak akan kecewa. pendekatan pemikiran yang menggantungkan diri pada kemandirian berpikir, melepaskan ikatan emosional yang muncul dari hubungan antar manusia yang kadang begitu kompleks, walau terlihat sederhana. 

ekspektasi muncul dari ego yang terikat pada masa depan atau masa lalu, yang menjadi standar dan dasar penilaian kita menilai masa sekarang. menciptakan ilusi ilusi bahwa kebahagiaan itu tergantung pada hal hal yang bisa kita raih, keinginan keinginan yang kesampaian. Hal hal pada faktor eksternal di luar kendali, yang tidak bisa kita pegang, dimana kita biarkan hal hal yang sementara itu mejadi letak kebahagiaan. kemudian, betapa sulitnya melepaskan keinginan keinginan yang kita ketahui bukan menjadi kendali kita itu, sebagai acuan dan tujuan yang bisa mempengaruhi kebahagiaan. tentu harusnya kita dapat melepaskan harapan yang berlebihan itu, untuk dapat menikmati momen untuk tak terjebak dan berlarut larut dalam kekecewaan. 

maka mungkin, hanya yang tidak berharaplah, yang tidak akan kecewa. tapi, apa menariknya tak lagi punya harapan, maka telanlah kekecewaan itu. dan memilihlah, untuk tak begitu merasakan terluka oleh kekecewaan itu. karna mungkin benar, pain is inevitable and suffering, is optional. so, choose the most compatible way of living. and please, be happy in all the process.

No comments:

Post a Comment