Tuesday, September 24, 2024

Omni Loop (2024)


Entah mengapa, film-film time travel selalu membuatku termenung dan berandai-andai, apa yang harus aku lakukan berbeda dalam hidup, apakah yang menjadi kesenanganku, apa yang akan kita pilih seandainya waktu diulang, kita bisa mengulang-ulang waktu. menonton film omni loop mengingatkanku rasanya menonton about time (2013) saat pertama kali. 

memvisualisasikan tokoh utama yang tak puas, dan mengulangi waktu dan berusaha memecahkan masalah 'sepanjang hidupnya' dengan mengulangi waktu, sampai ia puas. tapi nyatanya, semua tetap akan berakhir sama. seperti kesimpulan dan resolusi yang berusaha dikemas dalam film ini pula. pada akhirnya, kita harus belajar melepaskan. apa yang kita punya sekarang, adalah apa yang terbaik versi diri kita sekarang, sebanyak apapun kita mengulangnya. mungkin itu juga 'keinginan' penulis untuk menutup cerita bertema sama. tak mungkin pula mengambil hikmah dan moral story bahwa; ternyata kita punya versi hidup yang lebih baik dan menyenangkan di luar sana kalau saja kita tidak mengambil keputusan yang buruk saat itu. haha. tentu filmnya akan jadi menyedihkan.

****
138/366

hiduplah untuk hal hal yang kecil

hiduplah untuk hal hal yang kecil. kucing pemarah menggemaskan yang menunggumu memberinya makan setiap hari. bangun tidur yang selalu berat tapi lagu lagu yang mengantarkanmu beberes yang menyenangkan hatimu. cahaya pagi yang menyilaukan, kopi yang entah bagaimana menyegarkan matamu. pesan dari teman yang menunggumu di kopishop terdekat, sekedar ingin lari dari pekerjaan atau menceritakan hal hal bodoh. bacaan yang menarik yang membuat hidupmu yang membosankan menjadi lebih menarik, drama korea yang membuatmu menangis tersedu sedu, padahal kau telah lupa kapan terakhir kau menangisi hidupmu itu. 

hiduplah untuk hal hal yang kecil. pekerjaan yang menunggu. bos yang menuntut waktu dan perhatianmu, deadline yang datang setiap hari, tenggat laporan yang menunggumu tiap bulan, orang-orang yang menggantungkan pekerjaannya di pekerjaan yang kau lakukan, hal hal yang kau buat mudah untuk orang lain. 

hiduplah untuk hal hal yang kecil. nasi goreng yang enak di kopishop kecil yang baru kau temukan beserta teman-temanmu. teman yang selalu mengabarkan dan tak sabar menceritakan harinya denganmu. teman yang mencarimu tiap ada kesempatan agar meramaikan meja.

hiduplah untuk hal hal kecil. senyuman yang tak bisa kutahan tiap kau mengirimiku pesan untuk bertemu denganmu satu kali lagi. hal hal yang mungkin tak akan pernah aku tau tentang semua yang ada di kepalamu, semua keputusanmu yang mungkin tidak akan pernah aku pahami. semua tanda tanya dan teka teki besar. atau entah aku yang sudah tau dan tak mau mengerti. selama masih ada kau di sekitar, semuanya terasa baik baik saja. pada ketidaktauan, pada ketidakpastian yang kau tawarkan dan harapan yang tidak pernah ingin kau berikan. 

hidup untuk hal hal yang kecil. kebahagiaan kecil hari ini. pada besok yang belum diketahui dan jadi misteri. tapi hari ini, bertahan pada hal hal kecil dan menyenangkan itu. cukup. dan mungkin, besok kita sampai. dan semua harap dan keinginan itu, akhirnya tercapai.

137/366

untuk hari yang baru

 


selalu ada kesempatan, harapan pada lembar yang baru. disisipkan pada langkah yang terjungkal. bagaimanakah caranya hidup dengan selamat. sedang otak memutar cara dan berkhianat untuk hanya sekedar bertahan dan berpegang, pada hal hal yang nyaman dan mematikan.

untuk hari yang baru yang tak akan pernah benar benar kita mulai. untuk keragu-raguan yang merupakan insting pertama kita untuk tak terjun langsung ke alam yang tidak diketahui. untuk perasaan gundah, bimbang dan tak tenang yang menghantui sepanjang jalan yang kita lewati. 

rasanya buntu saja. penghabisan jalan dan waktu yang telah berdetak pada detik terakhir. petualangan yang tak mungkin lagi kita mulai dari awal. penyesalan, kekecewaan dan keputusasaan, pada keringat terakhir yang tertumpah di percobaan.

mungkin kita harus menemukan ceruk dasar lobang terpentok hingga tak ada lagi jalan selamat. hingga satu satunya pilihan hanya menetap pada ceruk gelap yang telah membuat kita mampu bertahan dan melanjutkan hidup.

suatu saat akan datang matahari yang membuat kita lupa pada panas yang pernah datang terlalu terik, dan hujan yang terlalu kencang membuat kita menggigil. dan semua duka termaafkan. hari terganti, dan kita mulai semua dari awal lagi.

136/366

Monday, September 16, 2024

yang tidak berharap, yang tidak kecewa

harapan muncul di kehidupan manusia seperti sebuah keniscayaan, alamiah pada keinginan manusia dan hal hal yang dilakukan. tentang bagaimana seutuhnya manusia menghindari penderitaan, maka secara naluriah, tentu yang harus dihindari pertama adalah; harapan. karna jika harapan itu sumber kekecewaan, maka mungkin yang tidak berharap lah, yang tidak akan kecewa. pendekatan pemikiran yang menggantungkan diri pada kemandirian berpikir, melepaskan ikatan emosional yang muncul dari hubungan antar manusia yang kadang begitu kompleks, walau terlihat sederhana. 

ekspektasi muncul dari ego yang terikat pada masa depan atau masa lalu, yang menjadi standar dan dasar penilaian kita menilai masa sekarang. menciptakan ilusi ilusi bahwa kebahagiaan itu tergantung pada hal hal yang bisa kita raih, keinginan keinginan yang kesampaian. Hal hal pada faktor eksternal di luar kendali, yang tidak bisa kita pegang, dimana kita biarkan hal hal yang sementara itu mejadi letak kebahagiaan. kemudian, betapa sulitnya melepaskan keinginan keinginan yang kita ketahui bukan menjadi kendali kita itu, sebagai acuan dan tujuan yang bisa mempengaruhi kebahagiaan. tentu harusnya kita dapat melepaskan harapan yang berlebihan itu, untuk dapat menikmati momen untuk tak terjebak dan berlarut larut dalam kekecewaan. 

maka mungkin, hanya yang tidak berharaplah, yang tidak akan kecewa. tapi, apa menariknya tak lagi punya harapan, maka telanlah kekecewaan itu. dan memilihlah, untuk tak begitu merasakan terluka oleh kekecewaan itu. karna mungkin benar, pain is inevitable and suffering, is optional. so, choose the most compatible way of living. and please, be happy in all the process.

Wednesday, September 11, 2024

mimpi baru

seperti sel sel tubuh yang beregenerasi, kadang manusia, dengan ide ide yang bermunculan, harapan-harapan terpendamnya. juga butuh mengupdate dan memperjelas tujuan, keinginan keinginan yang muncul di benaknya. cara cara yang berubah untuk menikmati hidup satu kali lagi. berbenturan dengan realitas, jatuh dan dipadamkan apinya. 

kemudian seperti matahari pagi yang datang merekah kembali. semangat akan menyiram rumput-rumput jalanan yang liar dan berlipat ganda. harapan itu akan muncul sedikit, kemudian disirami kembali. mimpi mimpi dan rencana baru harus kembali disusun dari awal. 

selalu ada jalan untuk memulai kembali. belukar yang belum kita pangkas dan benahi, untuk melihat jalan setapak pada dunia baru yang belum kita jelajahi. dimulai dari antah berantah. dan melampaui yang tak diketahui. 

134/366

Tuesday, September 10, 2024

yang tergenang, yang terkenang

aku tau dia akan menertawakan semuanya, hal hal kecil yang istimewa untukku. menghabiskan malam mendengarkan ceritanya. duduk di sofa dan menonton film yang telah dia tebak alurnya. masih perjalanan yang jauh untuk mendapatkan hatinya, katanya. untukku semua duniaku berputar pada porosnya, sedang ia tak akan mau repot repot, menanggung duniaku. 

dari awal telah dikatakan, semua yang akan menjadi akhir dari perjalanan. semua rahasia cerita telah dibocorkan di awal. semuanya akan sia-sia. 

kadang kadang aku masih keras kepala sedikit, berharap perasaan perasaan hangat yang aku rasakan dari dirinya. tulus dan akhirnya sedikit mau berupaya, membalas genggaman tanganku. tapi salahku terlanjur fatal, dan hanya aku, yang tenggelam sendirian. mungkin dari awal ia memang tak pernah benar benar melihatku. dan semua kata kata yang tak ingin ia katakan, dan semua kepedihan yang ia tawarkan, akan benar benar ia berikan. aku harusnya percaya. 

setiap kata dan usaha telah aku upayakan, berharap ada jalan yang terang, di ujung lorong gelap panjang, yang susah payah aku lalui sendirian. tapi ia menutupnya, hingga tak ada lagi cahaya, yang akan membantuku menggapai permukaan.

akhir yang telah ia duga, dan sedikit aku duga. datang bersandar dan memaksaku melepaskan semua harap dan keinginan. apa yang untukku, tak akan melewatkanku. apa yang bukan untukku, pada akhirnya akan meninggalkanku. hanya saja, kali ini tetap saja kehilangan itu datang. seperti rongga rongga kosong yang menyesakkan perasaan. ingin menyesal dari awal agar tak menyambut perasaan itu datang, tapi semua upaya terbaik telah aku lakukan, dan aku tak akan pernah, jadi orang yang akan menyesali semua yang telah terjadi. aku telah berjuang, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya. di pertempuran yang tak akan pernah aku menangkan, aku takkan pernah memaksakan kemenangan itu datang. waktu yang tepat akan ada di depan, dan pada ingatan-ingatan yang tergenang, dan menggenangi malam malam panjang dan sendirian. aku akan kembali melanjutkan perjalanan.

133/366

pertemanan dan hal hal yang di luar dugaan

mungkin menarik, jika kita bisa melihat bagaimana hidup membentuk karakter seseorang, apa preferensinya, kesukaannya, hal hal yang ia benci. mungkin hidup terdiri dan tersusun dari hal hal kecil yang biasa, yang mengantarkan kita pada hari ini.

pengalaman unik sesuai dengan kapasitas otak dan hati kita untuk mencernanya. sulit untuk pada akhirnya menghakimi seseorang, karena kita tak akan pernah benar benar tau, beban apa yang sedang ditanggungnya. 

tapi pada akhirnya, kita wajib memikul beban kita sendiri-sendiri, wajib menyelamatkan diri sendiri terlebih dahulu, sebelum kita menyelamatkan orang lain. beberapa orang datang di hidup kita, membawa masalah- seperti kata Sartre yang kadang kuamini- Hell is other people. Tapi, seperti keniscayaan munculnya neraka- akan muncul pula antitesis dari itu- Heaven on other people's too. Kukira persahabatan kecil kecilan dan interaksi yang berharga bisa jadi penyeimbang neraka. Saran orang luar, dari Eagle's view- masukan yang melihat hal hal yang tak bisa kita lihat karena terlalu ada di depan mata. Orang luar yang tak punya kepentingan apa-apa, hanya komentator kadang juga berharga, berfungsi melihat kita secara utuh, dari latar belakang masalah hingga profil. Kehadiran beberapa orang menjadi begitu berharga di dalam kehidupan kita. Kepadanya kita membagi sedikit beban di pundak- ataupun sebaliknya. Untuk sekedar berkelakar, mengoblok-gobloki, kadang membuatnya terasa jauh lebih ringan. Beberapa hal yang harusnya kita pertimbangkan- yang kadang luput juga jadi masukan yang berharga.

dalam hidup, banyak yang harus terus menerus kita renungkan, kita perbaiki, kita carikan solusi dan jawaban- apa yang harus kita lakukan selanjutnya? karena pada akhirnya kita tak akan pernah lulus menjalani kehidupan dengan baik dan benar. kita hanya wajib mencoba. mengeliminasi kegagalan dan memiliki harapan, selalu bisa meningkatkan harga untuk diri sendiri, menaikkan pleasure- meminimalisir derita dan mempersempit neraka. dan berdoa, kita akan sanggup bertahan melalui semuanya. 

132/366

Sunday, September 8, 2024

hari yang baik, hari yang buruk

beberapa hari yang baik pernah begitu berkesan. sehingga kita jadi lapar, terus terusan menginginkannya terjadi kembali. beberapa hal jadi kita paksakan, memutar otak, agar hari hari itu kembali menghampiri kita. berpikir dari yang benar hingga curang, hanya untuk melepas rasa lapar, akan ingin mengulang kembali hari hari yang indah, hari hari yang gemilang. 

kemudian meteor menabrak dan kesadaran pulih kembali. bangun dari mimpi mimpi yang terlalu manis, nyata, tapi tak akan lagi ada. ternyata hari hari baik itu datang sebagai berkah dan anugerah, bukan yang bisa kita tuntut. dan kita harus sehari demi sehari, belajar melepaskannya pergi. 

bertemanlah dengan hari hari buruk yang biasa, sepi dan kesibukan yang kadang jadi begitu menjemukan dan tak menarik. bertahanlah dengan hari hari buruk. pada gilirannya, hari hari baik akan datang tanpa kita paksa, tanpa kita tuntut, tanpa kita duga. 

ternyata percuma memaksakannya, percuma pula menahan, menarik dan mengurungnya untuk tetap tinggal. biarkan hari hari baik itu pergi, agar ia tetap jadi hari yang baik dan menyenangkan. sebagai fitrah, sebagai anugerah. kemudian bersabar dan bertahanlah. yakinlah kalau besok, ia akan datang lagi dengan bentuk bentuk yang lain. menyerahkannya pada kekuatan yang begitu besar, yang tak akan mungkin kita tolak.

kita hanya pengelana, sedang semua telah diatur semesta. mungkin bisa melakukan sebaik-baiknya, sewaras-warasnya. hasil akhir tak ada yang tahu akhirnya. tugas kita hanya menjalani hidup, di buruknya, di baiknya. di tengah-tengahnya ada doa yang akan selalu dipanjatkan, di sepertiga malam. berharap mampu bertahan, dan di sela pertahanan itu. semuanya dilancarkan, semuanya dikuatkan. 

131/366

Saturday, September 7, 2024

mengisi kekosongan

selalu ada ruang untuk ketidakpuasan, ruang untuk berkembang. perasaan perasaan janggal yang menusuk perut. ingin jadi apa esok hari? mimpi mimpi apa lagi yang ingin dikejar? kesia-siaan apa lagi yang ingin dibuang dalam hidup? bagaimana lagi cara menemukan kebahagiaan pada hal hal kecil yang punya makna? bagaimana cara mengisi kekosongan kekosongan?

berdiskusi dengan beberapa teman mengenai gelombang kesepian dan kesedihan ini. ternyata memiliki segalanya juga tidak berarti tidak ada ruang kosong itu. punya rumah yang cukup ramai, pergaulan yang nampaknya tak pernah sepi, kesibukan kesibukan. 

memang tiap orang punya kosong dan sepinya sendiri. tiap orang harus memetakan dan memahami dirinya sendiri untuk bisa beranjak dari ruangan gelap dan kosong itu. perasaan perasaan yang harus diisi. beberapa mungkin memilih untuk menjalaninya dengan mematikan rasa itu. dan melanjutkan hidup. 

tampaknya beban terasa sedikit ringan jika sedang beruntung, menemukan orang yang bisa kita ajak berdiskusi tentang itu, orang yang telah mengenal diri kita dan memahami siapa diri kita, kira-kiranya. dan mendengarkan keluh kesah- dan jika beruntung, mengalami dan sedang berusaha mengatasi hal yang sama.

apalagi yang akan kita cari di hidup ini hari ini dan besok?

130/366

Friday, September 6, 2024

cinta dan kemungkinan kemungkinan

mungkin, aku begitu menginginkannya hingga menginginkannya dengan sempurna, tanpa cela dan menggila. mungkin aku begitu menginginkannya sehingga mampu bermimpi dengan mustahil. mungkin aku begitu menginginkannya sehingga harapan harapan itu terlalu klise untuk jadi kenyataan.

mungkin pula aku menginginkannya dengan sederhana, sesederhana pesan pesan manis pembuka pagi dan pengantar tidur. sesederhana pesan yang selalu dikabarkan ketika pikiranku berkelana dan kalut tentang keberadaanmu yang entah dimana. atau videocall panjang menenangkan semua kekhawatiran yang bergejolak di kepala.

mungkin aku menginginkan ia yang akan selalu menanyakanku ketika tak lagi mengunggah instastory, mengkhawatirkanku ketika memasang lagu dengan lirik galau pada foto secangkir kopi, mencari cariku di setiap waktu, tapi juga begitu memahami ketika aku mulai bosan menumpahkan semua cerita. 

mungkin aku menginginkan ia yang begitu menginginkanku dengan gila, menjagaku dari semua, menelponku setiap waktu, mengkhawatirkan bajuku yang sedikit terbuka, memarahiku pulang malam dan berteman dengan pria. melarang semua kegemaranku yang menjauhkanku darinya.

mungkin aku menginginkan ia yang begitu kaku, selalu salah tingkah dan tak bisa berkata kata di depanku. memujaku dengan semua kemampuan yang ia punya yang tak pernah membuatku terkesan. tapi ia akan selalu ada di ujung telepon, siap sedia menemani sepi dan bimbangku. bertanya tanya tentang perasaan dan keinginanku. berupaya, membahagiakanku, dengan hal hal kecil yang ia ingat, di setiap percakapan. 

mungkin aku menginginkan ia yang mungkin tidak akan pernah ada untukku. takkan terlalu panjang memikirkan perasaanku. takkan mampu berdiskusi dengan panjang. takkan pernah memuaskan dahagaku, sekaligus memunculkan pertanyaan pertanyaan yang tak akan pernah aku dan ia jawab. mungkin ia tidak ada disana. 

mungkin aku menginginkan perasaan yang lebih sederhana, diterima, dipahami, diperhatikan, diseriuskan, diperlakukan dengan benar- benar seperti hal hal yang umum dan lazim. mungkin aku menginginkan hal hal yang klise dan membosankan seperti ikatan dan komitmen yang akhirnya membawaku pulang. dan rumah yang akan jadi tempatku pulang.

mungkin aku menginginkan perasaan sayang. sayang untuk akhirnya terlewatkan, sayang untuk disakiti dan ditinggalkan, sayang untuk disia-siakan, sayang untuk diacuhkan, sayang untuk tak diperhatikan.

mungkin aku menginginkan kemungkinan kemungkinan yang harus tetap ada. pilihan pilihan yang semakin membingungkan dan menyesatkan.  labirin yang memutarkanku kembali pada pertanyaan pertanyaan dan tak bisa menemukan jawaban. tapi aku telah terlanjur tersesat. dan berharap, kemungkinan-kemungkinan itu, akhirnya akan membawaku pulang.

129/366

Thursday, September 5, 2024

hidup yang tenang, hidup yang menang

menikmati hidup, satu kali lagi. di satu kesempatan tambahan. mengulangi waktu dengan pemahaman tambahan tentang hal hal yang telah membenturkan kepala kita dengan begitu keras. kemudian kita melupakan semuanya, dan mulai dari awal lagi. 

mulai menikmati duduk di taman kecil samping kamar itu sambil menerawang dan menikmati kekosongan, mulai menikmati kopi hitam tanpa gula, dan kopi kopi manis yang mulai membuat kepala nyeri. mulai berhenti berkomentar pada hal hal yang klise. mulai tak membutuhkan validasi pada argumen argumen kosong. mulai tak perduli pada omongan dan anggapan orang-orang yang tak berarti, sekedar lewat di hidup.

kemudian mulai mengapresiasi orang orang yang tertinggal. masih memilih untuk menetap dan menemani kita menjalani hari demi hari dengan sabar, dengan penuh upaya untuk memahami kita dan tak berusaha mengubah diri kita. orang-orang yang meluangkan waktunya dan mengapresiasi diri kita. orang-orang yang mau melihat siapa kita sebenarnya. mau mendengarkan cerita kita, mengerti keinginan keinginan sederhana, remeh temeh dan hal hal kecil. 

orang orang yang melihat kita, apa yang kita lalui dan apa yang sedang kita jalani. dengan atau tidak kita katakan, mereka melihat sulitnya, senangnya, bingungnya, bodohnya, gamam dan bimbangnya. kemudian yang meluangkan waktu mendengarkan, memberikan kata kata yang terasa seperti pelukan.

beberapa takut jadi terlalu tua untuk banyak hal, tapi mungkin hidup baru dimulai, ketika kita benar benar mulai melihat, apa yang penting, apa yang punya arti, kita mulai sedikit paham tentang diri sendiri. mulai tak mendengarkan terlalu banyak dari luar, mulai mendengarkan diri sendiri, mulai melihat ke dalam, memperdalam pemahaman tentang diri sendiri. mulai menyaring apa apa yang mau kita tuju di hidup, apa apa saja yang menyenangkan dan ingin kita nikmati. kemudian memutus rantai apa saja yang memberatkan hidup, yang mengaburkan pandangan, yang membebani perasaan, yang membelenggu kita, membuat langkah terasa jadi lebih berat, membuat kesedihan berkali kali lipat.

mungkin kita memulai hidup, ketika keberanian itu akhirnya muncul dan memenangkan diri kita sendiri. bahwa tak akan ada yang benar benar perduli dan membuatmu bahagia, selain dirimu sendiri. bahwa semua orang hanya gema. dan kau selama ini hanya bercengkrama dengan dirimu sendiri. 

yang lain hanya perpanjangan tangan, tentang bagaimana kau mencintai dirimu. orang-orang yang kau genggam saat ini, adalah dirimu, adalah bagaimana kau melihat dirimu dan mencintai dirimu. 

hidup yang tenang, ternyata adalah hidup yang kau menangkan. dengan gagah berani, dengan mencintai dirimu sendiri, dan dunia akhirnya berputar, memutari porosmu.

128/366