Friday, June 30, 2023

Berkurban dan Merelakan

Apakah kita pada akhirnya punya keberanian itu? untuk melangkah maju, setelah beberapa kali terjatuh dan dihantam kenyataan. Apakah yang membuat kita bergantung pada dunia, menggantungkan seluruh harapan dan keinginan di dunia, yang selalu enggan kita lepaskan.  Uang, cinta dan perasaan nyaman dan aman. Sebelum semua dicabut nikmatnya.  

Beberapa hal begitu mudah datang di hadapan kita, tanpa kita upayakan, tanpa kita usahakan. Sehingga kita kadang merasa ia adalah bagian dari hidup kita yang tak akan pernah diambil. Atau sebaliknya, ia begitu sulit hingga kita telah merasa layak mendapatkannya, karena telah mengerahkan seluruh upaya, waktu dan tenaga, hingga akhirnya mendapatkannya. Sehingga kita begitu yakin, semuanya adalah hal yang pantas kita dapatkan. 

Dalam momen refleksi idul adha kali ini, adalah waktu yang tepat untuk merenungkan kembali.  Apakah semuanya benar-benar milik kita? atau semuanya hanyalah sementara. Titipan perasaan, titipan yang kadang bisa dicabut, bisa diambil, berkurang nikmat, hilang dan membuat mati rasa? Bahagia, air mata, suka dan kedukaan yang numpang lewat beberapa saat, yang harus lewat, yang kadang kita sesalkan dengan panjang itu, yang kadang kita persilakan tinggal sedikit lebih lama dari yang seharusnya karena kita senang dalam perasaan yang telah terlalu dalam itu.

Adakah hal hal yang membuat kita jadi takut dalam menjalani kehidupan. Jangan-jangan, selama ini kita terpenjara dalam perasaan memiliki, yang kita ciptakan sendiri. Jangan-jangan, ketika sudah ikhlas melepaskan, apa yang tak pernah benar-benar menjadi milik kita, hidup akhirnya kembali dimulai, untuk hal hal yang lebih menakjubkan. 

Tuesday, June 20, 2023

journal of feelings

perasaan kala itu seperti lautan, dalam, 
dan kita tak akan pernah benar benar bisa memprediksi 
kapan badai itu bisa datang. 

entah karena satu kepak sayap kupu-kupu
 atau gelombang air pasang. 
ia terombang ambing, 
mengikuti ingin lautan. 

apakah kita benar benar bisa mengikuti arusnya yang deras itu? 
atau baikkah menyerah dan tenggelam, 
mengambang menunggu pertolongan.

apakah kita pernah benar benar menjadi penentu arah, 
atau senangnya hanya khayalan dan bualan 
sebelum tidur yang membuat mengantuk.
 
hidup jadi mimpi sebentar, 
semua kali ini tentangmu, 
pemeran utamanya 
di lautan perasaanku yang luas, 
dalam dan tak bertepi. 

kali ini ia masih,
tapi aku paling paham
nakhoda ulung
akan begitu mudah 
mengubah haluan

dari jauh, tujuan itu tak pernah keliatan
hanya laut lepas tanpa tepi

20/06

Monday, June 19, 2023

hari hari baik dari yang lebih baik

pernah nggak sih, menunggu sesuatu hal yang buruk kejadian. kayak, udah punya firasat sebelumnya. ketakutan-ketakutan dari sejak pertama yang membayangi, yang awalnya muncul sedikit demi sedikit, sampe akhirnya memenjarakanmu. buat kamu setiap hari bangun dari tidur dan menantikan, kapankah yang terburuk itu akan terjadi. cukup kuatkah kau nanti menghadapinya?

lalu hari demi hari kau habiskan dengan hatimu yang patah dan bayangan tentang masa depan yang sungguh menakutkan, yang kau pikir akan jadi akhir dari semuanya. yang akan membuatmu kehilangan seluruh harapanmu. kau pikir kau tak akan bangkit lagi kali ini. kau pikir kau sudah tamat dan selesai.

kemudian hal buruk itu terjadi. sialnya, hatimu tak lagi merasakan apa-apa karena kau sudah menyicil duka nya sedikit sedikit dari kemarin. ternyata, pada saat hari itu tiba, kau sudah siap. sialnya, kau jadi ingat kalau kau pernah melewati hal serupa. dan dunia berjalan dengan baik baik saja. ternyata, sekerdil itu perasaan, kalau ia telah lewat waktunya.

kadang ingin menyalahkan perasaan yang begitu mudah tumpah, sedikit demi sedikit. firasat tak enak yang datang, kecil kecil mengiris, tapi tak pernah kau abaikan. rupanya, tubuh sudah tau dari awal, dan mempersiapkanmu untuk akhirnya hari itu tiba. tidak ada yang jatuh dan tumpah. tapi kau tau, masih tersisa sedikit sesak yang akan kau cicil nanti bersama tontonan drama korea sedih yang akan kau tonton nanti. ternyata, tak seburuk yang kau bayangkan.

hidup memang maha misterius, kita tak pernah punya kuasa apa-apa, atau jangan berani-berani berpikir dan berharap kita punya (ilusi) mengendalikannya dengan penuh. jangan melawan arus, dan jadi ikan yang mati, ikutilah arusnya. belajar mengendalikan kemana kau akan pergi, mungkin begitu, mungkin juga tidak, kita tak akan pernah benar benar tau.

mungkin beberapa waktu lagi, bakal mental breakdown terus nangis cuma gara-gara hal kecil, mungkin juga bakal ketawa-ketawa kayak orang gila cuma gara-gara liat meme yang di share teman. atau trenyuh liat bapak-bapak tua yang ngayuh sepeda. hidup semisterius itu, dan Tuhan memang Maha Membolak-balikkan hati manusia, kita bisa apa lagi selain percaya?

19/06/2023

Saturday, June 17, 2023

the closure, for today

aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata kata yang lugas dan tegas
penuh keyakinan dan hal hal yang pasti

aku ingin mengawali semuanya dengan benar
karena apa lah guna kesalahan lalu 
jika tak mengambil pelajaran

satu langkah lebih baik 
dari hari hari kemarin

aku mencintaimu dengan bodoh dan berani
untuk kali pertama yang terlalu cepat
aku tak lagi ingin memiliki apa apa
aku tak mau kehilangan apa apa

perasaan hari ini terasa jelas dari pertama
tidak akan ada yang kalah
untuk mengutarakannya
untuk menginginkan yang lebih

aku telah berjanji pada diriku sendiri
sedikit lebih berani dari kemarin
untuk berani maju, berani pula pergi
berani mempertanyakan kejelasan

untuk hal hal yang membingungkan 
dan malam malam penuh pertanyaan panjang

cintaku dalam dan jarang
tak akan aku lepaskan kesempatan
maupun salah yang akan terulang.
kedua kalinya

//17/6/23

Friday, June 16, 2023

kelimabelas.

yang ingin kusampaikan pada angin dan laut
tentang masa yang lewat
apakah ia memaafkan badai
yang porak poranda
tapi menjernihkan lautan
atau apakah ia membuka tabir
akan petualangan selanjutnya?

setiap dermaga telah jadi perhentian
tapi nakhoda takkan pernah berlama lama tinggal
menyesali setiap keputusan yang keliru
tujuan hanya persinggahan sementara
dari satu ke yang lainnya

setiap langkah dan kerikil
akhirnya jadi tempat menari
untuk apa yang terlewat
tak lagi ingin disesali

setiap lautan adalah pertanyaan baru
yang takkan pernah sampai pada muara

masihkah kau ingin ikut berlayar
dalam petualangan selanjutnya?

16/6/23

Monday, June 12, 2023

Janji, ini yang terakhir

panas terik kota seperti cintaku yang telah sampai ujungnya, di penghabisan
wajahmu masih seperti pujangga untuk semua kata kata yang tiada ujungnya
aku telah menunaikan cinta mencintaimu sampai tuntas
perasaan jadi lebih ringan dibawa kemana mana kalau sudah ikhlas melepas
 
janji, ini yang terakhir
pertemuan untuk memastikan perasaan
bahwa tidak akan ada lagi yang tersisa
semuanya sudah habis terkuras
 
menatap wajahmu seperti mungkin kali terakhir
kesempatan terakhir menjadikannya gelak tawa
seperti awal perjumpaan, hanya percakapan receh menyenangkan
sebelum jadi perasaan yang sudah terlalu berat kubawa kemana mana
 
aku berjanji, ini yang terakhir
seperti yang kau pernah tanyakan tentang semua yang tak lagi punya arti
mengapa masih kutemukan tulus dan kesedihan di wajahmu sedang semua hanya halusinasi
tahun tahun terakhir bersamamu sungguh menenggelamkanku dalam petualangan
 
hanya kau yang akan pernah tau
betapa pernah aku mencintai dengan panjang dan telaten
menghabiskan semua stok kesabaran
tapi semua telah kubayar lunas dan tuntas
 
kau harus berjanji, ini yang terakhir
agar supaya semuanya selesai, dengan tawa ringan
dan cinta yang tak akan pernah sampai akhirnya dilepaskan
bahwa ia tidak akan pernah mati, mengalir jauh pada nadi

hanya kau yang akan pernah paham
betapa hatiku sempat punya nyali 
mencintaimu lebih dalam, lebih lama lagi
sedang matahari akhirnya telah tenggelam

dan pagi seperti lupa
pernah ada
...

Sunday, June 11, 2023

Pulau Pelapis, Kayong Utara #BTS9 #MarmelPontianak

"Bait Yang Hilang"

Aku selalu percaya orang-orang yang traveling ke tempat-tempat terpencil, mengikuti komunitas, kegiatan sosial, berusaha melangkah lebih jauh dan lebih sulit dari kehidupannya yang nyaman, yang biasa, adalah kumpulan orang orang yang pernah kehilangan sesuatu yang begitu besar dari dirinya.

Seutuh dan sesibuk apapun dirinya di hari hari biasa, hatinya selalu merasakan kosong yang belum pernah benar-benar terisi. Ada sesuatu yang bergejolak dalam dirinya, butuh untuk terus dinyalakan dan dihidupkan- dalam kemapanan dan kenyamanan, untuk dihadapkan pada situasi sulit, untuk merasakan kelegaan, pada akhirnya- bahwa hidup punya makna yang lain, yang membuatnya melupakan kekosongan-kekosongan itu. 

Seperti menemukan pemantik-pemantik kecil, api semangat dalam jiwa anak kecil yang polos, berbagi cerita tentang mimpi-mimpi mereka. Apa yang mereka inginkan, seperti berkaca pada diri sendiri, hey, apakah yang kau inginkan? apa yang kau lakukan untuk mengejarnya?

karena hidup bukan berarti kau mulai darimana, kau mulai dari apa, tapi apa yang akan kau lakukan. apakah kau berani melangkahkan kaki, meski kau tau jalannya akan sulit, gelombang akan menghantammu berjam jam dan membuatmu mual, pusing, tak nyaman, ketika sampai juga bukannya kau akan tinggal di tempat yang nyaman, kadang beralas pasir, kadang terbaring dengan sleeping bag namun penuh kerikil, atau air bersih yang begitu sulit dicari hingga kau harus pandai-pandai mencari kenalan baru untuk menumpang tempat mandi. terus menerus meminta pertolongan orang lain- ketika kau tidak lagi mampu menolong dirimu sendiri. 

karena pada akhirnya hidup itu tak punya batas- manusia selalu punya batas kelemahan, dan jangan pernah kecil hati untuk mengakui bahwa kau selalu butuh orang lain, untuk menghidupkan nyala api dalam dirimu yang tak bisa nyala sendiri. bahwa pada akhirnya kau harus melepaskan semua hal yang ada pada dirimu, untuk bisa ringan berjalan- bahwa kau tak bisa membawa terlalu banyak- selain yang muat di tasmu yang mampu kau gendong dalam perjalanan. bahwa kau harus belajar lagi untuk merelakan dirimu sendiri, bahwa kau pada akhirnya, tak pernah benar-benar memiliki apa-apa. 


yang akhirnya akan menemukan sebuah pertanyaan besar, pada pijakan awal, pada bait yang hilang- apakah yang akan kau cari?

yang ke-empat belas

ia seperti jalur trek kereta api yang panjang, tak pernah membuatku menunggu perhentian, terus melaju. kita tak akan pernah selesai menamatkan teka teki dan melanjutkan petualangan, katanya. 

katanya ia dikirimkan dari semesta untuk menjaga hatiku yang patah, entah alasan, atau entah karangannya saja. tapi aku memang sedang patah, dan akan menerima semua bantuan, untuk memulihkan semua patah hatiku. 

jujur aku melupakan semua, hanya percakapan biasa, yang nyaman, yang memberikan rasa aman. karena serapuh apapun aku berkeluh kesah, kau akan datang dan menyelamatkan perasaanku.

kini kau ada di setiap jatuhku- jala pengaman yang akan menampung dan menangkapku tak jatuh terlalu dalam. entah akupun sebaliknya, kuharap dapat menangkap kau yang sedang terjatuh terlalu dalam. kuharap perasaan ini seperti wahana hiburan yang memberikan selingan selingan yang menyenangkan pada hidup yang semakin jahat dan menyakitkan. kuharap sedikit banyak, kau bisa tertawa dan menertawakannya.

kau hadir seperti rumah tetangga sebelah yang bebas aku singgahi kapanpun dengan pintu terbuka dan menyambutku dengan hangat, entah aku sedang berderai air mata, atau tertawa jatuh cinta. 

apalagi yang bisa kuingat setelah hari keempatbelas, sebelum semuanya terjadi dan airmata hanya bisa tumpah karena perasaan bersalah.

hari itu tidak ada firasat tidak enak atau apapun, tapi hatiku sedikit merasakan ada yang janggal pada tatapanmu di bawah rembulan, tapi- setelah kupikir lagi- aku sudah terlalu sering merasakan tatapan itu. mungkin selama ini bukan aku yang tidak peka, mungkin aku lah yang telah terbiasa melihat perasaan itu- bertahun tahun lamanya, dan menganggapnya itu adalah perasaanmu yang wajar dan biasa.  bukankah memang gajah yang di pelupuk mata tak akan pernah tampak.

kalau jujur dan menelusuri perasaan-perasaan yang indah dan menakjubkan, pasti lah ada sesuatu jejaknya di sana. di hari hari yang menyenangkan, dan mendebarkan. mungkin jadi alasan kenapa semua perjalanan itu menjadi menyenangkan, dan aku tak mau yang lain lagi. 

seseorang pernah bilang, mungkin jika kita disini, pada tahap ini selama bertahun tahun, mungkin ini lah kadar dan porsi yang paling pas- yang paling nyaman, tempat yang paling nyaman dan porsi yang cukup di hidup kita. tidak kurang, tidak lebih.

mungkin, semua akhirnya akan baik baik saja.