Wednesday, December 10, 2014

Penjara Sepi

*personal photo-bukit jamur bengkayang-kalimantan barat


Kepada kaki yang telah terlalu jauh melangkah, kemudian lelah
Kepada hati yang telah terlalu sering patah, kemudian menyerah

Kubisikkan padamu suatu kata rahasia
Aku pun tak tahu apa apa

Bagaimana caranya menghiburmu ketika penghiburan diingini hatiku sendiri
Bagaimana caranya memadamkan api ketika yang terbakar adalah aku, hanya aku sendiri

Kepada sepi, kepada sendiri
hadirlah jangan lebih lama lagi.

kuingin duduk berdua denganmu,
menghabiskan senja yang memerah

merekah, kemudian layu
bersinar, kemudian kelabu
terbakar, kemudian jadi abu

jangan pergi satu kali lagi
jangan lari untuk yang terakhir kali lagi

aku akan menikmati waktu menunggumu berlari
disini, sendiri, berteman sepi

Desember 2014

Monday, November 10, 2014

Menunggu

Entah berapa kali kau mengatakan pada dirimu sendiri, untuk menunggu.  Entah untuk meyakinkan dirimu sendiri bahwa apa yang kau lakukan pada jarak waktu dulu, adalah tiada sia-sia.  Entah untuk memenangkan kepercayaan dirimu yang sangat besar, bahwa pada akhirnya kau akan menang, dan ia akan menyerah. 

Harapan kadang adalah optimisme yang berlebihan, dan kita adalah manusia yang hidup dalam realitas, tanpa waktu lampau, tanpa masa depan.  Kita mengambang pada masa kini, tidak melesat maju ataupun berjalan mundur, kita, disini di waktu yang ini.

Menunggu adalah apa yang kau katakan ilusi, abu-abu.  Pada akhirnya, kita semua menunggu.  Menunggu waktu yang tepat, menunggu orang yang tepat, menunggu cinta yang tepat, menunggu kehidupan yang lebih baik.  Kita sendiri adalah sel sel yang menunggu, menunggu untuk lebur dan mati.

Katamu menunggu adalah perkara jarak, jarak antara apa yang ada di kepalamu dengan apa yang ada di depan matamu.  Menunggu adalah perkara rindu.  Rindu kepada masa lalu, dan menaruh harapan yang besar bahwa masa lalu akan menggema, sekali lagi.  Maka kau menunggu, untuknya.

Yang nyata, kau lari darinya dan memilih tenggelam, pada masa lalu, pada yang kau tunggu.

Kopi yang mengepul dalam cangkir yang sudah mulai kusam itu adalah pertanda, untuk pahit.  Untuk membuatmu membuka mata.  Bahwa yang pahit tidak melulu buruk.  Dan dalam sadar tidak hanya tersisa sakit.

Bahwa harap dan menunggu kau letakkan pada dua cangkir yang berbeda.  Kau yang memilih, mana yang kau hirup, dan yang mana kau biarkan jadi dingin.

Bukankah kau yang selalu bilang, yang indah itu, akan selamanya hidup... dalam kenangan, hanya dalam kenangan.

November 2014

Friday, October 31, 2014

Ruang Tunggu.

Sekali menyakiti hati orang lain, adalah dua kali menyakiti diri sendiri, katanya suatu waktu.  Kau tahu, hal yang terlampau sulit, terkadang adalah yang paling harus dilakukan.  Untuk kebaikan diri sendiri, untuk kewarasan diri sendiri.  

Logika adalah hal yang aneh, ketika semuanya menjadi yang paling masuk akal bagi logika, maka seketika itu pula semuanya menjadi tidak masuk akal.  Tidak ada kesempurnaan dalam apapun, begitu pula dalam berpikir. 

Maka ijinkanlah aku untuk sekali ini keras kepala, demi diriku sendiri.  Agar suatu waktu nanti aku mampu melihat jauh ke belakang dan tidak sekalipun menyesali apa yang aku lakukan.  Demi hati, atas nama logika untuk membenarkan segala.

Ketika suatu waktu kukatakan padamu untuk menunggu, padahal itu tidak mungkin. Maka percayalah, cinta tidak butuh waktu untuk mengukur rasa, tidak butuh luka untuk tersakiti, tidak butuh pupuk untuk terus tumbuh, dan tak perlu tua untuk mati.  Hingga akhirnya, tidak butuh hadirmu untuk membuatnya tetap ada.

31 Oktober 2014
 

Wednesday, October 29, 2014

Reminder

Life is funny, when you want to being busy, you can do it all without a space and then you just can make time to everything.  But when you start to getting lazy and procastination, all your time will get suck and voila, you can doing nothing worth.

For now, i want to being busy, keep running through the day so i dont have to lie down at my bed, wondering and start to feel alone and leave behind.  Today i just want to run so i can forget how good walk is, today i want to run so i can remember how good it is to keep moving.

I will do what i can do whatever its, pushing my limit, doing something i think i cant do, learn many things new until i dont have a long space to know where i am.  I want to do all of it, all chances, all the craziest and weirdest dream.  I want it all.

Please make me stay awake, to make me remember, that i should forget about it all.

11.47 p.m
mercure hotel

Monday, October 27, 2014

Let It Go

In the end you can’t always choose what to keep. You can only choose how you let it go.
 http://purplebuddhaproject.tumblr.com/

Sunday, October 12, 2014

Happy 23

No flower this time because i know i just love to being alone, with my self and my mind.  Its not meant that i hate to have some relationship, but some people dissapoint me.  I know i must stop expect much from people, i should.  But sometimes i think i need time to be totally for my self, not have much worry to not make people dissapointed then failed to make my self happy.   

There is so many things i still want to figure out in this world, my passion, my compassion.  I know i deserve to happy.  To be selfish.  To be strong on my own.

Its funny because i almost forgot today is my birthday if one of unknown number message me at 12.15 am when i read it at 5 am then reply it with "Thankyou, but who is it?".  Sometimes we close enough to people but not that close. Sometimes we strange to people but we feel that close.

23 years is just a number, a sign that symbolize moment i spent.  The moment that record in my head like a flash, my experience, what i've been through, good or bad, happy or sad is passed.  Today i have to remember what i've been through and look straight for today. To stop and take a break from all of this.  Remind me that i'm old enough now and must take responsibility for what i did.  And i deserve to do something better than before.  To take a lesson and learn from whatever happened at the past and make something better and good for the future.

Today, i wish my self to be better, and to be happy. 
Happy birthday, dear me. :)

Wednesday, October 1, 2014

Do Something.

picture from http://purplebuddhaproject.tumblr.com/

Recently i just decide to stop my routine from Muay Thai, Badminton and with some person.  I feel at this point i need a space for completely enjoy my time, do it time by time without less worrying or training to be better and better at something. I need something new, i want something new.  Even at my circumstances the logical choice is limited, i try my best to make my self surrounded by new things, because i dont want to end up regret what i've done.

Maybe after this busy month i will try something new, maybe start a new class to learn something i'm not good at.  I wonder what is my reason to stop, maybe i just get bored with a routine, target, upcoming event.  Getting tried to prepare something so i forget how it feels to enjoy what i'm doing.  Even my biggest motivation at the beginning is to chasing something.

So the decision is for my relationship too, i decide to stop my complicated relationship.  I make our communication stopped by rejecting a friend request, replying message and blocking all of his contact.  I want to make my mind clear that i dont want to add another complicated things in my life.  From now on, i will stop thinking to much and let it go.

I must admit it, i kinda have no idea what my passsion is.  A passion that i will say i sure to do it for the rest of my life.  This kind of commitment is the hard thing, because i still want more, expect more from this life.  I want more, more and more.

Of course the expectation sometimes the biggest enemy of reality, and here we come: dissapointed.  But as a normal human being, we have a need to be better, to move on, to want more than what we have.  And then last question, what actually we want?

Monday, September 15, 2014

My Midnight Coffee

Some people dont understand why i need a coffee in the middle of the night.  Dont you want to go to sleep, he said.  No, i reject politely.  You cant questioned about what i want, you cant tell me what to do, you dont ask me what i dont want to do.

My midnight coffee is my ritual.  To call your presence, to remind me about the good things.  One last shot, i said.  There always be my one last shot.  To calling you back.  When i'm lonely or clueless about this life, when i need somewhere to escape.  A chance to keep close with your memories.  An opportunity to embrace all i have with you, all the thought, all the vision.

They tell me i can't move on with my life and stop looking for someone else.  They are wrong, i just feeding your soul in my memories so you wont fade away, i am move on with my life, but i carry you inside of me.  Cause we are temporary, but that love you bring to my life is permanent and forever. Time never beat ours.  I promise you.

Sunday, September 14, 2014

Pada Kata Kata Yang Tak Terkatakan

Suatu hari nanti, akan kumintakan sebuah maaf kepada kata-kata yang tak terkatakan.  Kepada kata-kata di kepala dan di ujung lidah yang ingin terucap.  Tapi lantas urung karena ketegaan pada ego diri sendiri.  Kata-kata kadang tak nyata dalam ucap, namun berlalu dalam sebuah akibat.  Aku dan kamu, masih belum siap menanggung akibatnya.

Beberapa kata-kata namun, begitu kuat hingga ia tidak membutuhkan lidah untuk terucap, nyata dalam ingin yang akan diperbuat.  Tapi aku tau, suatu hari nanti waktu pula yang akan membuatnya cepat berlalu.

Monday, September 8, 2014

Dreamyland

Dream is the flower, they said.  So when i dream about you again last night, that was the scariest flower they ever gave me, makes me feel happy, scared and sad at the same time.  How we could meet again and back like we just know for the first time.  Spend our time together, laughing and guessing.  Its the weirdest thing happen since last night i just meet an old friend and have a good time.  Is it a sign or what? In this pointless life now i just missing you that much enough to keep dreaming about you and wondering will me meet again?
I'm not that really into you but you just keep coming on my mind. What if and what if.  I wish i could turn back time, and left the sorrow behind. Oh, i just dream so many things.  and its never enough.

Wednesday, August 13, 2014

sebuah hari yang indah untuk kehilangan.

Kata-kata kesungguhan adalah sesuatu yang sulit untuk ditakar, diukur. Ketika seseorang bicara sungguh mencintai hujan, tapi tak ingin dingin dan basah. Apakah orang tersebut bisa dikatakan sungguh-sungguh? Ketika seseorang menyukai jengkol, misalnya. Tapi tidak mampu makan sekuali.  Kita bersungguh-sungguh dengan cara kita masing-masing, sebuah ide dan ketetapan yang tertanam di kepala bahwa kita, akan melakukan sesuatu, meskipun baru diawali dengan niat.  Hidup bukan perhitungan matematis, strategi bukan rumus matematika yang akan selalu berhasil.  Faktor-faktor tidak terduga dalam hidup, kadang mengambil peran yang terlampau penting dalam keputusan-keputusan sehingga memaksa kita melenceng dari ketetapan hati yang sudah ada di awal.  

Maka dari itu, pantaskah untuk terlampau yakin akan sebuah perasaan hari ini, mengetahui bahwa besok, lusa, atau beberapa menit lagi, perasaan itu akan berubah sedemikian cepatnya apabila ia menemui perasaan-perasaan penting yang lainnya?

Hari ini, sebuah kehilangan bisa saja begitu menyiksa.  Tapi waktu adalah obat terbaik, mengalihkan pikiran bahwa hidup masih terus berlanjut, konsekuensi dari keputusan di waktu lampau mungkin akan mengakibatkan rasa sakit yang terus menerus.  Bukan karena telah berusaha terlampau keras untuk melupakan, tapi bahwa hati akan belajar ikhlas melepas.  Menikmati kehilangan dan kepedihan karena tahu, waktu yang dihabiskan bersama adalah sebuah hari yang indah, karena ia ada dan pernah nyata.

Kehilangan tidak pernah jadi hal gampang, tapi pasti terjadi bagaimanapun juga.  Beberapa berpendapat itulah salah satu alasan seseorang mempunyai agama.  Agar manusia percaya bahwa ada kekuatan besar, yang mampu menanggung semuanya, jauh melampaui kekuatan pemahaman manusia.  Bahwa percaya, sesuatu yang buruk akan terjadi namun sesuatu yang lebih baik pula akan datang.  

Jika kehilangan adalah sebuah racun, maka kepercayaan adalah penawarnya.  Menawarkan sebuah harapan untuk bahagia yang baru, menggantikan kesedihan. Kepedihan dari manusia-manusia yang patah hati dan saling menguatkan, dan menunggu, kesempatan baru untuk berbahagia, bukan berarti melupakan masa lalu. Tapi menjaganya untuk terus larut membekas dalam kenangan indah.  Karena yang indah itu, akan hidup dalam kenangan.

Sebuah momen tidak akan pernah terulang persis sama lagi.  Sebuah petualangan tidak akan jadi sebuah petualangan apabila terjadi di waktu dan tempat yang sama.  Hidup bukan sesuatu yang statis tapi bergerak maju.  Menyisakan orang-orang yang masih berharap.  

Masih ada hari esok.

Untuk kehilangan, dan untuk berbahagia.

#in memoriam my beloved KIRRY on his road to heaven, 9 Agustus 2014.
O:)

Wednesday, August 6, 2014

Pulau Lemukutan


Di umur saya yang masih (baru, atau sudah?) 20an ini, tiba-tiba saya jadi mendambakan tinggal di sebuah desa dekat dengan sawah, pantai, air terjun atau bukit.  Pergi berjalan jalan dengan kaki telanjang dan menginjak tanah basah, bercengkrama dengan teman tanpa terlalu sibuk dengan gadget.  Menikmati udara sekitar tanpa ac yang terlalu dingin dan menikmati matahari tanpa takut kulit berubah menjadi hitam.  Tapi tentu, idealisme harus menyesuaikan dengan realita dan kesempatan yang ada.  Maka bolehlah dikatakan kesempatan yang ada hanyalah liburan ke daerah yang mendekati tempat ideal saya, pulau lemukutan.

Awalnya perjalanan saya ke pulau lemukutan, di daerah Tanjung Jati hanya ide nebeng saya dengan seorang teman yang akan membawa rombongan se-gang-nya. Tapi mendadak keluarga saya yang awalnya hanya ingin liburan di pantai yang ada di Singkawang, ingin ikut juga.  Jadilah perjalanan antara teman dan keluarga.

Untuk orang yang (agak) introvert seperti saya.  Perjalanan ini sedikit ramai dengan tinggal di penginapan seadanya dan tidur berdempetan.  Sebenarnya fasilitas yang minimal tidak pernah menjadi masalah  selama bersama dengan orang-orang yang gak terlalu banyak mengatur dan menghancurkan mood yang bisa berubah seketika. 

Hal lain yang saya senangi saat di pulau adalah snorkling.  Saya bisa menghabiskan waktu berjam-jam tanpa takut hitam (walaupun nantinya, akan).  Momen sunyi di dasar laut dengan hanya suara dengung sambil mengambang di tepian laut mampu menciptakan rasa damai, lepas dari masalah dan kekhawatiran-kekhawatiran.

Mungkin akhirnya yang kita butuhkan adalah spasi.  Sebuah suasana yang berbeda dari kegiatan rutin yang kita lakukan setiap hari.  Mengenal orang-orang baru, mengingat tempat baru, merekam momen momen baru., mempelajari trik-trik mengatasi masalah baru.  Tapi terlalu lama berada di tempat yang asyik juga akan membosankan, maka diputuskan kami hanya menginap satu malam saja.  Sudah puas berendam!

Tapi beberapa waktu lagi kami akan kembali, mengunjungi salah satu bagian kerajaan Neptunus!


Monday, August 4, 2014

After You Left

Sometimes in the middle of the night i still wonder what if we still can be together.  What if at that time i could fight more for us, and change things.  If i do things differently, can't we bring our dream to reality? Our love is the most amazing things that last in my mind.  Because i still dont want to left my comfort zone and experience a new acceptance for a new person.  From the logic's side i will find someone new but now i still cant find someone who fits with me like you, will i change my mind if it is you? 
But then a clear conscience just hit me, i dont need you to be happy by myself.  Where are we now? you are happy with your life, and i know i am happy too.  So we can live our life apart and still can be happy.  Then what else we want?
Everything i do will lead to the path itself.  No one will know.  Change is inevitable.  So stop blaming yourself for whatever happen, for sometimes crossing our path together and feel awkward, or even kinda feel like what it was.  People changes, things changes, feeling changes.
Now it depend on us  how we look this; as a gift or as a disaster.  For me, it is no gift or disaster.  Its just what it is.  I can feel it right now because it was happen and its not where i am now.  I'm left from the past, now i must deal with the after-effect.  For all the great things, there is consequences left.  No one says it will be bad, or will be better. But at least, we know what we dont want to experience again.  Or maybe, its all worth enough to do it once again.

4 August 2014.

Tuesday, July 22, 2014

Someday I'll Meet You

Someday i'll meet you
at my favorite cafe
thats a beautiful song

someday i'll meet you
at a friend's birthday
we just, stare

someday i'll meet you
at kfc, when i sitting there
waiting my cappucino float

someday i'll meet you
at the office, its a rush day
and you just come there

someday i'll meet you
when i sit in my car, and you just there
staring a little bit longer than it should

we'll meet again, then.
and i hope if we meet again,
the fate will make a perfect time
then time will make a lover
a lover that could be forever


someday, there would be enough love
for both of us

to spend it forever and ever.

Still Dark Thursday, 22 July 2014

Sunday, July 13, 2014

Kopi Sumatera Di Amerika

Judul Buku : Kopi Sumatera di Amerika
Pengarang : Yusran Darmawan
Penerbit : Noura Books, Jakarta
Tahun Terbit : 2013
Tebal Buku : 251 Halaman

Di tengah bulan ramadhan ini, ada yang kurang rasanya jika tidak membaca buku-buku yang inspiratif.  Selain inspiratif secara religius, juga dibutuhkan buku-buku untuk mengembalikan semangat yang tadinya agak sedikit berkurang karena badan yang lemah berpuasa.  Salah satu jenis buku yang menarik buat saya adalah buku yang menceritakan tentang pengalaman, kalau tidak bisa dibilang autobiografi.  Sebuah buku yang menceritakan sisi-sisi kehidupan yang menarik dari seseorang.  Pengalaman adalah guru terbaik, ujar suatu kata bijak.  Namun terkadang kau tidak hidup cukup lama untuk merasakan semua pengalaman, untuk itu, kau juga perlu belajar dari pengalaman orang lain, bukan?

Buku ini menggali sisi-sisi yang menarik dari Amerika Serikat, tidak hanya kekaguman akan negara adidaya tersebut, tapi juga menggali akar-akar masalah yang sedang bergejolak di hadapi negara tersebut: Pengemis dan orang terlantar, trauma terorisme, tentang sistem edukasi di sekolah, penanaman nilai-nilai sosial budaya dan hal hal lainnya.  Penulis mengajak kita 'tinggal' di Amerika, melihat kegelisahan-kegelisahan yang dialaminya saat tinggal di Amerika melalui matanya sekalipun pembaca belum pernah menginjakkan kaki disana. Setidaknya, membaca buku ini masih belum membuat saya puas, untuk melihat segalanya dengan mata kepala sendiri suatu saat nanti, amin. :) Uniknya pemikiran-pemikiran penulis sama sekali tidak terlihat menggurui, seperti bercerita kepada seorang kawan lama sambil diajak berjalan-jalan melihat hal-hal remeh dan sederhana yang ditemukan di jalan tapi ternyata menarik untuk diulas ketika melihatnya dari perspektif yang berbeda.  Penggambaran pun ditambah dengan foto foto tempat maupun situasi yang diceritakan sehingga pembaca merasa mengalami sebuah pengalaman dan perjalanan yang nyata.  Hingga dapat dikatakan buku ini berisi informasi sekaligus opini personal yang ringan dengan kata-kata bijak yang dapat kita ambil manfaatnya sebagai ispirasi dan motivasi.

Salah satu quotes menarik dalam buku ini:

“Dunia takkan pernah peduli dengan capaian akademis seseorang. Kehidupan hanya akan mencatat sejarah tentang mereka yang mengasah diri, meletakkan kebahagiaan orang lain sebagai tujuan hidup, serta melakukan sesuatu bagi masyarakat banyak"

4/5 **** (recommended book)

Monday, June 30, 2014

For you, for today.

I want to collect some memories
that makes me remember your beautiful smile
i want to write some poems about you
and read it out loud in the crowd
i want to hold your hand
and take you on the top of the world
i want to sit at the park with you
and tell so much stories until i cant find another story to tell
 i want to lay down at night
and count the star so i can say how much i love you

i want to spend every second with you, now

so someday, if we can't meet again.

there is nothing left.

6.48 am
Monday, 30th June 2014

Sunday, June 29, 2014

"

"kenangan seseorang itu adalah umurnya yang kedua, dan keinginannya yang tak kesampaian. Selebihnya adalah kesibukannya" - al-mutanabbi.

hari ini, lima tahun yang lalu.

hari ini, lima tahun yang lalu.
kita bertemu di suatu waktu
waktu yang terhenti begitu saja
kemudian berlalu

hari ini, kuingat lagi sebuah cerita apik
tentang hari pertama kita bertemu

hari itu adalah hari ini, lima tahun yang lalu.

di sebuah masjid.
selepas isya.

hari itu aku lelah sekali
tapi lenyap seketika

hari ini, lima tahun yang lalu
jika saja bisa kuputar sekali lagi waktu
untuk mengenangmu

untuk sebuah kelegaan dalam hati
menjumpaimu sekali lagi

hari itu, lima tahun kemudian
aku bersujud selepas isya
berterimakasih

karena hari itu pernah ada.
tidak akan pernah jadi sia-sia.

Pontianak,29 Juni 2014

Kebetulan yang hampir saja betul

Beberapa buku yang kubaca, dan film yang kutonton, kudapati mengatakan bahwa, tidak ada yang namanya kebetulan.  Bahwa semua hal terjadi karena sebuah alasan, for a greater good.  Sisi sarkasme dan anti-tesis seketika protes, benarkah seperti itu? bukan hanya keinginan manusia untuk mencari alasan, bukankah manusia adalah makhluk yang paling pandai mencari alasan demi kebaikan dirinya sendiri?

Tentu sebagai manusia dengan ego yang cukup tinggi aku tidak mau dibodoh-bodohi oleh pendapat umum (tidak ada yang mau, tentu) aku mencoba menganalisis sendiri. Kucoba untuk menarik sebuah kata jika, kutarik dari perasaan yang paling menjengkelkan, yaitu pertemuan denganmu; bagaimana jika, pertemuan denganmu itu, lima tahun yang lalu di sebuah mesjid itu bukanlah suatu kebetulan? bagaimana jika, pernikahanmu yang sebentar lagi terjadi itu bukanlah suatu kebetulan? bagaimana jika, kecuranganmu suatu waktu itu bukanlah suatu kebetulan? bagaimana jika, kebahagiaan yang diam diam kudapati sekarang bukanlah suatu kebetulan?

Sebentar, sebentar, jika aku memberikan jawaban, atas pertanyaanku di atas adalah, iya, semua yang terjadi bukanlah kebetulan, lantas apa? antonim kebetulan, menurut http://indonesian.abcthesaurus.com/browse_antonyms/antonyms_for_kebetulan.html adalah disengaja, direncanakan, dijadwalkan, ditentukan, dan ditakdirkan. Tentu saja, kau yang merencanakan itu semua... dan aku.  Pertemuan itu, kebahagiaan (pada waktu itu) adalah perencanaan, kemauan kita.  Tapi sayangnya takdir berkata lain, sebentar, kemudian takdir itu apa? nama lain dari 'bukanlah kebetulan'?.

Hidup adalah proses, sebab-akibat? tidak juga.  Karena beberapa manusia cukup beruntung untuk tidak mendapatkan balasan setimpal maupun sama persis atas apa yang dia lakukan di dunia, dari sisi religius dapatlah kita katakan balasan bisa juga terjadi di akhirat, atau hari pembalasan.  Lantas, buat apa suatu kebetulan itu? jika hidup adalah sebuah permainan dadu? mungkinkah suatu hal- atau peristiwa terjadi secara acak? Apakah pertemuan kita adalah hasil dadu dari seribu kemungkinan dan alternatif yang mungkin saja terjadi? Mungkinkah, jika aku bertemu orang lain, ceritanya akan memiliki akhir yang berbeda? atau jika aku tidak bertemu denganmu di hari itu, tapi di lain waktu, yang akan menikah denganmu nanti adalah aku? Entahlah, berimajinasi dengan pengandaian itu sungguh indah, kau tau. Karena yang terjadi dalam hidup kadang memberimu ruang untuk itu.

Kebetulan memberi arti bahwa apa yang terjadi adalah sesuatu yang tidak disengaja.  Mungkin, tidak sengaja oleh kita, manusia, tetapi sengaja oleh Tuhan kita. Tentu semuanya adalah sebagai pembelajaran, baik atau buruk.  Semuanya adalah kesengajaan, sebuah kesengajaan agar kita bisa menjalani hidup, tanpa menuntut untuk terus menerus diberikan yang terbaik, kadang kita terpaksa harus membuat dan berusaha yang terbaik dari hal-hal buruk. Kadang sekalipun kita telah berbuat yang terbaik, takdir tetap memutuskan untuk terjadi hal yang buruk.  "Maka Jadilah Ia".

Seorang dosen di kelas filsafat pernah menjawab pertanyaanku tentang takdir dan usaha suatu waktu dan menarasikan jawaban dari pertanyaanku dengan sebuah perumpamaan.  "Seperti kau diberikan sebuah gitar, kau harus mempelajari kunci-kunci gitarnya, kemudian bisa memainkan sebuah lagu.  Dan temanmu diberikan sebuah gitar, lantas tidak mempelajari kunci gitarnya. Kemudian lampu dimatikan, tentu yang bisa memainkan sebuah lagu adalah kau- meskipun tanpa lampu-karena kamu sudah hafal dan bisa mengira-ngira. Dan temanmu-tidak bisa. Disitulah batas tipis antara takdir dan usaha.  Kau sudah berusaha, temanmu tidak, mati lampu-bagian dari takdir. Kau bisa memainkan lagu, adalah bagian dari usahamu-dan temanmu tidak-bagian dari ketiadaan usahanya. Maka takdir menuntun usaha, dan usaha-menuntun takdir.  Tentu hidup adalah sebuah bagian dari sebab-akibat yang tidak bisa kita duga-duga, tapi kau wajib berusaha, jika ingin memainkan sebuah lagu".

Maka bisa kusimpulkan, bahwa pertemuan kita kala itu adalah ketidakbetulan, sebuah pelajaran bagiku, batu loncatan untuk menemui hal-hal yang baru, sebuah pengalaman yang baru. Bukankah makanan baru terasa nikmat saat kau sedang lapar-laparnya? maka pahit menuntun untuk sesuatu yang manis? patah hati menuntun untuk suatu jatuh hati yang manis? maka terimakasih untuk pengalaman, untuk sebuah ketidakbetulan.

Bagaimana, sudah cukup bingung? aku juga- tapi mungkin yang kau baca ini bukanlah suatu kebetulan.  Mungkin alasan mengapa kau membaca ini adalah karena suatu waktu, takdir kita akan saling berkaitan. Mungkin di kehidupan kali ini, mungkin pula di kehidupan yang akan datang.  Tapi pada saat hal itu terjadi, kau sudah tidak lagi mengingatnya.  Maka ingatlah, tidak ada yang namanya kebetulan.  Jika kita bertemu lagi suatu waktu.


p.s:
a juggle from the recent post.
disengaja, direncanakan, dijadwalkan, ditentukan, ditakdirkan - See more at: http://indonesian.abcthesaurus.com/browse_antonyms/antonyms_for_kebetulan.html#sthash.L9ceT71C.dpuf
disengaja, direncanakan, dijadwalkan, ditentukan, ditakdirkan - See more at: http://indonesian.abcthesaurus.com/browse_antonyms/antonyms_for_kebetulan.html#sthash.L9ceT71C.dpuf
disengaja, direncanakan, dijadwalkan, ditentukan, ditakdirkan - See more at: http://indonesian.abcthesaurus.com/browse_antonyms/antonyms_for_kebetulan.html#sthash.L9ceT71C.dpuf

Monday, June 16, 2014

Suatu Hari Di Hari Pertama Kita Bertemu



Suatu Hari Di Hari Pertama Kita Bertemu

Hari ini adalah hari pertama kita bertemu.  Aku masih ingat seluruh detailnya secara terperinci.  Di sebuah surau dekat kampus kita, setelah kegiatan di kampus sambil menunggu adzan isya kau duduk bersandar di tembok dekat pintu masuk, menyilangkan tanganmu, mengangkat kakimu yang panjang sebelah dengan baju kemeja putih yang sedikit kebesaran dan celana hitam yang sedikit terlalu panjang.  Aku baru saja mau masuk ketika tidak sengaja melihatmu, entah kenapa kau tersenyum, yang tentu saja kubalas dengan sebuah senyum yang agak sangsi.  Tunggu, darimana kau tahu itu aku?
***
Hari ini adalah hari pertama kita bertemu.  Aku masih ingat seluruh detailnya secara terperinci.  Di salah satu tempat clubbing hits,  Fortknox.  Sepertinya kau menunggu kedatangan temanmu di pintu masuk, menggunakan kemeja abu abu dengan sepatu boots hitam kau berdiri bersandar di tembok dan menggunakan headset, sebentar, tidakkah aneh mengenakan headset sementara kau akan masuk ke sebuah tempat clubbing, mataku mengamati sekali lagi, kemudian tertangkap matamu yang tiba-tiba saja melihat ke arahku dan tersenyum hangat. Tunggu, darimana kau tahu itu aku?
***
Hari ini adalah hari pertama kita bertemu.  Aku masih ingat seluruh detailnya secara terperinci.  Aku baru saja dikeluarkan dari sekolah lamaku karena berkelahi dan pindah ke sekolah di dekat rumahku.  SMA baruku kali ini, terkenal dengan muridnya yang cerdas dan tidak terlalu nakal.  Aku dipindahkan ke kelas 2 Ipa 1 dan wali kelas mengantarku masuk kelas pagi itu.  Wali kelas mengenalkanku ke seluruh kelas, aku hanya tertunduk malu.  Kemudian saat aku telah mengumpulkan keberanian untuk menatap wajah teman-teman baruku mataku langsung tepat menatap ke arahmu.  Saat itu kamu duduk di bangku paling kanan, kedua dari belakang.  Kaki kananmu keluar dari kolong meja sementara tanganmu memainkan sebuah bolpoint merah, dan ketika melihatku, kau tersenyum.  Tunggu, darimana kau tahu itu aku?
Hari itu adalah hari pertama kita bertemu.  Tapi seperti aku telah mengenalmu, jauh sebelum aku tahu hari itu akan menjadi hari pertama kita bertemu.   Seperti tau tapi tidak tau.  Mungkin saja kita pernah bertemu dan jatuh cinta seperti hari itu di waktu waktu yang lalu.  Mungkin saja kita terlahir kembali dan takdir membuat lelucon untuk membuat kita lagi lagi jatuh cinta di hari pertama kita bertemu, hanya saja kita tidak tau itu.  Karena di hari pertama kita bertemu, kau tersenyum dan aku balas tersenyum.  Karena kita tau.  Kita telah bertemu jauh sebelum itu, di kehidupan yang lalu, dan diberi kesempatan untuk jatuh cinta sekali lagi, seperti dahulu.  Tapi kau juga tidak tahu, bahwa skenario seperti apapun yang kita buat di hari pertama kita bertemu dan jatuh cinta. Tidak akan pernah berlanjut lagi.

Hari itu adalah hari pertama kita bertemu.  Di masjid, di tempat clubbing dan di ruang kelas.  Hari itu kita bertemu.  Nasib dan takdir memang tidak ada yang tau.  Bahwa hari itu akan jadi hari pertama, kurang dari 24 jam dan sekaligus akan menjadi hari terakhir kita bertemu.  Sebuah kecelakaan tumbangnya pohon yang mengenaimu sepulangnya kau dari masjid, tabrakan beruntun sepulangnya kau dari Fortknox dan tawuran sepulang sekolah yang tidak sengaja membuat kepalamu terbentur lemparan batu hingga merenggut nyawamu.  Semuanya akan sama saja, berulang seperti itu saja jika kita bertemu pada hari itu.
***
Hari ini adalah hari pertama kita bertemu.  Di sebuah café 24 jam, aku baru saja datang satu menit sebelum tengah malam.  Aku melihatmu lebih dulu kali ini dan bergidik, cepat kutundukkan wajahku agar aku tidak melihatmu.  Sambil melihat jam tangan kuhitung sampai enam puluh kemudian mendongak, melihatmu sudah jauh di depan dan duduk berbincang dengan seorang gadis yang cantik sekali.  Taukah kau? Aku sebenarnya ingin menarik tanganmu dan mengajakmu mengobrol sambil menatap matamu, aku ingin membawamu ke taman bermain dan berlarian sepuasnya dengan kaki menginjak rumput basah. Aku ingin mengajakmu ke pantai kemudian menikmati matahari terbenam sambil berpegangan tangan. Aku ingin mengajakmu keliling dunia kemudian tertidur kelelahan di pundakmu ketika menunggu di bandara.  Aku ingin menghampirimu dan memelukmu erat-erat.  Aku ingin, aku mau semua yang ada dalam pikiranku. Tapi hari ini terlanjur berakhir, tiada kelanjutannya.  
Karina Oktriastra, 15 Juni 2014
p.s:
*agak terinspirasi dari film edge of tomorrow- yang terinspirasi pula dari manga -all you need is kill.
*tapi, tentu, inspirasi utamanya tetap kamu, yang bertemu denganku di hari itu 

*this is one of www.pontianakfiksi.wordpress.com project.
Check the web soon for complete story with other storytelling.

Saturday, June 14, 2014

Pontianak Fiksi



*putaran kedua

Aku mau menulis sebuah fiksi. 
Tentu lebih baik dari kenyataan ini. 
Seindah mimpi di siang hari.  
 Juga malam ini, juga malam malam yang lalu. 
Sampai saat nanti, mungkinkah?
Aku rasa mungkin, karena dia selalu mengatakannya.  
 “aku suka…” aku tak bisa mencerna.  
 Terlalu klise, terlalu bias, terlalu menyakitkan.  
 Namun terlalu lekat pula untuk begitu saja dilepaskan.  
Suatu saat nanti, yang terlepas itu akan kupenjarakan dalam sebuah fiksi.

*putaran ketiga
Hari ini adalah hari pertama kita bertemu.   
Tapi, bukan kali pertama hati bersatu. 
Oh, aku bingung sekali menjabarkan apa arti semua ini.  
 Seperti sebuah reinkarnasi.  
 Beginikah rasanya terlahir kembali bersama seseorang yang dikasihi?
Terlalu munafik untuk takut jatuh cinta.  
 Walaupun hal tersebut menyakitkan bila gagal lagi dan lagi.  
Aku ingin jatuh cinta, sebanyak-banyaknya seperti cewek di sinetron yang mengenakan kaos.  
Aku ingin merasakan cinta pada semua orang, ingin kuberi kehangatan pada semua orang.  
 Aku ingin happy ending seperti cerita disney. 
 Ingin bahagia seperti cinderella.   
Tapi hari ini terlanjur berakhir, mungkin tiada kelanjutannya.

Jum'at, 13 Juni 2014

*another project with www.pontianakfiksi.wordpress.com i only write first and last sentence. 
check the web for complete post!