di dalam palung kemarahan
yang ada di ubun ubun kepala
yang ada di ubun ubun kepala
puisi pagi ini terbakar di lahar panas
membakar semua sabar yang ingin keluar
dia tak datang sendiri
ada asa yang telah putus
moral bersalah yang terteguk
kegelisahan yang tak nyaman
hati yang statis putih
mencoret coret layarnya sendiri
menggoret dendam dan kesakitan
dipendam pendamnya sendiri
kemudian ia mengalirkannya
pada muara yang jauh di depan
menangisi kemalangan kemalangan
nasibnya yang ngenes
pelangi melihatnya dari kejauhan
memarahinya karena lupa
mendaftarkan bahagia nya hari ini
kemudian palung itu meledak
berantakan dan tak lagi punya bentuk yang indah
yang dulu begitu dikaguminya
tapi awan mendekapnya lebih erat
dan langit meneduhkan cuaca untuknya
pada akhirnya cahaya itu menelusup
dan menjadi dirinya yang kekurangan segala
ternyata ia telah memiliki segalanya
5/366
No comments:
Post a Comment