Friday, April 19, 2024

satu langkah kecil demi satu langkah kecil

"every action you take is a vote for the person you become" - atomic habits by james clear

Di era digital dimana arus informasi menderu dengan derasnya, semua data dan opini bercampur bias yang kemudian menjadi cukup sulit untuk melakukan verifikasi dan mencari cari esensi kebenarannya. Selalu ada artikel baru yang menarik setiap hari, fakta yang mencuat, tren yang sedang viral, topik diskusi yang sedang dibahas dimana-mana. Dulu, rasanya cukup berlangganan dan membaca satu koran untuk bisa update berita terbatu. Sekarang, dengan mudahnya akses aplikasi dan website, bisa berlangganan berbagai macam berita (walaupun saya tetap fans kompas dan tempo), tapi bisa saja topik yang sedang hangat itu bisa ditemukan juga di kumparan, atau tirto, atau artikel sarkas menarik dari mojok. 
belum lagi media sosial, dimana topik yang lagi diperbincangkan juga bisa berbeda antara satu platform dan platform lainnya. 

begitu juga dengan informasi, dengan mudahnya bisa nonton tutorial, mencoba mendalami dan memahami suatu bidang dengan banyaknya sumber yang bisa diakses. jika mengikuti rasa ingin tahu yang tak habis habis. tapi disitu pula lah kita diuji, bagaimana kita gak ceper 'burnout' atau kelelahan dengan itu semua. belajar untuk pelan pelan menyerap sesuatu, biar makna yang ingin kita rasa juga tak ketinggalan. berusaha satu per satu, hari demi hari, satu jam demi satu jam, beradaptasi dan mencerna ilmu dalam gempuran hal baru yang kita pelajari itu. karena, meskipun proses memperoleh pengetahuan kini semakin instan, tapi tetap butuh waktu, untuk benar benar menyerap ilmu itu ke dalam alam pikir kita. 

maka, kini kesadaran maupun mindfulness jadi barang langka yang memang harus di'setting', gak kayak dulu yang kita masih punya banyak waktu bengong dan memperhatikan sekitar, sekarang semua serba cepat, handphone melekat di tangan dan kadang beberapa clue penting jadi terlewat, observasi kita jadi sedikit terdistraksi untuk semakin jeli pada kesempatan maupun peluang yang mungkin ada di depan mata. kita juga dengan gampang tenggelam dalam bubble, hanya melakukan yang kita sukai, tanpa mau bersusah dan bersabar dengan kesulitan kesulitannya. 

maka, jangan lupa berjalan satu langkah kecil itu, tapi lakukanlah setiap hari. untuk menguji keinginan, untuk menguatkan fokus di tengah distraksi, untuk menunggu dan menduga duga, seiring berjalannya waktu, dan distraksi telah hilang, apakah yang benar benar ingin kau tuju pada langkah langkah itu? 

90/366

Thursday, April 18, 2024

memanggil mimpi.

mimpi seperti perasaan perasaan 
yang tak selesai di musim panas yang lalu, 
dan datang sebagai suatu penyesalan 
yang menggema gema. 

semua yang terkatakan 
dan tidak terkatakan. 
hal hal yang ada di depan mata, 
yang berani dihadapi, digerogoti pelan pelan. 

sebuah kesadaran 
yang akhirnya diragukan. 
karena matahari bersinar, 
dan rutinitas menenggelamkan, 
kehangatan yang menyinari, 
membuat lupa. 

mungkin ada yang hilang, 
yang telah dilupakan. 
dan ia memanggil manggil ingin diperhatikan 

apakah kau masih ingin mengingat
musim panas yang telah jauh berlalu
saat dunia terasa dimensi berbeda
yang dunia itu telah terkubur dan punah
takkan lagi kembali 
jarak yang terjauh di kenangan
yang hanya bisa dilalui 
dipanggil melalui mimpi yang janggal
tentang hal hal kecil yang kuingat

ulir rambutmu, 
bualanmu tentang perasaan 
yang tak akan pernah selesai
dan masa depan,
yang tak akan lagi kita temukan

89/366

siksa kubur (2024)


bukan seperti film horor dengan penampakan hantu hantu, rasanya film siksa kubur lebih ke film humanity-philosophy-religion dengan bungkus misteri. sebagai salah satu penonton setia karya joko anwar, yang apapun filmnya mungkin akan aku tonton saja di bioskop. walaupun sebenarnya kulikan 'riddle' nya sebenarnya masih kurang dalam menurutku. serta clue nya (yang mungkin memang disengaja) kurang jelas, tapi jadi rada berasa nggak konsisten dan kuat. tapi siksa kubur jadi tontonan seru yang bermain main dengan set up beliefs dan penguatan penafsiran cerita. 

sebetulnya dalam menonton film, aku memang lebih suka film-film berat bikin pusing, atau laga action klise gak pake mikir sekalian. jadi memang jarang menonton film horor yang kadang suka dikagetin pake jumpscare. formula jokan menurutku seru banget, slow pace, riddle, multi tafsir dan set up cerita gitu. sebagai penonton awam ngerasa lebih dapat aja 'kebingungan' thriller psikologisnya. 

scene favoritku, adalah menit menit terakhir film dimana mungkin adalah puncak cerita, puncak kesadaran, puncak torture dan kebingungannya. yang digambarkan bam bam. just pure chaos. hha. dimana chaosnya menimbulkan kebingungan baru, apakah realitas yang dialami dan diyakini itu hanyalah delusi atau nyata, di alam kesadaran siapa, dan kapan sebenarnya awal mula realitas itu terdistorsi dengan liar dan menakutkan. tentu, harapannya adalah semua yang kacau itu adalah delusi karena kadang, kenyataan bisa jadi lebih membosankan. 

menurutku, film terbaik adalah yang bisa dinikmati begitu saja tanpa harus terikat rules rules nyata, cukup dirasakan sensasinya, dipikirkan sesekali tentang false beliefs dan sebuah keyakinan kalau semua yang kita yakini itu bisa saja salah. seperti yang kita yakini salah, mungkin bisa jadi benar. siapa yang tahu.

88/366

Monday, April 15, 2024

kita yang menciptakan dunia, atau dunia yang menciptakan kita

percakapan percakapan yang baru terjadi setelah jam dua belas malam. teman yang baru mau open up dengan topik topik berat setelah ngobrol berjam jam, ketika tinggal berdua dan pertanyaan pertanyaan privat dan rasa penasaran muncul dan tak sabar untuk ditanyakan, rasa nyaman yang baru muncul setelah berhari hari bertemu dan tak dituntut untuk sesuatu yang dikatakan atau tak terkatakan. 

apakah kita, yang menciptakan dunia dengan ide ide di kepala, atau dunia, hal hal yang terjadi setiap hari itu, yang menciptakan kita. dunia kita yang terbentuk dari ingatan ingatan samar di masa kecil, kesalahan dan ketidaknyamanan yang pernah kita rasakan dan menjadi acuan untuk kita membuat keputusan keputusan di masa depan. sebuah latar belakang, kebetulan kebetulan yang ditemui, benang merah tak kasat mata yang menuntun kita pada kejadian kejadian yang janggal namun nyata. perasaan perasaan yang menuntun tindakan serta hal hal yang akan kita lakukan nanti. 

mimpi mimpi aneh yang datang ketika tertidur terlalu lama dari biasanya. orang orang yang dulu begitu kita kenal dalam ingatan yang jadi samar, jauh dan asing. kenangan kenangan yang pada akhirnya kita lupakan. penyesalan terdalam yang hanya samar samar muncul dalam mimpi yang tak pernah muncul di permukaan. apakah kita benar benar menjalani kehidupan tanpa sedikitpun terusik pada hal hal yang memanggil kita di kegelapan itu. sedang matahari menyongsong di depan, menantang kita menjadi yang lebih dari apa yang kita mampu. 

apakah semuanya hanya arus yang kita ikuti sedang kita tak mampu melawan alam dan semesta yang  menuntun kita pada hal hal yang kita kira adalah keputusan keputusan yang kita buat. kitakah yang mencipta? atau kitakah yang diciptakan?

87/366

Wednesday, April 10, 2024

mungkin kita terlalu lama menghabiskan waktu di internet, medsos, dimana saja

selamat idul fitri, by the way. moment yang spesial buatku, karena mungkin hanya di momen ini lah, secara rutin dan tradisi akan dihabiskan dengan keluarga besar, orang-orang yang aku temui secara umum di hari ini saja. rasanya lebih sepi, karena kakek meninggal tahun lalu, biasanya kami pasti pergi ke rumah kakek dan berkumpul. 

hari ini, acara makan-makan diadakan di rumahku dan keluarga inti pada datang. secara umum, aku sangat senang dengan hari ini, begitu tenang, udah gak ada pertanyaan menyebalkan, yang mungkin akan menggangguku beberapa tahun yang lalu. 

idul fitri kali ini aku rasa begitu sepi, dan juga begitu spesial. aku seperti sudah tenang dengan diriku sendiri. aku lebih jelas kenal dengan diri sendiri, karena beberapa hari juga aku habiskan sendirian. rasanya seperti kembali di masa-masa sma yang tidak terlalu sibuk dan banyak pikiran. aku juga berusaha belum buka kerjaan dan tak memikirkannya. kemudian, ide yang pertama muncul setelah sekitar tiga hari berkontemplasi (mungkin dengan menonton youtube dan netflix, kemudian journaling), aku jadi ingin menulis lagi. 

aku masih mengingat jaman-jaman SMA yang benar-benar senang main internet, seperti ingin mengetahui semua informasi, terutama gaya hidup dan cerita-cerita. kupikir, masa SMAku cukup menyenangkan, bisa tetap main sama teman teman (walaupun pada awalnya aku pikir aku orang yang 'cupu' dan gak bergaul), selalu ingin masuk geng yang hits dan diajak ngegeng, karena aku pikir aku memiliki resourcesnya. berusaha diterima dan menginginkan validasi dari orang lain, berujung ikut-ikutan apa aja yang lagi hits walaupun mungkin aku gak suka, karena waktu itu memang lagi gak ada acuan dan butuh arahan aja gitu. haha. kemudian setelahnya, aku menghabiskan banyak waktu di internet, terutama nonton gossip girl, yang akhirnya bikin masa remajaku rada halu tapi juga bikin aku jadi punya pendirian sendiri, jadi punya kepercayaan diri kalau aku juga bisa jadi seru dan gaul (kayak serena van der woodsen) tapi juga tegas dan gak terlalu perduli dengan yang lainnya. 

tapi, internet rasanya jadi acuan (yang  mana saat itu berusaha cari film dan serial bajakan yang gak ada di TV), bikin hidup jadi lebih seru, karena jadi punya referensi bagaimana caranya bisa menjalani hari seperti di film film serial barat. saat itu, semuanya pengen aku contoh, aku mencari kepribadian dan keinginanku (yang aku belum terlalu tau apa).

kemudian datanglah friendster, facebook, instagram, youtube. semuanya rasanya jadi bikin gak mau tertinggal, terlebih semuanya bisa diikuti, ditulis, meskipun kadang-kadang, setelah bertahun tahun, rasa excited itu sedikit berubah jadi drowning. dulu, pernah merasa di titik burn out (pada saat itu baru kembali kerja setelah kuliah di tempat yang sibuk), jadi berasa muak ngeliat hp (spesifiknya whatsapp) dengan grup yang gak berhenti bunyi dengan informasi informasi terbaru yang butuh keep up. 

terus akhirnya sadar dan berusaha mengurangi, kemudian menjauhkan diri dari hp dan menjalani hidup yang di depan mata aja, walau abis itu bosan dan kembali lagi. haha. sekarang mungkin lebih ke instagram, rasanya ada yang kurang kalau satu hari gak update satu story. walaupun pernah ada dosen yang bilang, suru coba kasi satu ide setiap hari di status facebook, menuruku menarik. di instagram mungkin lebih bersifat visual, gak ada ide disana. cuma hasrat pengen diakui eksistensi dan keberadaannya dengan teman teman yang menjangkau di dunia maya itu. sekedar story yang memacu percakapan kecil atau icon love. rasanya jadi tidak begitu kesepian lagi. 

tapi apakah benar? rasanya tidak juga. kesepian itu kayak gelombang pasang, yang kita gak tau faktor penentu apa yang buat hari itu jadi begitu tinggi. rasa kesepian yang gak bisa kita kaitkan juga dengan kesendirian. karena, tentu kita tidak pernah benar benar sendiri di dunia ini. 

kali ini rasanya cuma pengen menepi, menikmati perasaan perasaan melankoli dan damai dalam perasaan yang dari dulu setengah mati dihindari. ternyata sendiri itu (masih) tenang, tak melakukan apa apa itu oke juga, dan menulis dari kekosongan, rasanya sungguh melegakan. 

86/366

Monday, April 8, 2024

Road House (2024)

Uploading: 178114 of 178114 bytes uploaded.


sudah memasuki minggu libur lebaran, saatnya menghabiskan waktu bersantai di rumah, gak mikirin kerjaan, berusaha rileks dan bersantai sambil menghibur diri dengan film-film seru.  akhir akhir ini lagi keranjingan nonton trailer trailer di youtube terus mencari filmnya. sebenarnya premis film ini typical, tapi emang film yang 'menyenangkan' itu ya kayak gini, gak aneh-aneh, straight to the action. mungkin kalau dianalisis lebih dalam lagi pake teori 8 sequences, ya masuk, kayak gini. 

sebenarnya yang bikin impressed itu behind the scene nya Jake Gyllenhaal yang berusaha ngebentuk badannya jadi mantan pemain UFC. filmnya remake dari film dengan judul yang sama dari taun 1989 yang pas liat trailernya kayaknya secara sinematik memang mirip. 

premis film juga cukup menarik, dari atlet gagal yang merasa bersalah, jadi petarung jalanan yang depressed dan suicidial kemudian menemukan 'arti' dan 'makna' hidupnya lagi dari hal hal yang ia temui. pada akhirnya, pemeran utama akan menemukan sesuatu yang pantas diperjuangkan dalam hidup. 'the heroic story'- pada akhirnya, film ini sekiranya berisikan perjalanan menemukan sesuatu yang bisa membuat hidup jadi lebih 'hidup'. hubungan dengan orang-orang, respect dan pemaknaan tentang apa yang akan kita lakukan untuk bekerja dan menyambung hidup, hari demi hari. 

85/366

Wednesday, April 3, 2024

akar



ingatan pertama adalah ke sekolah, kewajiban yang harus dilakukan. sepertinya bagian terbaiknya adalah ketemu teman teman baru (meskipun rasanya aku adalah introvert), tapi menyenangkan menjadi bagian dari sesuatu. bercerita tentang tempat nongkrong terbaru, buku (kala itu harry potter) terbaru, mau pergi kemana nanti,  atau sekedar menunggu jam pelajaran berikutnya, diem diem naksir cowok di kelas yang bikin jam pelajaran jadi tambah seru. tapi pada akhirnya akan ada moment bosen dan mengantuk menunggu jam pelajaran usai, sepanjang apapun tidurnya (yang mana adalah ketiduran) atau singkat (karna begadang nonton film serial atau main game).

apa yang bikin hidup lebih hidup. tantangan yang silih berganti, upgrade, tapi gak terlalu sulit juga sampe bikin nyerah, lima sentimeter di depan mata, bisa diraih, tapi agak jauh dan maju dari tempat sebelumnya. sampai di dunia pekerja, middle age, middle class, going to mid thirty and thirdtry.

berusaha menulis jurnal setiap hari juga bikin kita lebih mengeksplor isi pikiran, yang mana sudah aku lakukan dan berusaha rutin melakukannya, tapi kadang ketemu teman (akrab dan lama) yang bisa mendengarkan kita dengan baik juga ternyata bisa mempertajam pemikiran di dalam kepala. rasanya kayak isi kepala tu digali dan keluar dari kebuntuan dan kedangkalan, meraih zona yang lebih sulit, kompleks. sekaligus di ruang kesulitan itu, jadi terasa lebih jelas, sulitnya dimana, dan menelaah apa yang akan kita lakukan selanjutnya. 

semoga kita bisa lebih sering menggali (gak boleh terus terusan juga), untuk menggemburkan hidup, biar nutrisi bisa merata terdistribusikan dan memperkaya semua pori-pori yang belum menyerapnya dengan baik. untuk terus hidup.

84/366

Tuesday, April 2, 2024

drops of god



baru saja menonton series Drops of God dari apple tv yang memiliki delapan episode yang punya premis menarik, mengenai sommelier atau pencicip wine terkenal yang meninggal dan telah bercerai dari istrinya, kemudian memanggil anaknya, Camile yang tinggal bersama mantan istrinya, untuk memperebutkan warisannya bersama dengan Issei, putra konglomerat yang telah menjadi murid didiknya dalam mencicipi wine. 

menariknya, episode demi episode berhasil memberikan tanda tanya tentang apa yang mendasari seseorang melakukan suatu hal, kemudian diurai dengan apik lewat flashback dan asal mula cerita sebagai jawaban dari pertanyaan pertanyaan yang akan muncul dan kejadian yang unik dan janggal yang tentu, ada asal muasal, klimaks dengan alur cerita 'plot twist' yang sebenarnya bisa ditebak, tapi diceritakan dengan menarik. 

latar belakang tempat dari tokyo, prancis, kebun koleksi wine juga salah satu elemen yang menarik dari cerita ini. aku selalu menyukai cerita tentang protagonis, yang begitu passionate tentang sesuatu. walau dalam cerita ini, aku lebih tertarik dengan Issei Tomine dibanding Camille, yang digambarkan gadis prancis muda riang yang santai dan berbakat mencicipi wine, sedangkan Issei Tomine digambarkan cerdas, teoritis, berwawasan dan berpengetahuan tinggi, seperti yang dijawab oleh Issei 'dididik ibunya dengan keras untuk tidak menjadi manja'. 

salah satu film yang selalu aku tunggu tunggu (khususnya serial karena lebih panjang), adalah jika film itu menginspirasiku untuk jadi lebih disiplin dan passionate terhadap apapun itu yang sedang aku kerjakan, juga mengandung informasi yang khusus dan spesifik yang bisa memperluas pengetahuan, seperti di series ini adalah pengetahuan tentang bisnis wine. 

series yang bagus adalah yang gak bisa berhenti ditonton (untungnya sewaktu aku menonton series ini telah tamat) dan membuat aku bersemangat ingin menulis sesuatu di blog ini. seperti membaca buku yang bagus, ia memindahkan dan menyalurkan energi dalam bentuk inspirasi ke medium medium selanjutnya. semoga kita selalu menemukan api yang memantik kita untuk terus menyala dan melakukan sesuatu yang menarik, sepanjang tahun ini.

rating 8/10


83/366

Sunday, March 31, 2024

hidup

berita kematian baru saja diumumkan, tetangga di depan rumah. berita kematian selalu saja membuat termenung, hidup terasa begitu panjang, juga begitu singkat. aku tidak terlalu mengenal beliau, hanya sering melihatnya lewat, tidak terlalu tua, terkena serangan jantung. mungkin akan selalu kaget karena meninggal dengan cepat, tidak dengan berita sakit dulu. 

hidup adalah batas tipis itu. yang kadang membuat ngeri, kita gak tau bagaimana itu semua akan berakhir, bisa siapa saja, bisa kapan saja.  apakah pekerjaan itu benar benar punya arti, apakah ketakutan dan keterbatasan pemikiran itu benar benar ada di realitas? perasaan perasaan itu, yang sementara, yang nanti dengan mudah terlupakan, yang kadang rasanya terlalu berat.

apakah kita sudah mencoba hidup, satu kali lagi. mencoba sebaik yang kita bisa, mengumpulkan informasi sebanyak yang kita bisa untuk menjalaninya yang terbaik, dari apa apa yang kita pikirkan. 

hidup adalah tentang keterbatasan, ketidakmampuan, usaha yang terbatas, tapi pada akhirnya tentang menjalaninya dengan semua ketidaksempurnaan itu. untuk siap secara mental, emosional dan spiritual dalam menjalani kehidupan, juga berada di tepian akhirnya. 

82/366

Thursday, March 28, 2024

broken promise

 17/30daysoframadhan

jadi gara-gara halangan dan moodswing, udah lama gak nulis lagi. sambil pergi ke luar dan ngopi, beresin sisa sisa kerjaan sebelum libur paskah, sehabis tidur siang. udah gak puasa sekitar 8 hari. padahal di hari ke sebelas kemaren, ngerasa aduh berat banget puasa kali ini, selain karena lagi berasa sepi, panasnya terik banget, eh besoknya langsung dapet. kayaknya Tuhan tau hamba-Nya ini makhluk yang sungguh lemah. Haha.

semingguan banyak juga hal hal yang terjadi di hidup, selain kejar kejaran sama kerjaan yang harusnya gampang tapi ribet, tapi menguras waktu, tapi seru, tapi mager mulainya. kadang kalau udah mulai mikir itu jadi memikirkan banyak hal, tapi sebenarnya gak ada yang real yang harus dijalani juga. di kepala rasanya sibuk dan berat. kadang kalau aku udah ngerasa kayak gini, ngerasa gak cukup, ngerasa gagal, mental breakdown, saatnya punya me time sendiri buat bengong, di tempat lain selain di kamar (karena mostly di kamar juga bengong dan melamunnya), tapi karena tiap hari, melamunnya berasa rada kedistraksi soalnya udah tau mau ngapain aja kalau di kamar tuh. haha. makanya lebih milih di kopishop buat bengong yang paripurna. 

puasa juga ngasih jeda ke olahraga, rasanya kalau jadwal rutin olahraga tuh hidup berasa rame aja bersambung dan menantikan jadwal selanjutnya. karena sisanya selain itu hanya tinggal kekosongan dan jeda. olahraga berhasil ngisi void itu, meskipun kadang dia tetap menggema sepulangnya dan malah jadi gak bisa tidur. 

kadang suka menelaah, apa sih beban yang paling berat yang mengganggu di kepala? mungkin sebagian besar adalah perkataan orang lain, orang yang pentin buat kita, akan ekspektasi orang lain yang rasanya gak berhasil kita penuhi (di pikiran kita sendiri), jadinya merasa gagal, gak cukup. padahal kalau kita di kepala kita sendiri, rasanya semua upaya sudah sesuai dengan kesenangan, kenyamanan dan kebutuhan kita. 

tapi bahkan, kita juga sering luput dari ekspektasi kita sendiri, HAHA. contohnya, luput nulis rutin selama ramadhan di blog ini. tapi kita santai aja, soalnya kita menerima diri kita apa adanya, mungkin, orang yang penting buat kita itu (harusnya) juga sama, menerima kita apa adanya ketika semuanya gak sesuai ekspektasi di kepala mereka. mungkin kita hanya butuh diterima (walaupun di luar kontrol kita), oleh orang orang yang penting buat kita, butuh untuk disayang, diperhatikan, dibanggakan, diberikan yang terbaik.

tapi tiap orang punya ekspektasi terbaiknya masing-masing dan kadang kita saling berbenturan. lantas bagaimanakah menjalani hidup dengan selaras dan benar. tak ada yang pernah benar benar tau kan? hanya yang kita tau, sebatas yang kita paham sekarang. menjalani apa yang pada akhirnya jadi pilihan kita, menjalani semuanya. 

81/366

Thursday, March 21, 2024

ramadhan dan jalan sunyi

 10/30daysoframadhan 

aku selalu merasa beragama itu adalah jalan yang sunyi dan sepi. karena kehadiran Tuhan baru akan benar benar dikhidmati ketika kita khusyu dan fokus tanpa distraksi, masalah personal. jalan sunyi adalah jalan yang tak ramai orang berlalu lalang, mungkin kita akan merasa ditinggal dan sendirian. tapi disitulah kita harus benar benar yakin dengan nilai, impian, makna hidup yang ingin kita kejar ataupun mimpi yang ingin kita wujudkan. tentu, bukan berarti kita benar benar sendirian. tapi, untuk mencapai tujuan, tidak akan banyak  yang mengerti. 

tentu, tidak semua orang mampu memahami apa yang kita inginkan. beberapa mungkin ingin membantu dengan tujuan yang baik atau kepedulian, tapi mereka tak punya perspektif kita, mereka tak memegang apa apa yang menjadi hasrat dan keinginan yang ingin kita wujudkan. kita, adalah satu satunya yang paling paham dan mengerti, apa yang akhirnya harus dilakukan. jika hanya mengikuti arus, kita akan tenggelam di dalamnya, kemudian merasa kekosongan. kita harus benar benar mengisi dengan apa yang pas, sepatu yang fit, hanya untuk cinderella, bukan?

ketekunan, keteguhan hati yang digerus waktu, kegagalan awal yang kadang membuat kita gamam, ketersediaan pilihan yang lebih nyaman juga menjadi begitu menggiurkan, untuk bersantai saja dan tak mengupayakannya, untuk curang dan lari dari apa yang kita inginkan. tapi, kita tak akan pernah benar benar bisa lari dari apa yang menjadi jati diri kita. ia akan kembali besok, minggu depan, bulan depan, dengan pertanyaan yang berbeda. sanggupkah kita menemukan apa yang selama ini kita cari? sanggupkan kita berjalan hingga ke ujung dan tepiannya untuk menemukan pemberhentian terakhir itu? 

terlepas dari keramaian dan hiruk pikuk, sanggupkah kau akhirnya menangani raja terakhir dari semuanya, yaitu dirimu sendiri. sanggupkah kau mengendalikan diri dan membuatnya melakukan apa yang kau mau? bersabarkah dirimu dengan jalan yang akan kau tempuh yang sepi dan sunyi, sedang kau dari gemerlap dan hiruk pikuk yang memabukkan, membunuh waktumu dengan begitu candu dan menyenangkan?

sanggupkah kau mencoba satu kali lagi, setelah ribuan kegagalan, dan kembali, untuk memperbaiki apa yang tak rusak dari dirimu, untuk membetulkan jalan yang masih bisa kau lewati dengan penuh kebosanan. sanggupkah kau menempuh jalan yang begitu sunyi, sedang kau jiwa yang begitu muda dan bergejolak, menginginkan semuanya? 

80/366

Wednesday, March 20, 2024

kutukan pilihan

9/30daysoframadhan

dalam era kebebasan informasi, perkembangan teknologi yang mengantarkan kita pada pilihan pilihan yang semakin banyak informasi yang begitu beragam dengan spektrum yang berbeda-beda. kadang membuat kita jadi gamam dan bimbang untuk menentukan pilihan mana yang terbaik untuk dilakukan. seperti dalam menonton netflix yang saking banyaknya film, buat kita jadi menghabiskan waktu menonton trailer, tanpa pernah bisa bersabar dengan film film yang akan kita tonton, bisa langsung di skip kalau udah ngerasa gak seru, padahal dulu, pas jamannya rental cd/dvd di terminal, kita cuma dikasi waktu seminggu buat nonton 1-3 film, kemudian pilihan terbatas, dan kita mungkin jadi ngerasa benar benar menikmati dan menghayati filmnya, duduk diam dan fokus, menikmati filmnya. 

pilihan yang banyak, untuk menghabiskan waktu juga membuat kita jadi cepat bosan dengan stimulan yang panjang, proses yang lama, kita jadi berasa ingin diburu buru dan memburu kesenangan demi kesenangan lainnya. percakapan dengan teman jadi terasa membosankan ketika baru lima belas menit, dan kita sudah sibuk scroll instagram dan tiktok ketimbang bersabar mencari cari topik pembicaraan. 

pada akhirnya, kemampuan kita untuk menentukan pilihan dengan cepat dan tepat juga semakin diuji dengan banyaknya pilihan yang tersedia itu, kita jadi harus terus melakukan evaluasi, dari pilihan pilihan buruk yang sebelumnya kita lakukan. kita jadi lebih 'aware' dengan apa yang dipilih. tentu beranjak dari pengenalan dengan diri sendiri dulu, memahami tentang bagaimana kita mengambil keputusan, atau referensi dan pertimbangan apa yang kita hitung dalam memilih sesuatu. dalam hidup yang singkat dan dunia yang luas ini, tentu kita tak mau hanya punya satu pilihan, kalau dalam 'kontrak penyedia' saja minimal punya dua pembanding, kalau dalam referensi tesis, kita minimal punya sepuluh referensi, barulah kita dianggap telah bisa membuat pilihan yang rasional dan logis.

kemudian akhirnya bukan hanya tentang apa yang kita pilih, tapi bagaimana kita bertanggung jawab dengan pilihan kita, bagaimana kita bisa berkomitmen untuk menjaga, memelihara kualitas hubungan jangka panjang dari apa yang telah kita buat komitmen itu. karena, tentu value sesuatu baru akan terlihat setelah diuji oleh waktu dan tempaan yang panjang barulah mungkin, kita bisa memetik 'hasil'nya. karena tentu, hal yang instan dan pilihan jangka pendek cepat tergerus waktu, pergantian yang cepat dan mudah pasti jadi opsi. tapi, kita manusia selalu ingin mencari makna dan arti- yang baru akan bisa keliatan kalau kita sampai pada kedalaman itu, yang telah ditempa waktu dan percobaan. 

menjaga kewarasan diri sendiri juga tak kalah penting, karena tentu pilihan kita bisa jadi tidak rasional kalau dari awal kita sudah terpengaruh dan bias, ataupun terburu buru. pentingnya disiplin untuk memanage waktu, tenaga, pikiran, kesabaran, yang juga diperlukan strategi. waktu tenang, meditasi, musik, jurnaling, ngobrol, dan metode metode lain yang diujicobakan ke diri sendiri yang jadi taktik untuk mempersiapkan kita mantap dalam kondisi untuk memilih dan mempunyai pilihan. 

pada akhirnya, semoga pilihan itu selalu tersedia dan jadi lebih mudah. karena tidak ada yang mudah, kecuali 'Engkau' yang menjadikan itu mudah, 'Engkau' yang menjadikan susah itu menjadi mudah. (Hr. Ibnu Hibban dalam Shahihnya 3:225).

79/366

menjadi dewasa

8/30daysoframadhan 

belakangan ada lagu yang populer dari idgtaf, judulnya 'takut', dengan penggalan lirik :

"Takut aku kecewa
Takut tak seindah yang kukira
Takut tambah dewasa
Takut aku kecewa
Takut tak sekuat yang kukira.."
kemudian seorang teman baru saja berulang tahun, kemudian bilang kalau ternyata ia sudah tua, menginjak tiga puluhan. benarkah jadi dewasa dan 'tua' semenakutkan itu? Hitunglah usia orang tua itu 60-70 kalau sehat, berarti kalau 30an tahun, sudah separuh perjalanan (kemungkinan) masa hidup di dunia. apakah hidup jadi semakin semenakutkan itu? 
awal 30an, aku juga merasakan hal yang sama, merasa masih kurang berguna, belum punya rumah sendiri, belum punya suami dan anak, dan merasa kurang, tak seperti orang orang di umur 30an pada umumnya. sangat gampang terhanyut pada omongan dan standar orang lain. karena, tentu lebih mudah mengikuti berpikir orang lain daripada berpikir dan punya teori sendiri tentang hidup. 
tapi, ngobrol dengan banyak orang (sempat pernah punya goal sendiri buat bisa reach up dan bisa ngobrol dengan orang dengan berbagai umur dan latar belakang kala itu), membuatku memikirkan ulang definisi dewasa itu. tidak semua omongan dan standar orang bisa didengar, begitu pula teori teori di buku tentang bagaimana menjalani hidup. semua boleh punya rumus dasar yang sama, tapi tak semua bisa menghasilkan sesuatu yang sama pula. lagian, pada akhirnya, siapa sih manusia di dunia ini yang tak ingin hidup dengan baik dan benar. tentu jika ditanya semuanya juga mau, mengikuti norma dan 'aturan' normal hidup manusia di bumi kan. 
tapi tentu, tak semuanya lahir dengan 'keberuntungan' itu, beberapa harus melewati perjuangan yang lebih keras dari yang lain, beberapa tertinggal, kemudian menyadari kalau tertinggal justru membuatnya memperoleh beberapa keunggulan lain, beberapa mati matian berusaha tetap 'sama' dengan yang lain, dengan mengorbankan 'yang lain' pula. pada akhirnya, hidup itu adil karena tak semua mendapatkan apa yang diinginkan tanpa mengorbankan sesuatu. 
mungkin menjadi dewasa berarti harus menelan kenyataan dengan pahit kalau semuanya tak berjalan dengan rencana dan memililih, apa yang harus kau lakukan dengan itu? jadi grumpy, atau jadi stoic, terus belajar, atau nyaman jalan di tempat. semuanya pilihan dengan konsekuensinya masing-masing. jalan yang paling baik? mana ada yang tahu. bisa saja kemalasanmu diam diam membuatmu jadi punya jalan takdir yang beda, bisa saja kedisiplinanmu membuatmu malah jadi gagal. ada yang tempe, tapi tidak ada yang tahu (hehe). 
jadi opsinya adalah dinikmati sajalah, kemalasannya, kedisiplinannya, hari produktifnya, hari liburnya, hari sepinya, hari ramainya. mana ada yang tahu buah buah kesabaran itu. jadi dewasa juga berarti jadi tambah sabar, percaya kalau proses itu juga harus dinikmati biar nikmatnya nambah kalau dapat sesuatu dengan ketenangan dan pikiran yang matang. toh, hidup juga tak akan kemana mana. selama mau-nya masih bisa dikurang-kurangin, bahagia sederhananya masih bisa dibikin-bikin, internet masih nyala, ranjang masih empuk, ac masih bisa mendinginkan kepala, gaji masih cukup menghidupi, mungkin, jadi dewasa tak begitu buruk. 
78/366 

Tuesday, March 19, 2024

bayangkan jika kita tidak menyerah

 7/30daydsoframadhan 

kadang yang paling rumit dalam hidup adalah ketika semuanya stagnan, stuck, boring. ketika ada masalah, pikiran dan upaya kita habiskan untuk menyelesaikan masalah- kita jadi punya tujuan. tapi ketika stagnan, zona nyaman memaksa kita untuk jadi 'aman' dengan tak melakukan hal hal yang menghabiskan resources, tak memiliki dampak yang terlalu signifikan untuk kehidupan sehari-hari. karena semuanya sudah stabil dan nyaman. disinilah, growth rasanya berhenti. 

makanya, pernah baca di suatu buku, tapi lupa buku apa yang bilang kalau ternyata rasa bosan itu juga perlu, sebagai alarm, sebagai reminder. gak akan ada keberlimpahan ide kalau gak nemu 'titik jenuh' nya. gak akan ada upaya lebih untuk 'keluar' kalau gak ada trigger atau pemicunya. bisa jadi masalah, bisa jadi rasa bosan. maka kembali lagi bagaimana kita bisa me'manage' rasa bosan itu. untuk rehat sebentar, menikmatinya, kemudian beranjak mencari hal hal yang lebih 'menantang' lagi. 

setiap hari, kita punya dorongan dan keinginan untuk melakukan sesuatu, gak cuma diam di tempat dan melakukan hal hal yang biasa kita lakukan. mungkin, hal inilah yang kadang, ketika di dalam fase nyaman, rasa bosan datang seperti udah gak ada hal hal 'aman' yang bisa dilakukan lagi. 

bayangkan jika kita tidak menyerah

mungkin kita cuma takut, takut bekerja dua kali lipat lebih keras, terpapar pada hal yang tak nyaman, meninggalkan sesuatu yang menyenangkan untuk hal yang tidak terlalu menyenangkan. mungkin kita akan terus merindukan hal hal lama yang kita syukuri, yang tak akan kembali lagi. tapi, pada akhirnya, kita tidak bisa mencegah perubahan itu terjadi. itu akan terus terjadi, sestabil dan sekomitmen apapun kondisinya.

mungkin jika kita tidak menyerah, kita bisa mencoba satu kali lagi, working on the angle. working on something. just not giving up life yet. -walaupun, ada hal hal yang memang harus kita lepaskan, kita ikhlaskan, kita lewatkan, kita cari angle baru. at least we try on something, we move, we live, or- at least we try.

77/366

apa yang menggerakkan kita dalam hidup

 6/30daysoframadhan 

setiap orang bangun, pagi, bergerak menjalankan hidup. mungkin, dalam fase kehidupan awal, bangun pagi cuma mikir makan, excited berangkat ke sekolah, mau nonton film apa, main game apa, begadang sampai malam. rasanya, kalau diingat-ingat, dulu bangun tidur selalu ada saja yang memang tergesa harus dilakukan-kesibukan kesibukan. 

sekarang juga sebenarnya sibuk sih-harus ke kantor, rutinitas yang sama. tapi mungkin, karena sudah bekerja di pemerintahan selama kurang lebih sepuluh tahun. kadang udah gak mikirkan lagi tentang kerjaannya karena sudah terbiasa, tapi jadi mikirin lagi tentang hal hal lain. apa lagi yang mau dicapai, dilakukan, bagaimana biar nggak bosan, atau mungkin jadi membenci beberapa hal. karena setelah sekian tahun bekerja, secara natural kita membentuk referensi, apa yang senang kita lakukan, apa yang tidak senang-apa yang kita benci. tentu, kita tidak bisa mendapatkan semua hal yang senang kita lakukan, pada beberapa titik-kita juga akan membencinya. 

contohnya ketika aku dulu di penempatan awal suatu kantor yang banyak kegiatan ke masyarakat seperti event-event, aku bener-bener gak suka aja dengan acara-acara seremonial (padahal dulu gak ada beban dan tanggung jawab apa-apa juga, cuma sekedar hadir dan berpartisipasi), kemudian aku pindah ke kantor yang kerjaannya benar-benar mengurus dokumen, duduk di depan komputer dari jam 7 pagi sampai jam 3 sore, sebenarnya aku sangat menyukai kerjaan seperti itu (di belakang komputer dan menganalisis) tapi lama lama aku berasa sakit pinggang mulu dan gampang sakit (deadline mepet dan rapat berhari hari) hahaha. kemudian aku ingat dimana momen, kayaknya enak kalau pindah ke kantor lain. 

kemudian aku pindah lagi ke kantor yang mengharuskanku turun ke lapangan panas-panas dan pergi ke beberapa tempat, aku pikir aku akan membencinya. tapi ternyata, aku cukup menyukainya, bertemu dengan partner kerja yang seru, dengan pemikiran yang sefrekuensi dan kecintaan pada pekerjaan yang cukup tinggi dan sama sama tidak menyukai beberapa hal. ternyata, aku menyukai juga pekerjaan problem solving dan menjalin jaringan dengan masyarakat. aku kira aku kurang menyukai hal hal itu, ternyata rekan kerja yang tepat juga berpengaruh tentang bagaimana kita memandang dan menjalani pekerjaan kita dengan menyenangkan. 

saat ini, aku pindah lagi ke kantor dengan pekerjaan administratif, sedikit kurang bersentuhan dengan masyarakat, lebih ke internal kepegawaian. lumayan struggling dengan bagian keuangan, dimana sebelumnya selama sepuluh tahun ini aku tidak pernah benar-benar terjung langsung mengurus dokumen keuangan, sekarang jadi ikut bertanggung jawab. lumayan banyak juga yang harus dipelajari lagi dan banyak yang ingin aku pahami. rasanya struggling lagi. sebenarnya aku senang belajar, ketimbang bosan dan tak melakukan apa-apa. aku senang punya manfaat dan berkontribusi dalam memecahkan masalah-masalah di pekerjaan. cuma terkadang partner yang tepat, mentoring dari orang lain, juga menjadi tantangan yang harus dipecahkan dan dicarikan jalan keluar. 

pada akhirnya, pola pekerjaanku bukan untuk menjadi siapa yang paling menonjol, paling bekerja dengan sempurna, tapi juga bagaimana bekerja dengan orang lain-hal yang sebenarnya sulit aku lakukan karena aku selalu merasa aku punya kecenderungan introvert yang 'malas' berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain, terutama orang yang aku tidak bisa 'respect' dan 'dominan' terhadap aku dan pekerjaan yang aku lakukan. pada akhirnya semua tentang melakukan apa yang kita bisa, untuk 'membantu' orang lain, tanpa juga 'keluar' dari tugas pokok dan tanggung jawab kita, tanpa juga dimanfaatkan oleh orang lain, tanpa juga 'terlalu' mengorbankan diri kita sendiri.

pada akhirnya, pekerjaan adalah apa yang melengkapi kita, sebagai manusia. bukan yang paling utama, tapi bagian dari hidup. diantara diri kita, keluarga, hobi, teman-teman, semuanya harus berjalan beriringan. seperti konsep ikigai, semuanya harus berada dalam lingkaran keseimbangan yang membuat kita merasa puas dengan hidup. yang apabila satu bagian itu menjadi turun kurvanya, penguatan dari aspek yang lain bisa menjadi support kita untuk pulih dan bangun dari keterpurukan. 

semoga kita semua bisa menemukan keseimbangan hidup itu. berjalan dengan cukup percaya diri dan melakukan semuanya dengan 'baik', 'paling baik' dan 'aman'. berjalan dengan batas bawah yang minimal dan cukup memuaskan. semoga kita bisa terus 'bergerak, 'bertumbuh' dalam hidup. dan menemukan jawaban dalam hidup, serta terus menemukan 'pertanyaan-pertanyaan' baru. 

76/366

Monday, March 18, 2024

ramadhan dan asupan jiwa

 5/30daysoframadhan

menyambut ramadhan dengan sukacita- walaupun sebenarnya aku selalu menganggap aku adalah orang yang lebih tertarik pada spiritualitas- daripada religiusitas, jadi memaknai ramadhan selalu pada taraf esensi dan sungguh personal. memperkaya diri dengan ketahanan mental, latihan kedisiplinan, mengontrol diri, menahan keinginan keinginan. seperti fisik, mental pun harus terlatih dengan penuh kesadaran. kalau seperti latihan di gym, harus dirasain pelan-pelan dan sakitnya, biar ototnya kebentuk- seni menikmati rasa sakit demi tujuan jangka panjang yang masih di angan angan. kupikir, begitu pentingnya fiksi, imajinasi, visualisasi, manifestasi, afirmasi positif, termasuk (dan yang sangat penting) doa, ibadah, iman.  ia adalah substansi yang harus mengisi otak kita biar kuat menikmati rasa sakit, kejenuhan, kebosanan, rasa capek dengan perasaan ikhlas, damai, legowo. karena kita yakin, ada yang menyambut kita di depan sana (ataupun tidak). 

aku pernah membaca suatu komentar youtube di konten ramadhan yang bilang, begitu penting peran orang tua pada anaknya, yang dari kecil, menanamkan agama (doa, shalat, dan ibadah lainnya) karena ketika beranjak dewasa dan banyak 'mencoba' hal hal yang berbeda, kemudian hatinya jadi tak tenang, kacau, galau, agama bisa jadi pegangan biar gak 'kejauhan' menjalani hidup normatif dan 'safe', seperti dalam ingatan ingatan masa kecil ketika semua hal lebih 'mudah' dan ringan. aku sungguh bersyukur aku memiliki ingatan-ingatan itu hingga sekarang, agama yang diwariskan, berhasil membuatku 'tenang', sebagai ingatan yang menyenangkan, pengalaman yang transedental, menjadi dekat dengan pencipta. 

dulu, aku pernah ada dalam fase rebel yang membuatku berpikiran negatif tentang agama, yang selalu tentang ketakutan pada surga dan neraka, orang tua yang selalu menyuruh beribadah-tapi aku abaikan dan dianggap 'durhaka' dan tak benar. intinya, aku begitu benci 'dipaksa' beribadah dan 'terpaksa' melakukannya. aku tak merasakan nikmatnya beribadah (juga melakukan hal hal lain) kalau disuruh dan diperintah perintah dengan semaunya dan tidak menyenangkan. juga, aku melihat sosok/orang yang ngomong, yang bisa saja kupertanyakan kredibilitasnya. ditambah lagi, kala itu aku begitu senang membaca yang aneh-aneh, lalu terdampar membaca buku buku ateis. HAHA. kemudian ada lagi satu buku yang buatku sangat berkesan, History of God-Karen Armstrong. buku-buku yang membuatku mempertanyakan ulang 'kepentingan' agama, asal muasal dan sejarahnya. agama, yang dulu buatku begitu magis dan tak tergapai-gaib. di mata sains dan buku buku itu, jadi logis dan memiliki 'fakta fakta sejarah' yang patut disangsikan. aku sempat berpikir yang 'aneh-aneh' setelah itu, mungkin semacam, hilang 'kepercayaan', yang tak lama kemudian, membuat aku merenung dan memikirkan lagi tentang agama.

setelah fase-fase itu, kayaknya aku jadi memaknai ulang beberapa hal dalam hidup, makna tentang diri sendiri (yang masih terus berproses juga sih, sampai sekarang), yang mungkin setelahnya, aku mulai makin nyaman dalam 'beragama', semakin percaya diri dengan 'keyakinan'ku, aku mulai menciptakan keyakinan dan ketenangan buat diriku sendiri. aku tetap memegang teguh islam dan sadar kalau kita tak bisa lari dari 'warisan' agama, ataupun ingatan, memori, sejarah, masa lalu. tapi pada akhirnya, apa yang kita lakukan, dan kita inginkan sekarang, adalah apa yang benar benar aku 'percaya'.

aku percaya, ramadhan adalah kesempatan, untuk mengupgrade diri, kualitas diri, memberi makan jiwa. jeda dan rehat, situasi yang aneh, menantang, berbeda dari biasanya yang membuat kita harus terus bisa beradaptasi, fleksibel, tapi juga terus mengatur strategi bagaimana bisa beraktifitas dengan produktif dalam kondisi yang 'menantang', mengatur waktu, mengevaluasi kemampuan diri sendiri. dan beraharap, semoga jadi lebih baik dari sebelumnya. 

75/366

Sunday, March 17, 2024

hidup terlalu singkat, untuk dilewatkan

 4/30days of ramadhan

masa lalu.

masala lalu seperti memori dan ingatan kabur. di sela sela waktu, ingatan kadang menyeruak dan membuat kita kembali pada ingatan ingatan yang mungkin sudah lama tidak diingat-ingat. semuanya jadi suatu hal yang manis, pahit, menyenangkan, mendebarkan, kita mengingat bahwa kita pernah benar benar nyata dan serius merasakannya, tapi kita juga sudah melupakan semua detailnya. beberapa menjadi kabur dan ambigu serta larut dalam narasi yang kita ciptakan sendiri- narasi yang kita ceritakan dan bawa bawa dalam tiap percakapan. 

 

begitu tidak ada artinya, hal hal yang telah terjadi

ternyata,  begitu tidak berartinya sesuatu, momen, kenangan, ketika semua itu telah lewat. maka beberapa orang menyimpan foto, memorabilia, untuk menyeret nyeret momen yang lalu pada masa yang sekarang. jarak yang paling jauh adalah ke masa lalu, yang tidak akan pernah terjadi lagi. semuanya yang lewat, telah berubah, dan kau, harus terus siap beradaptasi, berubah keluar maupun malah meringkuk ke dalam, mengikuti alur yang boleh jadi bukan keinginanmu, yang tak kau suka, yang kau benci setengah mati. dan pilihan pilihan yang sulit, mengantarkanmu kembali pada persimpangan keputusasaan. 

 

benang tipis menjalani kehidupan

ternyata, semuanya tidak pula terlalu berarti apa apa dan signifikan, cuman otak dan perasaan telah kepalang tanggung, terinvestasi dengan hal hal yang pasti berubah, kemudian cuma sisa isak tangis, dan hati yang mampu menanggung semua air mata. kita berusaha berjalan menyeimbangkan harap itu pada benang tipis tak pasti dan tak tentu. entah hari ini, entah bagaimana besok. semuanya bisa begitu membosankan pada satu hari, dan begitu liar dan menyenangkan esok hari. tapi kita harus tetap bertahan pada kedua hari itu. 

 

bagaimana jika

kemudian penyesalan di waktu waktu kosong itu menarikmu seperti magnet yang menghilangkan semua daya dan upaya, bagaimana jika, semuanya baik dan lancar saja. berharap dan berpikir bahwa semuanya akan lebih mudah, jika saja, andai saja. dan kita memilih mengambang dan tenggelam dalam kolam andai andai itu. tapi, hidup juga akan terlalu membosankan tanpa bagaimana jika, sel neuron akan malas melangkah jika kita tidak berpikir, mungkin akan menemukan harta karun di ujung pelangi, pada hujan deras dan badai ini. bagaimana jika, semuanya berjalan dengan baik, dan semua keluh dan kesahmu. hanya remah remah roti yang akan mewarnai seluruh jalanmu?


mencoba dan bertaruh pada hidup

Waktu akan habis jika kita habiskan mengutuk hal hal yang tak akan pernah terjadi, apa apa yang mungkin saja kita dapatkan-tapi tidak. Tapi di dalam gelimang kemungkinan kemungkinan yang liar itu, mungkin ada sedikit harapan, untuk berdamai. Untuk mengambil jeda dan berpikir, barangkali bisa kita coba. Jika pilihannya adalah bahagia dan menerima takdir, atau tidak Bahagia dan tetap harus menerima takdir. Kita semua dengan sadar akan memilih bahagia-bahagia kecil itu. bahagia yang bisa kita coba coba dan bereksperimen dengannya setiap hati. mencoba bertaruh untuk harapan yang sedikit itu, memiliki harapan meskipun belum bertemu dengan kenyataan-kenyataan itu. beberapa meyakinkan bahwa kita memang sangat membutuhkan fiksi itu, fondasi iman dan harapan untuk yakin ada sesuatu yang berharga di ujung jalan. Bahwa pada akhirnya akan ada yang menenangkan dan kedamaian yang akan menyambut kita setelah semua derita yang kita tanggung. Pada hidup, pada semua yang kita pertaruhkan, setiap harinya.

74/366

Friday, March 15, 2024

puasa, membatasi diri sendiri

3/30 days of ramadhan

Hidup yang laju dengan kecepatan perkembangan yang kadang membuat kita gagap, seperti aku yang kemarin merasa sudah cukup pandai sejak belajar komputer dari jaman SMP dulu, bakal kalah cepat dengan anak balita yang kita telah terpapar handphone dan tab sejak dini. Ngerasa kembali gaptek waktu ngerubah dari windows ke macOS, yang rupanya benar benar gak familiar dengan tampilannya, sesederhana mengubah control jadi command, dan fitur-fitur kecil detail lainnya. Ternyata membuat aku sedikit gagap, takut, rada mental block pas ada deadline dan pengen kembali ke zona nyaman aja dengan tampilan yang udah bertaun taun dipake. 

Juga kecepatan perkembangan chatgpt, ai, serta teknologi teknologi tak tergapai lainnya yang rumit dan tak bisa aku ciptakan dari tangan kosong sendiri. Handphone juga sekarang tak pernah lepas dari tangan, ada berita dan informasi yang kita gak mungkin gak tau, karena begitu cepatnya semua terakses, begitu laju dan cepat, hingga rasanya membuat jeda jeda yang singkat terasa lebih membosankan, tanpa scroll tiktok, tanpa update kabar terbaru instagram dan tau berita dunia, atau grup whatsapp tentang aturan terbaru pekerjaan atau gosip terbaru. Rasanya pada beberapa waktu, jadi terasa begitu overwhelming, memaparkan diri sendiri secara sukarela dengan hal hal yang menarik buatku itu. Tapi diantara kesibukan kefanaan itu, solusinya jadi akan lebih mudah, simpel, tapi juga begitu intrik- segampang mematikan handphone (karena mengabaikannya jauh lebih sulit), kadang ternyata tidak tau itu tenang. 

Pada akhirnya, kita memang harus punya batasan, untuk waras, untuk bisa bernapas dengan lega, pada jeda jeda dalam hidup. Sesimple 'me time'- waktu buat diri sendiri, sesimple bengong melamun, sesimple matiin handphone, sesimple pergi ke luar muter muter tanpa notif, sesimple menikmati waktu dengan pikiran kosong dan 'mengisi baterai' lagi. Di jeda jeda itulah, kita membuat makna dari hidup yang sibuk, membuat tulisan dari hidup yang secara 'tidak sadar' secara penuh itu kita jalani. Untuk kita pikirkan, untuk kita renungi. 

Puasa, seperti ikon dan perayaan dari itu semua. Meningkatkan kualitas dan menahan diri dari dunia selama satu bulan, agar sebelas bulan itu punya arti, agar nanti sebelas bulan yang lain itu akan terasa manis. Bahkan nasi dan telur dadar es teh di hari lain yang terasa biasa di bulan puasa ini jadi terasa begitu istimewa. Seperti puasa dan hal hal lain, barangkali kita harus berhenti dan terus menerus belajar lagi, memperkaya, memperdalam, melepaskan ego, untuk kembali jadi lemah. Sadar bahwa kita cuma manusia yang punya keinginan, dan bisa tak berdaya, yang akhirnya hidup mengantarkan kita pada gerbang dunia, yang bisa kita nikmati- dengan batasan batasan dan kedisiplinan menahan diri, untuk mengecup manisnya nanti, pada saatnya. 

73/366

Thursday, March 14, 2024

Secret of Divine Love

 “When the world goes to sleep, God is the One who is awake with you. God sees the tears you hide with smiles and He embraces the pain you think no one would understand. “Not even an atom’s weight in the heavens or the earth remains hidden from Him” (34:3).”


Secret of Divine Love adalah buku pertama yang aku baca di Ramadhan hari kedua ini. Sebenarnya ingin lebih dalam membaca, tapi kurangnya tidur, pekerjaan yang padat dan jadwal olahraga yang dipindah ke malam hari- terus sorenya udah cape dan ketiduran jadi starter puasa di hari kedua ini. Haha. Ah, entah kenapa senang banget habis olahraga, badan seger- dan yang pasti otak rasanya fresh aja, dibandingkan kalau ketiduran terlalu lama di luar jadwal. Rasanya seperti dapat ekstra tenaga setelah habis olahraga, makan- mandi, dan dengerin musik relaksasi. 

Sebelum membaca buku untuk diulas, kadang aku selalu membaca review/sinopsisnya di goodread. Karena kadang suka stuck membaca buku sedang aku bosan pada point of view atau gaya penulisannya dan jadi kurang tertarik, jadi kadang aku baca positif dan negatifnya biar bisa mengira ngira apakah aku masih bisa menolerir sisi-sisi 'negatif' dari kolom komentarnya. haha. mon maap rada judgemental.

Sebenarnya, salah satu tipe buku yang aku senangi dari kecil- entah kenapa cenderung ke buku buku pengembangan diri, yang bisa dibilang klise dan sedikit fiksi-puitis. Tapi aku bisa bertahan membacanya, berasa ada yang menyemangati. Kupikir, ini buku semacam itu, yang meromantisasi - memaknai ulang kehadiran Tuhan, dengan memaknai kutipan kutipan ayat. Semacam supporter yang bakal membisikimu dengan kata kata manis, kalau Tuhan akan mencobamu, dan menolongmu, dan menghujanimu dengan cinta kasih. Secara spiritual, kita juga harus berupaya dan mendekatkan diri kepadaNya, demi diri kita sendiri.  

Sebagai pembaca buku-buku 'agama' karya Karen Armstrong jaman kuliah dulu, tentu buku ini bukan tipe buku yang 'menggoncang' iman atau 'memperdalam' ilmu agama dan datang dengan ide yang  benar benar baru dan mencerahkan. Semacam tentang rangkaian kata kata indah yang 'menceritakan' atau 'memaknai' kembali ayat  ayat Qur'an sepenggal sepenggal dengan narasi narasi motivasi. Kutangkap buku ini berupaya 'mengenalkan' islam secara general dengan konsep cinta kasih dan lebih universal dengan rangkaian-rangkaian cerita yang terasa personal.  

Overall, I think im kinda confused of the purpose of this book. I dont know, it looks like the religious book- written by an amateur, but want to have some speech. I dont know. But I just search the author and I think its true- its kinda poetic book, but I think some parts of the book intended to advise or kinda feels like patronizing or mansplaining without good or valid arguments. But Its kinda amused me with the words and the 'quote',

2/30daysofRamadhan of 72/366

Wednesday, March 13, 2024

Refleksi dan peregangan

Hidup kadang memaksa kita mengikuti alur dan arusnya dengan laju dan tempo yang kadang sulit untuk diikuti. Kemudian, di tengah jalan rasanya kelelahan, sedang kita merasa selalu tertinggal. Lalu dengan terpaksa, kita berhenti sejenak, dan sadar kalau ternyata tidak apa apa juga tertinggal. Akan selalu ada kereta yang lewat, dan akan selalu ada kesibukan yang akan menyibukkan kita. 

Tenggelamlah kita dalam perputaran mana  yang duluan, ayam atau telur? dan apakah penting, untuk gali lobang- tutup lobang, sedang kita tak begitu tau lobang mana yang menggemakan kekosongan dalam hidup kita.

Untuk memahami suatu substansi, kita akan selalu kembali lagi kepada awal mula, patient zero, alat ukur subjektif- yaitu diri sendiri. Karena pada akhirnya, diri sendiri lah yang akan memberikan nilai, yang akan mengukurnya dari definisi yang pernah kita dapatkan, pemahaman yang pernah mencerahkan kita, pengalaman-pengalaman bias dari diri sendiri, begitu pula dengan sentimen dari diri sendiri yang kepalang judgemental serta paket lengkap dengan pembenarannya. Karena, kita tak lahir dari ruang kosong dan hampa udara, kita adalah paket beserta sejarah yang tak kita pilih, dengan keputusan keputusan terdahulu yang mungkin telah terlalu keras kepala tak akan mau kita ubah dan kita yakini dengan sungguh. Karena, apalah artinya keputusan tanpa alasan, rumah tanpa fondasi- keteguhan tanpa keputusan keputusan yang telah kita buat sebelumnya menkonstruksi pikiran sadar dan bawah sadar kita? 

Begitu pula dengan melakukan refleksi- atau biar tambah rileks- suatu peregangan. Definisi yang harfiah pada- kembali ke pengaturan awal, karena sejauh yang kita tau, ingatan kita mengakar pada titik nol ingatan yang bisa kita callback, pemahaman yang sudah bisa dipahami ketika kita telah sampai pada titik yang telah lewat, bukan pada saat kejadian, agar bisa mengambil gambaran yang lebih besar- kemudian memberikan makna, pada pengalaman-pengalaman serta keputusan yang kita ambil yang mungkin kita kira pada saat itu adalah keputusan yang paling masuk akal- dengan keterbatasan informasi yang kita miliki. 

Setiap hari adalah pertanyaan baru, dari informasi yang dikumpulkan dari pertanyaan sebelumnya, pertanyaannya bertambah sulit, seiring bertambahnya ilmu dan pengetahuan yang kita miliki. Definisi kita pun semakin kaya- dari yang tadinya bingung apakah bisa mendapatkan pekerjaan atau tidak, jadi bingung bagaimanakah cara bertahan dari suatu pekerjaan, kemudian jadi bingung bagaimakah cara menambah pendapatan, kemudian bingung lagi bagaimana caranya mendapatkan jodoh, merekonstruksi romantisme buat diri sendiri, bagaimana cara bisa bermanfaat dan berdampak bagi lingkungan, bagaimana cara bisa menulis lebih banyak, membaca lebih banyak, bertemu orang lebih banyak. Dari titik nol, kita bertambah banyak dan bertambah kreatif dalam menginginkan sesuatu terkait dengan semakin bertambahnya informasi yang kita dapatkan. Pertanyaan yang membuat kita terbentur juga mengantarkan kita pada pertanyaan pertanyaan yang lebih substansif- yang bahkan membuatnya jadi terlihat lebih sederhana dan to do point- mau ngapain aja sih sekarang?

Circular loop itu tak akan habis habis dan kehilangan makna kalau kita tak memberikan jeda dan waktu untuk menyerap maknanya, seperti fungsi dari gratitude journal- metode sederhana yang acapkali dianjurkan oleh orang-orang dengan anxiety. Untuk menarik napas, lebih mindful dengan apa yang kita syukuri, bukan apa yang sedang kita kejar kejar. Kemudian mata pun jadi lebih sensitif, mencari, apa sih yang disyukuri hari ini. Dengan pelan, kita kembali mengeja kebahagiaan. Ternyata, mendapatkannya sungguh bisa diupayakan dari hal kecil, dari diri sendiri, sekreatif bernapas dengan tenang dan menuliskan pikiran pikiran liar yang bikin tak tenang di tulisan ini.

1/30