bercakap dengan lantang, tertawa dengan keras
mungkin menertawakan kehidupan
setiap pagi adalah awal yang baru untuk membuat dan menyusun ulang kembali diri sendiri. mencari cari apa yang hilang, bekerja dengan apa apa yang ditemukan, menambal yang patah dan yang masih bisa diperbaiki. mencoba, gagal, mencoba lagi, gagal lagi. bertahan.
kadang kita bukan apa yang kita pikirkan, kadang pula ada hari dimana menemukan informasi baru, situasi baru, dan eksistensi lama kita hilang begitu saja. rutinitas yang dahulu, orang-orang yang dahulu bersama kita, akan pergi, berganti. ruangan yang kita lihat setiap hari, akan hilang dan berganti begitu saja. kemudian kita akan menemukan orang orang baru, ruangan baru. dan ternyata, kita bisa begitu saja melupakan masa lalu, dan kembali khawatir dengan masa yang sekarang.
kemudian kadang waktu berjalan sedikit lebih lambat dan memberikan kita ilusi bahwa kita terjebak, pada situasi yang menjemukan, tantangan yang membosankan, keinginan yang banyak dan meluap-luap. ternyata kita hanya butuh jeda, untuk jadi conscious. untuk melakukan refleksi, membuang racun pikiran, sampah digital yang membenamkan dan mengaburkan pandangan. mungkin kita harus mengunjungi lagi masalah inti kehidupan: untuk ada.
waktu terasa terlewat begitu saja. beberapa terlewat dan sungguh dilupakan karena kita disibukkan dengan kesibukan baru sebelum sepenuhnya sadar, melihat terlalu ke depan pula bikin lupa melihat apa yang di hadapan.
kadang dalam hidup, kita tidak bisa mendapatkan apa yang kita inginkan, kadang kita mendapatkan sesuatu dan tidak menginginkannya. kadang kita harus belajar lagi, meski pelajaran itu pernah kita dapatkan dahulu, ia akan datang berulang-ulang, kita akan belajar berulang-ulang. dan segalanya hanya akan selesai ketika ancaman terbesar dalam keberadaan kita akhirnya datang : ketiadaan.
hari ini adalah hari itu. saat semuanya roboh, segala kepercayaan diri yang dibangun, segala afirmasi positif dan motivasi yang diingat ingat kala runtuh. ia telah sampai di puncaknya dan hancur berkeping-keping.
meninggalkanku sendirian, memungut lagi sisa-sisa, menyortir satu demi satu, mencari kepingan diriku kembali, yang sudah lama hilang. fondasi awal dari nol yang harus aku bangun ulang. diriku yang telah lama hilang.
waktu adalah permen karet yang melekat pada memori yang berlalu terlalu panjang. sulit dicerna. mungkin harus dibuang- walau ia akan menempel dan kembali lagi. ia tidak bisa benar-benar hilang.
09/11/2021
kadang ingin mengutuk diri yang terlalu tak kejam, kadang pula ingin menyerah kalah. kadang pula keinginan datang dengan menggebu gebu. dan kenyataan, akhirnya memang harus diterima.
menjadi bagian dari hidup seseorang adalah hal yang menyenangkan, pada kata kata yang tak habis diucapkan setiap hari, pada perasaan yang berubah, hati yang menghangat, tiap sentuhan yang sampai ke hati.
perasaan tak ingin jauh- berharap, bisa menikmati waktu bersama sedikit, lebih lama lagi.
kemudian angin berubah, keinginan berubah, diikuti perasaan perasaan. yang entah apa algoritma dan polanya, aku tak pernah tau hingga sekarang.
percakapan yang jadi kering kerontang, hubungan yang hambar, perasaan yang sudah tak lagi sama.
tidak ada kesimpulan lain yang bisa diambil. selain merelakan.
merelakan kata andai saja, semuanya tak berubah, andai saja aku melakukan sesuatu lebih keras, mungkin perasaan itu masih ada, mungkin perasaan itu masih terjaga dan tak perlu ada lagi kehilangan dan kesedihan yang menghantui tiap terjaga, tak lagi pada malam malam mimpi.
kehilangan adalah perasaan yang tak pernah bisa dikhatamkan, dikuasai, seberapa sering pun ia pernah mampir. tak akan pernah jadi handal dan piawai.
aku harap kehilangan dihapuskan saja dari muka bumi, seperti perasaan perasaan yang bikin kesulitan, sesak, berat, tak produktif- rasanya ingin tidur yang panjang dan tak bangun lagi. capek.
hari ini terasa berat, mungkin besok akan lebih ringan.
mungkin semua perasaan kehilangan ini akan hilang, dan bisa terlewati dengan baik baik saja. mungkin pula besok datang lagi kebahagiaan, seperti yang kau pikir takkan pernah kau dapatkan lagi sebelumnya.
waktu masih berjalan, kemungkinan dan pilihan, masih terhampar luas ke depan. harapan, selalulah kita letakkan harapan itu, lima senti di hadapan, satu langkah di depan, di hari esok bila masih terbangun.
marilah percaya.
tiap tiap fase hidup kadang mengajarkan hal hal yang berbeda. membuat kita mengalami- perasaan perasaan yang berbeda pula. dari seluruh dinamika dan variasi kejadian-kejadian. ada yang mirip, tetap berat, yang membuat berpikir, mungkin kita masih belum 'tuntas' menamatkan fase yang sebelumnya. sehingga kejadian bisa terulang kembali.
semacam ingin memberi pelajaran, diuji lagi dengan masalah yang sama- mencoba lagi mengolah, mengontrol perasaan. barangkali makin kuat menahan diri, di tengah antara ingin melakukan semuanya karena hidup cuma sebentar, dan karena-nya, jadi semakin berharga dan kita tidak ingin menghabiskannya dengan hal-hal yang konyol dan tak punya value.
menemukan orang yang tepat. hampir terdengar seperti utopia, tak perlu lagi punya pengharapan untuk apa-apa yang dilakukan. barangkali bertemu- barangkali pula terlewat.
dalam hidup, bertemu bermacam-macam orang, berinteraksi, bercakap-cakap, mengira-ngira, apakah pada akhirnya kita menemukan orang yang tepat itu. momen, situasi, juga menentukan, di fase mana kita bertemu seseorang, apakah terlambat, apakah terlewat, apakah jadi yang tak pernah selesai.
kepergian seseorang, harus pula dirayakan seperti kedatangannya. yang mengubah hidup jadi semakin berwarna, dengan suka dan dukanya, dengan berdarah-berdarah mencoba mengerti satu sama lain, dengan tiap pertengkaran dan putus asa- untuk bisa menyatukan pendapat dan menurunkan sedikit ego- untuk bisa bersama lebih lama lagi.
tapi ketika semuanya terasa sudah semakin berat- begitu berat hingga rasanya cuma ada luka perih yang ditetes-tetes garam, berhari hari, berminggu-minggu, berputar di labirin yang tak punya jalan keluar.
barangkali siapapun yang punya kewarasan- akan selalu berpikir yang terbaik untuk dirinya sendiri.
untuk keluar, untuk akhirnya pergi, seberapapun perasaan yang masih tertinggal.
diam diam memiliki pengharapan, tapi tak mau lagi terlalu berharap. memiliki kepercayaan- karena hanya itu lah yang kita punya, meletakkannya pada beban masa depan yang belum diketahui- untuk bisa meyakinkan diri berpikir yang positif, yang indah, yang punya hikmah.
bahwa apa-apa yang pergi, akan kembali, meskipun dengan wujud dan esensi yang berbeda. semoga hidup kita juga tak hanya diletakkan pada penemuan dan pencarian yang hilang-hilang, tapi melampaui itu semua -mengalami segala.
semakin berumur, mungkin semakin sulit menemukan tenang, atau tiba tiba menyadari harga dari ketenangan yang semakin mahal. sadar bahwa ternyata hal yang dulunya sederhana seperti ketenangan, tiba tiba saja dibutuhkan. di tengah riuk pikuk hidup, kesibukan-kesibukan, atau malah waktu senggang yang tiba-tiba membuat sedikit terganggu karena sudah biasa hilir-mudik.
ternyata waktu dan diri tak kemana-mana, hanya kadang tidak penuh disadari, terus berjalan, terus bertransformasi. dengan jiwa yang masih sama, masih lekat dengan hal hal yang pelan pelan menggunung, dan jadi terasa berat.
begitu banyak dalam hidup ini yang tidak bisa kita kontrol, kita kendalikan. kejadian-kejadian, pemikiran orang, prasangka orang, kesalahpahaman, yang kadang mengganggu ketenangan pikiran.
terkadang, semuanya terasa buru-buru menuntut jawaban, menuntut kejelasan, ego dari diri sendiri yang terluka dan ingin buru-buru meyakinkan orang lain -kalau diri ini tidak seperti yang orang pikirkan, bahwa diri ini benar, baik, -dan tak jahat. ego yang terluka jika dipandang jelek, kurang, bodoh, tak pandai. atau emosi yang naik karena orang lain melukai diri kita, dengan perkataan, dengan asumsi, dengan perlakuan, dengan tidak menghargai.
semuanya kadang memicu amarah, kegelisahan, gejolak yang membuat riak-riak di samudera hati yang tenang. bahwa riak adalah natural, terjadi secara alamiah, tidak bisa dielakkan, tapi hari demi hari, kita harus mampu menyesuaikan layar. memahami diri sendiri, memberi porsi diri kita agar tidak melenceng dan jatuh terlalu dalam dan jauh.
semakin hari semakin tau, bahwa kebocoran perahu kecil diri adalah hal yang lumrah, kita hanya harus membuangnya sedikit demi sedikit- karena terlalu banyak akan menenggelamkan kapal, dan jika tidak ada celah maka akan tak imbang dan lama berjalan.
bahwa hidup adalah pelajaran demi pelajaran, langkah demi langkah yang tidak berhenti.
berhenti untuk tenang sedikit, sebentar, menahan diri, sedikit lebih lama, membuang yang jelek dan negatif- menggantinya dengan yang baru dan yang lebih baik di tiap perhentian.
semoga- bisa menikmati perjalanan, berpetualang dengan menyenangkan, dan sampai di tujuan dengan kebaikan, kebijakan, ketenangan.
25/10/21
sepercaya apa juga seorang manusia untuk mengikatkan dirinya, membuka hatinya untuk menerima orang lain- mempercayakan apa yang dijanjikan, meletakkan harapan. pada orang lain, yang ia kenal, yang ia kira ia tahu, yang di dalam hatinya ia percaya- kalau orang itu tidak akan mengkhianatinya di masa depan.
kemudian, apa lagi artinya sebuah perjanjian- jika ia hanya mengikuti hati manusia- yang mudah berubah, dan mengikuti masa depan- yang tidak akan pernah kita ketahui.
sudah berapa kalikah kamu pernah mendapati seseorang berjanji padamu- dan mengingkarinya. kata kata yang tipis dan mudah terucap pada hari hari bahagia tanpa beban. semuanya akan berubah ketika hari jadi gelap dan berat. ketika hal hal jadi berubah nilai dan makna sedangkan kau masih sama saja seperti yang dahulu. kemudian orang-orang mengingkari janjinya untuk tetap tinggal, dan pergi begitu saja. kehilangan makna- kemudian kau belajar lagi cara-cara mengikhkaskan, merelakan, kemudian membahagiakan diri sendiri lagi. untuk jadi cukup dengan diri sendiri.
pada akhirnya kita tidak akan pernah benar-benar bisa mengontrol orang lain, memegang kata-katanya dan menggantungkan seluruh hidup kita pada itu, karna akan jadi terlalu berat untuknya pula. pada akhirnya kita cuma bisa mengambil perspektif, bagaimana untuk membahagiakan orang lain- sebesar apa arti orang lain di hidup kita. apakah sebesar makna janji yang diberikannya- atau ternyata kebahagiaan itu tidak lagi diletakkan pada janji yang harus ditepati ketika akhirnya kau memahami hatinya.
kita akan tinggal dengan diri sendiri, mencari cari bahagia sendiri, menambah pilihan, peluang peluang di masa depan dengan usaha yang bisa dilakukan, investasi jangka panjang yang dicicil sedikit demi sedikit, hari demi hari, hati demi hati. selalu meningkatkan dan menambah nilai untuk diri sendiri. hingga akhirnya di penghujung hari bisa berkata;
"i already did my best, if you fail at our promises, its your loss, not mine".
until now, i life in gigantic moments of having no idea- or doing whatever comes. following the constructed society or following the order. sometimes its easy to go with the flow because we dont need to do the extra effort, just riding the wave, even we dont like the wave.
sometimes the grand question of my life is : why should i do that?
why people demand me to do the certain things i dont wanna do. why unconsciously i follow the rules when i dont have time to think about it. the more age i go, the more i have this resistance to not doing things i dont like, to not engage to activities that doesnt give me value, to leave the situation that doesnt benefit me, to leave the circumstances that doesnt give me new perspectives.
now, i kinda like to not sorry saying no. its relief.
im okay to be hated. i once tried to be liked and it just never worked too. so i dont care about it. people too. they shouldnt leave their expectation to me, they shouldnt tell me what to do if im not asking.
so today you leave me hanging again, and then it bites me a little. but i think im stronger than yesterday. you know, life's trial will come again if i cant pass the test. i still cant get away and passed in this exam but i am willing to try. to keep going and start to focus to the good things in life. the recovery time will going shorter and shorter until it doesnt matter anymore.
hardship always give me the valuable lesson. in my past relationship, it was easy until its hard and im falling apart, the recovery is too long and broke me inside. but i think with this kind of relationship, or whatever the name is. i learn to control my feelings too through all your bullshit and all your words.
it means that i should go through all the feelings, experience it all in order to understand more. to go deep again and recognize what's inside my heart, to know my self more, to love my self more. in order to searching for other people to be my company, thats me first, need to know myself, need to understand what i really need, what i really wants, how to handle myself. and then if im ready, i can open my heart again to suitable people who match into my preferences and could use my company too.
hari itu kau datang lagi, dengan secangkir kopi susu strong large seperti yang biasa kupesan, lewat gojek yang dikirim ke kantorku dan menanyakan kabar. berhasil, membuatku senyum siang itu. entah maunya apa lagi. sudah dari senin, aku sudah bersiap-siap. menyusun hatiku yang habis diobrak abrik, menyusunnya lagi pelan pelan, satu satu. hari itu, pertahananku runtuh sebentar.
pada percakapan itu tentu aku bilang aku begitu merindukanmu, tentu. ingin rasanya berhenti menahan diriku sendiri dan hanya tinggal dengan nyaman bersamamu. tapi di hidup ini, kita tidak bisa memiliki semua yang kita inginkan dan menginginkan kita, bukan?
ada yang namanya logika dan akal sehat, hitung hitung. tidak ada yang tahu tentang masa depan, tapi sudah jadi kewajiban buat mempersiapkannya, or at least - berusaha. menyiapkannya sebaik mungkin.
pergi darimu itu berat, sulit. kadang aku terisak sendiri, kadang juga aku betah memandangi kontakmu dan menahan keinginan untuk tidak menghubungimu lagi. tapi aku tau ini semua pasti akan berlalu.
coba diingat-ingat lagi perpisahan terakhirmu yang begitu menyakitkan. semua akan sulit pada awalnya, seperti mengayuh sepeda. lama-lama kau akan mendapatkan keseimbangan dan kau hanya akan melaju.
aku pernah, jadi yang terlalu berharap, jadi yang terlalu berat melepas, semuanya tidak ada gunanya. lebih baik kita menahan sakit berpisah daripada menahan sakit bertahan pada hubungan yang tak punya apa-apa lagi.
aku kira kejadian kejadian buruk (dari perspektif kita) adalah hal hal yang selalu bikin kita belajar. bahwa perasaan perasaan hancur dan sesak di dada itu juga valid. tidak apa-apa. bahwa kita butuh waktu untuk memvalidasi perasaan itu, menerima bahwa kita juga punya perasaan itu di hati kita. menerima. kalau semuanya terjadi. dan berangkat dari situ, kita bisa mulai berpijak dan mengambil langkah untuk kembali berjalan, melanjutkan hidup. melepaskan.
barangkali, perasaan- entah apapun itu, sayang, cinta, ketertarikan: memang selalu datang tanpa kita duga, tidak direncanakan, begitu saja terjadi, -itulah yang membuatnya selalu menarik. tapi tentu, kita juga punya kuasa. untuk menahan diri, untuk mengambil pemahaman kalau ada hal hal yang perlu ditimbang dan diperhitungkan. bayangkan jika semua orang di dunia ini tidak bisa menahan diri. tentu dunia ini akan jadi tempat yang begitu kacau. jadi, cukup di hatiku saja yang menampung kekacauan itu kali ini.
perasaan tidak pernah salah, ia datang dari hati, gak sempat mampir ke otak, biasanya. seperti aku yang rasakan saat itu, saat pertama kali bertemu denganmu. perasaan yang aku kenali dengan cepat, debar yang aneh, berbeda dan bikin aku mati kutu. dari awal pertama kali kita berkenalan, aku sudah mengenali hatiku.
tapi perpisahan kita kali ini juga bukan hal yang buruk buruk amat. setidaknya, aku tahu kau juga menyayangiku dan memiliki perasaan yang sama denganku pada saat ini, despite whatever the circumstances are. sekarang, sudah saatnya berbenah dan mencerna perasaan itu sebagai acuan kita untuk menjalani hidup sebaik-baiknya, melanjutkan hidup, karena kita memiliki orang yang tulus menyayangi kita- dan tulus, hanya mengharapkan hal hal baik - terjadi untuk kita. selalu berusaha menghindari kekacauan, kebingungan, keputusasaan- menjadikannya satu langkah lebih baik, menjadi lebih dewasa dan lebih bijak dalam mengambil keputusan-keputusan berat dalam hidup. aku mengenalmu sebagai laki laki yang baik- aku tahu kita juga bisa mengakhirinya dengan baik.
terimakasih pernah mampir, dan bikin bahagia. adios!
hari ini adalah hari pertama aku melihat tempat kejadian perkara : seorang lelaki ditemukan tewas sendirian, headsetnya masih terpasang, kartu identitas menunjukkan ia berumur tiga puluh lima tahun, rokok dan kopi di sebelah, laptop rog yang menyala. anak istrinya berada di pulau seberang. tubuhnya kaku dibungkus selimut, agak bersyukur aku tidak melihat wajahnya langsung. aku melihat foto identitasnya, masih muda. mungkin serangan jantung.
baru juga beberapa minggu yang lalu aku juga mendapatkan kabar, bos temanku, teman yang sering ngopi denganku dan beberapa kali menceritakan tentang bosnya, meninggal di umur tiga puluh lima juga. beberapa kali aku pernah melihat bosnya. dan temanku tiba tiba memotret meja kerjanya dan barang-barang yang ditinggalkannya setelah aku mendengar kabar ia meninggal tiba tiba.
selalu ada perasaan yang janggal melihat barang barang dan tempat orang yang baru saja meninggal.
seperti pengingat kalau arti kehidupan, ya begini saja. tiba tiba suatu hari kau akan meninggalkannya, tanpa peringatan, tanpa aba-aba. mungkin ada buku yang sedang kau tulis, lagu yang sedang kau dengar, pekerjaan yang sedang kau kerjakan, hal penting- atau hal tak penting lainnya. kematian tidak menunggu apa apa.
ada beberapa kata-kata dari bapakku yang selalu aku ingat 'kalau kita mati- ya semua urusan di dunia sudah selesai, tidak usah dipikirkan, tidak ada lagi urusan'. mungkin beberapa kata kata selalu aku ingat dan membentuk perspektif tertentu di kepalaku. kepercayaan kalau ya, memang begitulah hidup.
aku ingat seorang teman pernah bercerita kepadaku kalau ia takut mati, takut tidak meninggalkan apa-apa, takut dilupakan orang, takut tidak lagi diingat.
aku kemudian langsung bereaksi, ya enggaklah ngapain dipikirin kan nanti kalau mati gak ada urusan lagi, ngapain mikirin orang. kalau dipikir, aku jadi sedikit merasa bersalah untuk menanggapi temanku seperti itu. kupikir, kita punya cara sendiri sendiri untuk memaknai kehidupan, juga memaknai kematian.
aku pikir, mati juga jangan terlalu dipikirkan, toh nanti semuanya akan hilang begitu saja. semuanya sia sia, sekaligus akan jadi penuh makna kalau dipikir lagi. ya, di tengah tengah saja.
pemikiran yang bisa bikin anxiety sedikit berkurang. toh, orang juga pada akhirnya akan melupakanmu, melanjutkan hidup, dunia akan terus berputar. tidak ada gunanya berpikir terlalu keras dan membebani. tapi tentu, perlu pula berpikir untuk memaknai kejadian kejadian hidup. agar membuat hidup kita jadi punya makna untuk hari ini, agar hari ini, detik ini jadi penting dan lebih punya value dan makna.
memikirkan kematian, di jam setengah satu pagi.
12.35 am
malam membangunkanku, mengingatkan, betapa cinta punya waktu sebentar dan tinggal dalam waktu yang lama. keinginan yang harus dipendam dalam, angan yang harus belajar bersabar lagi.
berandai andai, kalau saja semuanya tidak berakhir, kalau saja semuanya tidak seperti ini. mungkin, mungkin aku akan berbahagia.
tapi manusia memang dikutuk untuk terus menyesal. sekalipun rasanya, memang tidak ada lagi pilihan.
mungkin kita hidup hanya berdasarkan algoritma yang akan terus mengantarkan kita pada pilihan pilihan yang tak bisa kita tolak. keberuntungan dan kemalangan yang berganti. membuat mengeluh, sekaligus diam diam bersyukur beberapa hal yang memang harusnya terjadi.
malam selalu datang dengan penyesalan dan 'andai saja'. andai saja aku tidak memulai untuk sedikit menumbuhkan harapan, tentu cinta tidak akan semengecewakan ini. andai saja aku mampu menahan diri untuk tidak terjebak dalam hubungan rumit yang tak ada ujungnya ini, andai saja aku tidak mendorong dan menuntut sesuatu; mungkin saja kita masih akan menghabiskan malam dengan bercerita, dan aku yang akan menangis diam-diam, menginginkanmu dengan lebih. toh, malam ini aku sama menyesalnya dengan malam yang kuhabiskan denganmu. bedanya, kau tidak lagi disini.
kita hanya bisa membiarkannya terjadi. hingga akhirnya melupakan dan melewatkannya. semuanya akan terjadi.
tiada daya dan upaya. tidak ada yang bisa memaksakan apa apa pada cinta. tidak pernah ada yang kuat dan mampu. kita akan selalu jadi orang yang kalah dan bertekuk lutut.
12.04 am
Menonton James Bond selalu jadi healing sendiri, apalagi waktu memang butuh perspektif baru. Ditambah, film Daniel Craig terakhir ini juga emosional tapi tetap dengan visual yang menarik.
Kisah cinta James yang penuh dengan wanita-wanita cantik juga akhirnya jadi bucin dengan Lea Seydoux, sebagai Madeline. Bahwa dalam petualangannya yang seru itu, cinta selalu jadi motivasi dan aspek kuat yang menarik sebagai alasan yang terbaik untuk menjalani hidup.
membaca @thegoodquote yang menyenangkan siang ini.
di hidup yang penuh huru hara. rasanya tidak sempat mau tenang. malah makin mencari kesibukan karena kalau sepi sendiri rasanya malah lebih menakutkan. tidak ada hal penting yang benar-benar mengkhawatirkan, hanya hidup pada umumnya. yang membuat gelisah. rasanya semua ingin terpecahkan saat ini juga, semua tanya harus terjawab, semua kerisauan harus jadi damai.
padahal, mungkin tidak apa masih tertinggal perasaan yang belum selesai. mungkin tidak apa masih ada ragu dan khawatir buat masa depan. mungkin, tidak apa untuk jadi rapuh, tidak kuat dan lemah sesekali.
oktober. bulan yang spesial untukku yang merasa biasa. bersama jutaan orang lainnya, akan merayakan perayaan sekali seumur hidup dimana ketakutan ketakutanku datang: tiga puluh tahun. mulai sadar kalau diri ini masih tua, tak memiliki banyak hal yang umumnya dimiliki orang lain, sekaligus kupikir, memiliki hal yang jarang dimiliki orang lain pula.
dimana momok dan gelisah begitu nantinya akan menjawab pertanyaan orang lain perihal umur berapa: tak lagi muda dan berbahaya.
bulan yang rasanya sekarang aku takuti. terutama, di tanggal 5 ini, dimana baru lima hari berjalan. rasanya sudah terhantam kenyataan-kenyataan. aku pun berdarah darah (secara harfiah), dan compang camping mencoba bertahan, menahan perasaan perasaan mau berteriak menyerah kalah atau mematikan langkah sendiri karena begitu takutnya.
pikiran sendiri yang begitu kencang memanipulasi dan memerintah buat takut, nyali yang tiba tiba ciut menjalani hidup begitu ketrigger hal hal dan kesalahan kecil yang terus menerus menghantui apa apa yang dilakukan.
otak yang memaki diri sendiri 'goblok', atau trauma dan masa lalu yang memanggil, mengingat ingat hal hal yang meruntuhkan hati.
semuanya perasaan sedang berpesta, dan aku cuma host yang bergegar mengumpulkan semua orang dan menendang keberanian buat bertahan atas semua yang tak bisa aku kendalikan. berusaha agar pesta kali ini semua tidak hancur lebur. atau setidaknya, selesai tanpa hal hal ekstrim yang konyol, menjaga kebanggaan untuk diri sendiri agar tetap punya harga diri, berusaha terlihat punya kepercayaan diri padahal di 'dapur kotor' semuanya chaos.
entah apa yang terjadi setelah oktober berlalu. tapi rasanya, di hari kelima, aku hanya ingin keluar dan bertahan dengan selamat. cukup.
#31catatanoktober
akhir-akhir ini, rasanya begitu banyak yang terjadi. mimpi mimpi yang kecil, ketakutan-ketakutan, perasaan yang sudah lama tidak dirasakan. semuanya terjadi begitu saja. membuatku serasa lupa bernapas.
air mata jatuh lagi dengan keras. mengingatkanku untuk punya jeda. menarik napas, menghelanya dalam dan kembali berkontemplasi. ngomong sama diri sendiri tentang yang mana yang salah, atau, tepatnya, yang mana lagi yang bisa aku lakukan di antara hal hal yang terjadi yang sudah tak bisa lagi aku kendalikan
terbentur keras sekali lagi. biar kepala bisa lancar mengingat, tidak lagi jadi bodoh. terus belajar lagi. melakukan lebih banyak.
tapi kadang juga rasanya capek banget, jenis capek yang gak bisa hilang hanya dengan tertidur. sepi yang gak bisa hilang juga dengan bersama orang lain. kekosongan yang hanya bisa diisi diri sendiri.
adakah waktu yang tepat untuk memulai? semakin dewasa, semua pilihan ada di depan mata, tak ada tekanan untuk melakukan apa-apa, sekaligus rasa bersalah harus mulai melakukan sesuatu untuk menjalani hidup. di batas mana semuanya cukup dilakukan.
menyerah juga percuma karena penonton hanya diri sendiri. semua juga hanya di angan-angan, mengambang bebas, bertanya tanya.
adakah jawaban yang akan benar benar ditemukan pada apa apa yang ingin dimulai.
mampukah semua mengisi kekosongan dan lubang yang memanggil di tepi jurang?
#31catatanoktober
Netlix Mini Series : The Chair
Menjadi Ketua Jurusan di era sekarang, dengan gerakan mahasiswa, dan perkataan yang harus dipikirkan matang-matang, menjadi tantangan bagi Dr Jii Yoon-Kim untuk memimpin jurusan sastra inggris bersama dengan dosen-dosen senior, politik kampus dan permasalahan pribadinya.
Bersama dengan teman lamanya, Professor Bill Dobson yang tidak sengaja membuat kekacauan, Dr Jii Yoon-Kim harus memecahkan masalah yang semakin rumit sementara mulai mengembangkan love interest dengan sahabatnya itu.
Mini series dengan enam episode ini memiliki premis yang menarik, tentang bagaimana seorang perempuan, memberdayakan dan 'berusaha' memimpin dengan cara yang spesial khas perempuan, tentunya. Serta menggambarkan sosok Dr Jii Yoon-Kim yang juga memutuskan untuk mengadopsi anak meskipun tanpa suami, yang semakin menambah kompleksitas dan sisi sisi lain dari penggambaran cerita di series ini.
Wanita di series ini memang digambarkan sebagai sosok yang memiliki masalah yang kompleks, memperjuangkan 'posisi'nya sebagai pemimpin, karier, menuntut kesetaraan dan mendapatkan kesempatan yang sama, upaya menyeimbangkan antara professional life dan personal life, berusaha menyeimbangkannya dan tetap dapat menjalani hidup dengan dinamika dinamikanya.
#movierecommendation
Recently my focus just feel off. I feel unmotivated and everything seems like draining my energy. I dont know why this feeling just linger longer than usual. Maybe because it feels like im losing touch with my past relationship and life starts feels so empty. Im losing one meaningful relationship and it cause me to this annoyed mood that makes me feel bad mnyself.
I recognize this feelings and then start to find some help and organizing it. And here i am, writing and try to explaining the issues that i feel, i try to tracking down the 'why' and the reason why im feeling it.
I may cut the relationship too fast, end up regreting it. I always thing that i am this independent and strong woman that have all the things i need and then when people makes a mistake - a mistake that hurts me. I intend to cut all the bridge and suffering my self. I dont know, sometimes it feels more harm to my self, to pretend that i am more superior, but im hurt as much as it.
I dont know whats right and wrong, as i believe that everything have perspective and no such thing as 'absolute truth'. We live by this perspective, this beliefs we want to hold, to make us can cope on the hard situation.
One of the advice i read on fast company article is : asking my self 'what can I do everyday that makes me feel fulfilled? what do i need in a job to make me enjoy it?
Maybe some of my to do list thing is : to be able to speak my mind strategically, not as an impulse, to be bold and not taking it personal and stop overthinking everything, especiall things that i cant control.
My job is not my life, its not defining me, its not where i put all of my resources, just a part of it. Because i still have anything else out of it. Dont put all the eggs in one bucket- put your happiness in some baskets that you can still find it anywhere.
Try to let go. Let go of things i cant control, things that cant make me happy. Try to own a decision, believe it, and keep going. Show up, face the uncomfortable situation, and let it happen. You are not perfect and never will be, there will always be this loophole you cant avoid. But its okay. You can still own it and deserve happiness.
Sunday always leave me with this uncomfortable situation with my thoughts, space to reflect of how my life is, to think about my mistakes, my failure, my messed up decision. Leave me alone and cant help but start to makes me wonder.
i should go on, and find... or create more interesting to do to sparks the light.
Its always this melancholys vibe when it comes to weekend. Especially when i dont have any drunk plans or more interesting person to meet.
Weekend will be always be dilematics for me, for doing things that makes me happy, to be left alone with my thoughts and ask my self, what do you really want? do you enjoy your typical, daily, and this ordinary life? or do you start wanting something more for yourself that makes you feel more alive and stop feeling numb?
do you even love yourself enough to be happy and stop feeling stuck and depressed in your sad fate and unlucky situation. can you finally come up with the idea that you are worth enough and deserve more than who you are now? do you really want an upgrade or you just dealing with some shit over and over again because you just feel afraid and scare to be the one that left alone?
The overthinking weekend, the hopeless one. Feeling lonely and wondering, do i have more future, can i move from my situation and get out from the 'stuck' spot i deal with? can i get my own happiness to be that independent, bold, fun, fearless woman i always have in my thoughts or have that dream house, dream car, and things i always wondering i can have?
The gap from the dream and the reality, in the weekend. To be the one who have more power to act in the devastating situation, unlucky fate or messed place to come out, to be more than what you are before, to grow more enough to make something good enough for yourself before you die and leave this world, but also satisfied enough to do the crazy and enjoying the fucking proccess in the making.
for that i will say, happy weekend. and hope i can find the 'happy' part.
Tidak ada yang ingin aku keluhkan kali ini, tidak pandemi yang menyapu habis seluruh kota, tidak orang-orang yang semakin terpolarisasi dan bertikai, tidak larangan untuk pergi kemana-mana, tidak pula paycheck yang semakin hari semakin berkurang. Tidak kecemasan, tidak pula kesendirian.
Katanya, apa yang ditakdirkan akan menemukanmu, kemanapun kau bersembunyi. Toh kematian juga akan menemukanmu sekalipun kau sendirian dan bersembunyi.
Tidak ada hal luar biasa terjadi, tidak pula yang tidak biasa, hanya hari hari biasa yang membosankan. Tidak ada kendala dan masalah yang terjadi. Hidup bergulir seperti snowball yang terus melaju, nyaman, tak berpikir.
Kekosongan jadi gema yang memanggil manggil di ujung lorong, tapi masih begitu jauh dan aku belum benar-benar melihatnya. Kegelisahan untuk jadi isi tanpa makna atau mengisi entah apa saja, hingga mampu tuli mendengar yang memanggil manggil, kekosongan.
Atau aku hanya sedang mencari, tapi mengapa rasanya malah terasa seperti menggali gali kubur, orang, kenangan-kenangan yang masih tersisa di kota ini. Merindukan semua yang hilang, yang takkan ada lagi.
...
Film yang cukup menarik karena awalnya aku hanya membaca review yang menarik tentang film ini di twitter, terus tenggelam dalam 8 episode ceritanya. Penceritaan dengan twist dan mengungkap satu persatu layer, seperti bawang.
Paling suka dengan ceritany Lorena, detektif dengan kompleksitas dan ngotot, dan kesel sama mateus vidal (awalnya) yang kayaknya pasrahan sama clueless banget. hhi.
Bakal belajar banyak dari film ini tentang mengungkap misteri satu demi satu. Layer per layer dengan elegan *halah.
Awalnya juga cukup clueless dengan karakter yang rame dan muka muka aktor yang gak familiar. Tapi akhirnya jadi roots for the struggling of the whore to make a living.
Totally film yang buat mikir *dan mengingat ingat cerita cerita sebelumnya.
8,5/10
Aku bukanlah orang yang terlalu agamis dan rajin. Jauh pula dari orang yang orientasinya keluarga banget. Perjalanan hidup yang penuh dinamika dan lika liku, kadang juga membuatku frustasi dan ingin menyerah pula. Lebaran tahun lalu aku berada di Bandung, tak bisa pulang karena pandemi dan tak ada penerbangan. Jadi tahun ini aku kembali di Pontianak. Tahun ini sepi, adikku juga tak bisa pulang, sedang adikku yang satu lagi, entahlah, aku tak pernah bisa benar benar berkomunikasi dengannya.
Percakapan dengan beberapa om dan tante, adalah percakapan klise dan asal. Walau aku merasa ada beberapa om dan tante yang kayaknya selalu hati hati dan pandai berbicara. Aku senang bertemu orang-orang seperti itu setahun sekali- orang orang yang tampaknya punya boundaries dan tak asal nyeletuk basa basi yang menyakitkan hati. Walaupun aku bertemu pula dengan yang menyebalkan dan rasanya omongan yang dilontarkan benar benar menyakiti hati dan membuatku merenung sedikit lebih lama. Walaupun juga aku telah melewati ini berkali kali, tetap saja rasanya nyesek- hehe.
Tahun ini sepertinya aku mengambil spasi dan jeda- dari grup yang tak penting. Keluar dari grup wa keluarga ternyata tidak apa apa, toh selama ini aku juga silent reader- seperti grup grup lain. Aku pikir kini aku tak punya kewajiban untuk berusaha- entah apa, diterima, mungkin? selaras dengan pemahaman yang kini diberikan orang lain untuk apa apa yang menjadi keputusan dan pemikiranku sendiri.
Dari kecil, kita diajar, dianjurkan, disuruh, diperintah, di'perbaiki', sesuai dengan standar dan preferensi orang tua, keluarga dekat, om dan tante yang suka berceramah demi 'kebaikan'. Apakah yang patuh dan selalu menurut adalah pilihan yang terbaik, atau dilakukan hanya untuk menghindari perdebatan dan konflik? entahlah.
Kupikir aku juga bukan orang yang terlalu naif dan sok kepintaran yang sudah tidak mau memperbaiki diri, tapi di tahun ini, umurku sudah menginjak 30 tahun. Dan aku pikir, aku sudah bisa lah punya preferensi tentang bagaimana aku menjalani kehidupan yang aku mau- tanpa merugikan dan bisa seminimal mungkin mengganggu, merepotkan hidup orang lain. Semoga.
Sebenarnya, aku selalu menyukai suasana lebaran, suasana yang memang sudah pas ada setahun sekali. Sebagai pengingat, keluar dari hal hal biasa di hidup, untuk melihat lebih banyak masalah, untuk memiliki alasan lain bertemu dan belajar cara menghadapi orang-orang. Aku pernah bertemu dengan lebaran yang sangat ramai, melelahkan. Masa pandemi ini sekaligus moment yang menyenangkan bagiku karena aku jadi punya alasan untuk tak kemana-mana, walau sedikit bersalah karena tak ikut kedua orang tuaku mengunjungi saudara-saudaranya yang lain.
Yah, begitulah lebaran kali ini memang spesial. Kadang aku berharap aku bisa memberikan yang terbaik untuk orang orang yang benar benar dekat denganku, walaupun aku sekaligus ketakukan apabila aku jadi berharap terlalu lebih, dan orang lain berharap terlalu lebih akan kehadiranku pula. Aku ingin hubungan yang biasa, sedikit berjarak, namun tetap membuatku nyaman, dan tetap spesial, selalu di hati.
Semoga kita selalu punya orang orang terdekat yang selalu support dan mampu kita support kembali tanpa mengorbankan hal hal lain. Semoga kita selalu punya orang yang spesial, yang selalu jadi rumah, tapi juga mampu kita selalu cintai tak perduli seberat apapun masalah di depan.
Selamat lebaran, mohon maaf lahir dan batin.
Recently i just feeling so uninspired, that makes me feel guilty and sleepy. So i just surf on the internet and find some interesting blogs. Im gonna list it below:
1. https://josenaranja.blogspot.com/