Friday, January 5, 2024

pagi ini di palung amarah

di dalam palung kemarahan
yang ada di ubun ubun kepala 
puisi pagi ini terbakar di lahar panas
membakar semua sabar yang ingin keluar

dia tak datang sendiri 
ada asa yang telah putus 
moral bersalah yang terteguk
kegelisahan yang tak nyaman

hati yang statis putih
mencoret coret layarnya sendiri
menggoret dendam dan kesakitan
dipendam pendamnya sendiri

kemudian ia mengalirkannya 
pada muara yang jauh di depan
menangisi kemalangan kemalangan
nasibnya yang ngenes

pelangi melihatnya dari kejauhan
memarahinya karena lupa
mendaftarkan bahagia nya hari ini
kemudian palung itu meledak

berantakan dan tak lagi punya bentuk yang indah
yang dulu begitu dikaguminya
tapi awan mendekapnya lebih erat
dan langit meneduhkan cuaca untuknya

pada akhirnya cahaya itu menelusup
dan menjadi dirinya yang kekurangan segala
ternyata ia telah memiliki segalanya

5/366

No comments:

Post a Comment