Mencintaimu cukup seperempat saja;seperempatnya lagi patah hatiku; seperduanya lagi kemenduaanmu.
@oktriastra
Mencintaimu cukup seperempat saja;seperempatnya lagi patah hatiku; seperduanya lagi kemenduaanmu.
Katakan aku mengada-ada karena apa yang kucari hampir tak kasat mata, tapi bukankah jika kau harus bisa melihat dan membuktikan semua hal secara nyata itu ada maka sama saja membantah bahwa Tuhan itu ada?
Maka akan kujelaskan sedikit: tentang Firman.
Suatu pagi yang tidak jelas, karena hidup tidak pula membutuhkan kejelasan.
Ia datang begitu saja. Tanpa perkenalan, tanpa bicara. Hanya tatap mata dariku sendiri saja. Dan semua yang aku rasakan cukup membayarkan bertahun tahun penantian ketika aku sendiri tidak tahu menanti apa dan siapa.
Semuanya begitu tidak nyata hingga aku membuat sebuah resolusi mutakhir tapi tak mustahil: mengenalnya.
Yang ingin ku percayai, tidak ada yang terjadi secara kebetulan karena kebetulan saja Tuhan punya rencana yang lebih besar. Tapi satu hal yang menjadi 'nasihat' sakti bapakku suatu hari tentang cinta, bahwa rumus cinta itu 99% usaha dan 1% takdir. Maka aku tidak mau menyerah begitu saja pada 1%. Aku tidak pernah percaya bahwa kita kehilangan kesempatan untuk berusaha. Aku percaya usaha, walaupun tidak dapat kita selesaikan di garis finish, setidaknya membawa kita ke suatu tempat yang bukan dari kita bermula.
Mencari Firman mewakili tanyaku tentang pencarian seseorang yang sudah lama hilang. Sosok yang bisa aku jadikan sesuatu yang bisa mengisi kepala tidak hanya dengan strategi dan cara cara tapi juga dengan hati yang sudah kehabisan kata-kata. Karena pertemuan yang sekali saja. Cukup untukku mengenal, kemudian mencarinya hingga ujung dunia.
Katakanlah ini akan sia-sia jika suatu hari nanti aku akan menemukan dia ternyata sudah memiliki kekasih, atau bahkan istri. Tapi tidak semua perjuangan diukur dari hasilnya bukan? bukankah jika semua hal berorientasi dan hanya fokus pada hasil maka hasil dari perjalanan hidup kita ini sesungguhnya adalah mati-dan selesailah semua. Yang bermakna adalah perjalanannya, ketika kita tidak menemukan yang kita inginkan dalam perjalanan itu, tapi mungkin kita akan menemukan apa yang kita butuhkan.
Maka kujelajahi seluruh dunia maya dan seluruh kemungkinan yang ada. Hanya untuk mencari Firman. Mencari Firman merefleksikan sesuatu dalam hidupku: sebuah pencarian yang ngotot dan tak kunjung lelah. Meskipun yang kucari itu belum tentu menginginkan aku, tidak perduli dan bahkan bukan pula menjadi tujuan akhirku. Tapi mencari Firman adalah salah satu bentuk komitmenku akan sesuatu. Jika aku berhenti pada hal ini, maka aku akan berhenti pula pada hal hal lain. Karena jika pada hal yang mampu membuat aku merasakan sesuatu saja aku bisa berhenti, bagaimana aku akan melanjutkan perjalanan pada hal hal yang tidak begitu aku sukai? Maka keputusanku sudah bulat, menemukan dia.
Tapi, hidup bukanlah tentang keputusanmu sendiri, inginmu sendiri saja. Tentu saja. Katakan semesta belum menjawab, atau yang punya kuasa menegur untuk terus mencari, dan menjawab :belum. Ah, yang terjadi aku yakin semua bukan karena tidak terjadi, hanya perkara keinginan kita yang berbeda dari kehendakNya.
Ini bukan akhir cerita, karena hidup baru saja bermula ketika kau tahu apa yang ingin kau cari,
hidup baru saja dimulai ketika kau tahu kau kehilangan apa untuk menemukan kembali.
hidup baru saja akan dimulai seiring kau mencari.
Kemudian, mungkin setelah pencarian panjang kau akan menemukan kembali suatu pencarian yang diresahkan sebuah pertanyaan:
"Sudahkah penemuanmu membuatmu ingin menemukan yang lebih jauh lagi?
but a lyrics on a song tells me: if you cant get what you want, you may get what you need.
Exactly.