Tuesday, July 30, 2019

yang tiada abadi

ada ranting yang berderik patah
setiap daun menguning gugur

menghilang terbuai angin
tenggelam dalam senja yang merekah

ada yang berduka setiap kali
jiwa dalam ingatan mati

apa lagi, kata kata yang mampu
menggambarkan kehilangan

mati
dan
tidak akan 
pernah 
terlihat 
lagi

senyumanmu terpatri abadi
menjadi duka yang lebam dan membiru

aku tidak akan melihatmu lagi
aku tidak akan mendengar tawamu lagi
aku tidak akan mengusap air matamu lagi

seperti apa wajah tuamu, b?

di kota ini,
aku terkadang mengingatmu
apa jadinya jika kau masih ada disini?

kadang aku membayangkan
kau telah hidup dalam tubuh orang lain
menjadi tua dan menyebalkan
di kota-kota yang tak kukenal

kadang dalam keramaian
aku tertegun
betapa beberapa orang
mengingatkanku tentangmu

tapi mereka tidak pernah sama
tidak akan sama lagi

kadang pula aku berandai andai
semuanya hanya kebohongan terbesar abad ini
kau hanya melarikan diri,
pergi ke tempat lain

memulai hidup yang baru
dengan orang lain

tapi hidupmu telah berhenti
di ingatanku

abadilah dalam kenangan
biarkanku membeku 
dalam kehilangan 
dan istirahat yang panjang

-b

Bandung, 30 Juli 2019

Buku Buku Bulan Juli #2


Manajemen Strategi - Sedarmayanti
SWOT Balances Scorecard - Freddy Rangkuti
Medan Kreativitas: Memahami Dunia Gagasan - Yasraf Amir Piliang

"Kita menghasilkan sesuatu yang baru
hanya dalam kondisi kita mengulang-ulang"

-Giles Deleuze

Monday, July 29, 2019

kopi dan lain lain

mungkin awalnya
karena adrenalin,
atau kafein

yang merasuk
dan merusak saraf-saraf
alam bawah sadar
atau entah apa namanya itu

tepat pukul sembilan malam
janjian dari siang

kita nikmati perjalanan singkat
yang khusuk dan khidmat

kopi pahit, susu kental manis
dan rokok marlboro favoritmu
menemani percakapan hangat
di malam dingin yang menusuk

percakapan yang tidak habis habis
bertahun tahun
di sudut warung kopi yang sama

apakah kau ingat bagaimana cara
pertama kali kita jatuh cinta?

pada kata-kata
pada ide-ide brilian
dan gagasan cemerlang
yang tidak ada yang paham

kopi dan percakapan-percakapan,
sumpah mati, ini bukan perselingkuhan.

Bandung, 29 Juli 2019

Class Of Lies

Guru itu menulis sesuatu di depan kelas, kemudian menghadap murid muridnya,

“Jika seseorang bilang kepada kalian, ‘Mari bawa ke pengadilan’, menurut kalian apa maksudnya? Karena kita warga negara bijaksana dari negara konstitusional, sebaiknya jangan pakai kekerasan dan penghinaan, biarkan hukum menyelesaikannya? Mustahil-“ ia mendengus, murid muridnya tertawa.

Di Korea, maksud saya, di seluruh negara di dunia, ‘mari bawa ke pengadilan’ , berarti ‘aku akan memberimu masalah besar’-itulah maksudnya” muridnya tertawa.

Ia kemudian menatap sepatu limited edition milik seorang siswa di pojok belakang yang sedang sibuk mengetikkan sesuatu di layar handphonenya.

Ia tertegun sejenak.

Lantas ia kembali berjalan sambil melanjutkan, 

“Hal itu akan adil jika ia memang bersalah, 
tapi terkadang, kita dipaksa membayar sesuatu yang tidak kita lakukan”

Ia kemudian mengambil ponsel yang sedang dimainkan siswanya.

Siswa itu kemudian tampak gusar, “Kenapa bapak mengambilnya?”

“Ini akan menjadi tugas kalian

Ia kemudian berbicara di hadapan kelas,

Jelaskan alasanku harus mengembalikan ponsel ini kepadanya, memakai hukum

Siswa itu tampak gusar, berdiri dan menghampirinya.

Bapak ini kenapa?”

Ia menepuk pundak siswa itu.

“Jangan memakai fisik, kita bawa ini ke pengadilan” ujarnya tenang.

Seseorang murid kemudian menimpali,

“KUHP Pasal 329... -Seseorang yang mencuri benda milik orang lain, harus dihukum penjara selama kurang lebih enam tahun atau denda maksimal 10.000 dolar"  

Ia menoleh,

"Tapi ini bentuk hukuman berdasarkan aturan sekolah"

"Aturan sekolah adalah aturan internal yang dibuat sekolah. Jadi, tidak sah jika tidak bersentuhan dengan KUHP. Hukuman terberat yang bisa bapak lakukan hanya penalti poin"

"Jawabanmu salah... Meski tidak semuanya. Jika jawabanmu begitu, akan bapak beri 50 poin.  Karena bapak tidak berniat memiliki ponsel ini maka tidak bisa dianggap pencurian. Selain itu, ponsel ini akan dikembalikan setelah kelas.  Apa itu tetap dianggap kejahatan?"

Siswa itu kemudian menatap teman temannya dengan ragu.

Kemudian, siswa yang duduk di tengah, tidak tahan untuk berbicara..

“UU pasal 37 bab 2, Seseorang dilarang mencampuri urusan orang lain, itu adalah hak dasarnya, tapi hal itu dibatasi oleh hukum.  Uu pendidikan dasar dan menengah bab 18.4 menyatakan guru harus melindungi hak siswa yang diakui oleh hukum.  Menurut UU hak siswa di Seoul, seorang guru tidak boleh menggeledah atau menyita barang pribadi siswa kecuali mendesak atas alasan keamanan. Namun, menurut UU Fundamental Pendidikan Bab 12, karena ada aturan sekolah dan siswa wajib menaatinya, bapak harusnya bisa memintanya untuk mematikan dan menyimpannya”.

"Sempurna. Benar sekali
Kamu dapat seratus poin"

Ia mengembalikan ponsel itu,

“Kini, kalian mengerti alasan harus fokus di kelas bapak, bukan?”
Jika tidak mengerti hukum, kalian bisa diperlakukan tidak adil"

Di meja paling depan, siswa yang menjadi korban bullying itu kemudian menatapnya.

Tentu saja, kalian memiliki pengacara bintang kali ini, kenapa kalian harus mempelajari hukum? Sederhana saja, sebagai pedoman bagi kalian agar tahu ketika ada yang akan terkena masalah. Seperti yang kalian tahu, tidak ada uji coba dalam hidup, guna memastikan kalian tidak diperlakukan semena mena, mari berkenalan lebih dekat dengan hal bernama ‘hukum’ bersama bapak mulai sekarang, oke?

Kelas pun berakhir.

...
Di atas adalah cuplikan adegan Class Of Lies, drama korea tentang seorang pengacara yang menangani kasus bunuh diri seorang siswi yang kemudian banyak menemukan kejanggalan dalam kasusnya, kemudian tiba-tiba dicabut ijin pengacaranya karena dijebak oleh bosnya.  Ia pun menjadi termotivasi untuk mengetahui apa yang salah dalam kasus ini dengan berpura pura menjadi guru hukum dan bahasa jerman di sekolah tersebut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dibantu dengan temannya, ia pun mulai menyelidiki siswa-siswi sekolah bergengsi tersebut yang rupanya memiliki banyak hal-hal menarik berbeda dari sekolah biasa.

Picture from here

Premis typical drama korea, adegan yang menarik, untukku.  Sebuah cerita yang bisa aku tonton, adalah cerita yang memiliki alur dan motivasi yang jelas, di drama korea, terkadang hal- dan adegan tersebut menjelaskan alur dan karakter, yang walaupun kadang tampak terlalu berlebihan- tapi memang begitulah drama. Multiplier efek yang dibutuhkan yang diperkuat dengan dialog, dan penggambaran tentang sesuatu, bagaimana cara membuat orang yang tidak suka dan tidak tahu tentang hukum jadi tertarik menonton drama ini? karena sepertinya ini adalah drama yang berkaitan dengan hukum, politik, dan kriminal.  Maka dalam penggambaran dialog dan adegan semua hal harus dapat membuat orang related-merasa terhubung, dan dapat dengan mudah membayangkan hal hal yang bisa saja terjadi di kehidupan sehari-hari.  Tentu dengan gloryfying-dan highlight entertainment ala tvdrama.  Episode awal tampak menjanjikan, meski sampai saat ini baru tayang sampai episode 4- semoga saja tidak seperti beberapa drama yang akan membosankan dan rada gak jelas di tengah dan akhir.

Class Of Lies- Episode 3

Sunday, July 28, 2019

Kado Ulang Tahun Untuk Tahun Yang Tak Lagi Diulang

deru laju waktu
menghantam kesadaran
yang tak lagi mampu mengingat

menangisi
entah apa yang tak lagi diingat

ingatan samar samar
berkabut dan hilang jadi abu

sendiri dan sepi
dengan kepala yang ramai
riuh gemerlap nada-nada major
menghibur yang hilang

masih kuingat mata dan wajahmu
jauh pada tahun tahun yang telah berlalu

istirahatlah dalam tenang
damailah dalam gelisah
aku selalu berdoa

yang terbaik
yang bisa dunia berikan

yang terbaik
yang bisa kau dapatkan

selamat ulang tahun
untuk tahun yang
tidak akan lagi diulang

Bandung, 27 Juli 2019

Thursday, July 25, 2019

Selamat Pagi, 25 Juli.

Pagi ini diawali dengan terbangun jam dua pagi.  Berlama lama menatap layar dan mendengarkan spotify.  Hari ini hari yang spesial.  Beberapa milestone ditandai dengan tanda di kalender, sebuah review baru bisa dilakukan setelah yang berat terlewati, waktu sudah bisa diukur dengan satuan tanggal.  
Beberapa waktu terlewati dengan begitu berat, beberapa di antaranya terlalui dengan mudah.  Beberapa dengan derai derai airmata yang ditahan, terisak diam-diam dalam lampu kamar yang gelap, beberapa kebahagiaan dibagi via videocall dengan sahabat jauh dan bercerita dengan histeris dan menyenangkan, beberapa dirayakan dengan nonton, ngopi dan live music cafe bersama radler lemon kesukaan.  

Tanda.  Kita butuh tanda, indikator yang terukur, garis yang bisa kita ukur, sudah sejauh mana kita berjalan, menjadi lebih berbeda- mungkin lebih baik- atau mungkin lebih berbahagia.  

Pagi ini jadwalku ke Jatinangor, mengejar pertemuan untuk menyelesaikan apa apa yang aku mulai.  Mencoba menikmati dan menjalani prosesnya dengan pasrah dan khidmat.  Sebagai orang yang tak pernah jadi juara pertama, atau pergi ke sekolah terkompetitif, dan tak terlalu ambisius jadi yang pertama, melanjutkan gelar adalah salah satu hal aneh yang rupanya aku sukai.  Tidak pernah ingin jadi yang terpintar, karena beberapa kelas memang membosankan dan tidak pernah suka jadi yang banyak bicara di depan dan mencari cari perhatian.  Aku pikir melanjutkan sekolah menjadi jalur pelarianku untuk malah melihat kembali diriku sendiri.  Siapakah diriku jika tidak terukur dari ukuran orang lain? Siapakah diriku jika takdir dipesankan dan hidup seperti orang kebanyakan? Siapakah diriku jika tidak punya kesadaran untuk merasakan kewarasan dan perasaan-perasaan ganjil yang kadang berseliweran.

Tanggal 25 Juli adalah hari yang spesial, menandai hal hal yang akan terus aku ingat, tahun ini dan tahun tahun sebelumnya. Ingatan adalah hal yang spesial, sesuatu yang masih bisa kita rasakan kembali jika kita masih ingin mengingat-ingatnya.  Bagaimana suatu hal bisa kita rasakan berulang-ulang padahal hal itu sudah tidak lagi terjadi?- Itulah keajaiban ingatan dari kenangan yang terus hidup.  Beberapa manis dan pahit, beberapa hanya ingatan samar dan perasaan-perasaan yang aneh.  Beberapa membuat manis tersenyum, beberapa pahit dan membuat hati patah.  Tapi akan selalu jadi spesial, karena dalam hidup yang terus berpacu dan berlari, ada hal hal yang membuat kita henti sejenak, mengingat-ingat, perasaan apa saja yang sudah kita lalui.  

Sebagai sebuah batas, pengalaman berharga, cerita-cerita lama, persepsi untuk menjalani sebuah hari yang baru.  Apalah artinya kita tanpa ingatan terdahulu? Apalah artinya kita tanpa pengalaman-pengalaman, ingatan-ingatan masa lalu?

Selamat pagi, 25 Juli.  Selamat Berulang. Selamat menemukan diri yang baru di hari yang baru.
Selamat dan terimakasih pula, sudah sampai pada hari ini. 

Bandung, 25 Juli 2019

Tuesday, July 23, 2019

dengan tetapi

aku mencintaimu dengan segala
segala upaya mencari cara untuk selalu ada
sekedar singgah atau mampir saja
aku hanya ingin berlama lama

kau mencintaku dengan tetapi
harus menang dalam tiap percik api
tak pernah kalah dalam alegori

kau mencintaku dengan tetapi,
kau akan selalu jadi nomor satu
dan yang terakhir mengadu
tersisaku yang tersedu

kau mencintaku dengan tetapi
tetapi jadi punyamu saja
tidak boleh kemana mana
hanya denganmu berlama lama

kau mencintaiku dengan tetapi
prasyarat panjang yang tak mampu kuhapal
tersebut entah sekenamu saja

aku mencintaimu dengan segala, 
dan kau dengan tetapi
terlalu banyak ingin, untuk kusanggupi

aku mencintaimu dengan segala
sedang kau hanya sanggup mencinta, dengan tetapi

Bandung, 23 Juli 2019

Wednesday, July 17, 2019

Buku Buku Bulan Juli

Dunia Yang Berlari : Dromologi, Implosi, Fantasmagoria - Yasraf Amir Piliang
Revolusi Industri Keempat - Klaus Schwab
Thought Vibration - William Atkinson
Misa Arwah - Dea Anugrah

Akhir-akhir ini rasanya terlalu banyak membaca ebook berbahasa inggris, selesai membaca, rasanya sedikit tidak puas karena rasa-rasanya yang tersisa hanya ingatan-ingatan di kepala, yang mungkin besok sudah lupa, di lemari buku digital, selesai membaca juga langsung lenyap-dihapus karena tidak sabar ingin mendownload yang lain lain dan mengosongkan memori.  Membaca buku secepat menjentikkan jari, membaca dengan skimming- melintas kata-kata dengan terburu-buru dan ingin cepat sampai ke inti yang dimau.  Membaca buku secara fisik, terlepas keterbatasan topik topik yang ingin didalami rasanya ada suatu checking point berisi buku buku yang menumpuk dan sedikit rasa tidak bersalah karena sudah membaca beberapa hal mengisi waktu.  

Salah satu buku yang menarik yang sedang dibaca adalah Dunia Yang Berlari, awalnya aku heran mengapa buku yang seperti novel ini terletak di deretan buku buku sos-pol-filsafat, setelah melihat satu buku yang tidak tertutup plastik aku sedikit terpukau dengan bahasa-bahasanya, buku yang awalnya berjudul Dunia Yang Berlari : Mencari Tuhan Digital ini nyeleneh sekali. hha.  Futuristik, menggambarkan keadaan dunia, menjelaskan beberapa istilah-istilah asing di telinga tapi menarik untuk dibaca.  Baudrillard, Derrida, adalah tokoh dengan ide-ide yang menarik untukku, karena pemikirannya tentang memaknai kehidupan-filsafat, yang memberikan arti yang berbeda dari pemaknaan realitas. 'Bahasa Filsafat' dan istilah-istilahnya memang berat, mereka seperti punya alam imajinasi sendiri untuk menerjemahkan kegelisahan-kegelisahan dengan tingkat kedalaman tertentu ,dengan metafora-istilah istilah mereka sendiri, hiper-realitas, dekonstruksi, kehampaan filosofis, dromologi, postmodernisme, semuanya merupakan konsep-konsep pemaknaan ulang atas kejadiaan hari-hari yang sebenarnya biasa saja, yang ternyata ketika disentuh kedalamannya, memiliki arti yang mungkin benar, atau sama sekali berbeda dari yang kita pahami.  Mungkin memang, kehidupan seperti bawang yang memiliki layer-layer ke dalam- yang ketika kita mengupasnya, bentuknya tetap sama tapi juga berbeda, meskipun ketika kita selesai mengupasi semuanya, jangan jangan yang tersisa hanya kekosongan- sebuah lorong kehampaan yang panjang tapi tetap pula tidak memiliki apa-apa.

"...keseluruhan hidup kita berlalu dalam wahana perjalanan hidup yang dipacu cepat, yang kita sendiri tak lagi menyadarinya..."

-Paul Virilio : The Aecthetics of Disappearance

Monday, July 8, 2019

once again?

my heart is torn apart
everytime your imagery
touch my fingers

i wish i was there
i wish we could go back
to my happiest moment
when im with you

im still here, watching the sky falls
when you already move on
and be the happiest person on earth

sometimes i wish
i could settle for less
and force the feelings

but i dont want to feel numb
and cant be the lovers
i dont want to stop in pause
when i still not ready
or am i never ready

i just waiting a chance
to feel alive again
once more

or nothing,
nothing at all.

-for my 7 July 2019