Sunday, December 8, 2019

Marriage Story (2019) #moviereview

picture from wikipedia 
 
Sebagai salah satu fans Scarlet Johanson dan Adam Driver tentu tidak ketinggalan untuk menonton film netflix tahun ini yang disutradarai oleh  Noah Baumbach, bercerita tentang Charlie dan Nicole, pasangan di dunia teater yang kemudian jungkir balik menghadapi proses perceraian.  Film ini mengangkat proses perceraian yang melibatkan seorang anak, dimana kadang keadaan bisa menjadi kacau, kemudian percakapan-percakapan dengan konsultan perkawinan, pengacara, proses persidangan, yang disusun untuk menggambarkan apa saja yang telah terjadi sepanjang pernikahan mereka, dari awalnya mereka yang hanya tenang menghadapi perceraian, hingga kehilangan kewarasan untuk kemudian meluapkan amarah dan frustasi, sampai akhirnya waktu berjalan dan mereka kemudian saling melakukan refleksi, melihat lagi apa yang telah terjadi selama ini. 

Menit menit terakhir yang sukses membuat saya berkaca-kaca.  Bahwa, sesuatu yang menyenangkan seperti jatuh cinta, mencintai seseorang, memang juga punya batas waktu, punya batas toleransi, hingga akhirnya waktu akan menguji sejauh mana kita masih bisa merasakan perasaan kepada orang lain, bagaimana menjaga hubungan, mengesampingkan perasaan, atau bahkan pada akhirnya menerima, memahami, bahwa jika pada akhirnya berpisah, adalah salah satu pilihan yang bisa dijalani dan hidup, memang harus terus berlanjut, dan kita, harus berkompromi, melakukan apa-apa saja yang terbaik, untuk saat ini, untuk orang orang yang masih bertahan di sekitar kita.
 

****

Saturday, November 30, 2019

cara cara mengambil kesimpulan

aku pernah mencintaimu begitu rupa.
meninggalkanmu kemudian berharap masih bisa berbahagia.

pukul dua pagi pergi untuk tak sadar
dan mendengarkan riuh riuh keributan
hanya untuk punya nyali
mengirimkan pesan pesan

yang kemudian kuurungkan,
yang kemudian kuurungkan.

pernah pula pergi
pada tiap tiap yang menaruh hati
agar tak hangus harga diri
dan lupa pernah dicintai

sumpah mati aku merindukan
semua lagu yang pernah kudengarkan
di mana mana pernah ada kau di ingatan
hanya agar waras masih bisa
mengingat kecupanmu

aku mempertanyakan
setiap langkah maju ke depan
karna kadang kulakukan
hanya untuk membuktikan
pada diriku sendiri
kau telah jauh kutinggalkan

berpura pura memungut
dan mengumpulkan sisa sisa
diriku sendiri

yang nyata aku tau
takkan pernah utuh dan kembali

bagaimana cara
mengisi kosong kosong yang datang
setelah kau tinggalkan?

karena kau tau akhirnya aku
takkan pernah sampai
pada kesimpulan

oktober-19

Monday, November 25, 2019

cinta sudah lewat

pukul tiga dini hari terjaga
dan berkata kata
mengeluarkan apa yang terasa
andai cinta semudah bicara

andai pula sesingkat awal pertemuan
yang selalu penuh getar debar

andai tak pernah seperti salam perpisahan
yang muram penuh duka
maupun air mata
untuk yang tidak akan pernah bisa bersama

andai tak secepat repetisi
membuat jemu dan bosan
kemudian pelan pelan meninggalkan
hilang dalam diam

andai seperti beberapa cinta yang datang sesekali
kemudian hilang kabar, hilang arti

seperti beberapa pula yang terus datang
sebagai kawan, teman seperjalanan


mungkin cinta yang benar telah dilewatkan
lupa berhenti di tepian jalan
tidak bisa lagi ditemukan

atau rupanya cinta sudah lewat
sudah terlalu lama lewat
kau telah tertinggal untuk menunggu
karna tak ada lagi perhentian

25'


Friday, November 22, 2019

muara

hujan jatuh dan menjadi dingin
pada kata kata yang tak lagi punya arti

lelah yang berakhir
di damai dalam matamu

aku ingin menjadi hangat
pada gelisahmu yang meragu

aku ingin menjadi tenang
pada risau dan lukamu

kau selalu bilang kau bukan
yang terbaik
tapi aku tau
kau lakukan yang terbaik

apalagi yang lebih romantis
dari doaku yang diam diam
mendoakan kebahagianmu
entah dari aku, siapapun itu

untuk hidup memberimu terang
pada gelapmu yang padam

seperti hujan memadamkan gersang
dan hangat matahari yang menerangkan gelap

aku ingin ada padamu
untuk semua
untuk yang tak lagi bisa kuberikan

22

Wednesday, November 20, 2019

3 hari untuk selamanya

apa lagi yang disusun
oleh ingatan ingatan
yang buram dan tak jelas
selain perasaan

waktu yang berlalu
kemudian bertanya tanya
malam ini,
kau sedang mencari apa

selain peluk kekasih
dan cara cara melupakan
hal hal yang harusnya dilupakan

malam ini,
kau sedang mencari apa
selain cara cara
untuk menjalani hidup

sedikit lebih nyaman di pelukmu
sedikit lebih erat di dekapmu
sedikit lebih tenang di genggammu

hal hal yang menyakitkan
sedikit lebih menyenangkan
bersama denganmu.

17'19

Sunday, November 10, 2019

mengapa

andai ada titik yang mengakhiri
pada tanya mengapa
yang tak berkesudahan

andai ada jawaban
pada semua yang tak selesai
berakhir, tapi belum juga usai

mengapa

pada hal hal yang kautanyakan
setiap sore menjelang
dan malam mulai datang
menggelisahkan

tolong beristirahatlah
tanda tanya
yang meresahkan

liang jawaban yang dalam
yang telah kau lihat
tapi mengapa

kau lebih senang,
menggali
kuburmu sendiri

101119

Tuesday, November 5, 2019

sedang hujan

nyata dan terjaga
pada lembar lembar diksi kata
hujan di luar
menenggelamkan apa apa
yang terngiang

sore hari ketika
air mata jatuh
ada tunas yang tumbuh
dari hati yang jatuh

pada rutinitas yang aman
uang yang jatuh dari pepohonan
berkendara ke tujuan yang itu itu lagi
hidup yang seperti itu itu lagi

apa lagi yang lebih baik
dari ingatan yang membuat
hati hangat dan bibir tersenyum

pada suatu masa lagi entah kapan
mungkin kita akan bertemu lagi
dan mengulang ulang kenangan

takkan kujumpai lagi gelap dan kelabu
hanya ingatan dan petualangan

ketika bersamamu.
kulupakan yang lain,
kan kulupakan yang lain lain

5 Nov 19

Monday, November 4, 2019

Pontianak Coffeshop Series






Quick Night Snapshot @ Platform Cafe
Located : Jl. Moh Sohor No. 47 B Akcaya, Kec. Pontianak Kota







Quick Snapshot @ Aming Coffee
Jl. Putri Candramidi No. 88 Sungai Bangkong, Pontianak Kota

Friday, November 1, 2019

its not you

when the lights turn off
leave me alone in the dark
with my minds
with my thoughts

i go wonder
about all the what if and why its not
you are the one who will always be in my head
when i cant sleep at 2 am

start scrolling the photos
start remember the touch

could i stop thinking about you
when i close my eyes

cause in the darker place
would hunger for your sense
would crave for your warmth
please leave my head alone

this time
i wish its not you

oct 31th

Wednesday, October 30, 2019

A Day With Bapak

One day dad asked me to accompany him to a new place, he said he want to see a light house. 
So here we go! 




lighthouse

its near the shore
guiding the one who lost
to find a way
keeping a little road

to home
where our heart stays

please be the one 
who always be there
no matter how hard
wave and storm comes

through the darkest times
through the hard times

a father figure will always be
a daughter's first love
even love sometimes be 
so hard to see

times make it all tested
rain and dark
home always keep the light

to nurture you
to let you grow
through the hard times
through the difficult situation

home will always be
two warm person who always
accept and love you
for whatever you do

they will feels sad and touched 
when life gives you a hard times
feeling your feeling
seeing what you see

please always coming home
when the lighthouse
lead the way
so we dont lost
so we dont lose

...
Pontianak, 28 Oktober 2019






Wednesday, October 23, 2019

hal hal yang tidak mungkin aku tolak



untuk sore

pada hari hari dimana gerimis selalu datang
tepat pukul tiga sore hari
saat kita berjanji bertemu
sepulang kerja dan kegiatan sehari hari

di coffeeshop dekat rumah
berbincang dan berbagi tawa
tolong katakan kau tidak lagi jatuh cinta
agar aku bisa sedikit demi sedikit lupa

beranjak dan tak ingin bertemu
pada percakapan yang tidak habis habis
dan minuman yang tidak pernah selesai kau teguk
pada air yang tak pernah memuaskan dahagaku

kembali lah datang esok pagi
saat sepi terlalu riuh dan ramai membuat senyap telingaku
karna pada saat kau hadir datang meredam, semua duka lara padam,
dan kau, tidak lagi mungkin aku tolak.

...

hal hal yang terlalu

percakapan pertama setelah berapa waktu berlalu
mudah saja kau berkata kata
tentang rasa yang kau pendam lama

sialan
ini hanya tentang kita berdua
sedikit saja yang kopi ini kuminum
sedikit saja yang kan kukenang

sebelum aku pergi dan akan kulupakan
minggu depan aku berjanji katanya
kau tidak akan lagi kukenang
takkan lagi kusimpan simpan

aku akan memulai yang baru
dan semoga takkan lagi ingat kamu

pergilah kataku
cintamu sudah terlalu
artinya sudah tak perlu
mengulang ulang ragu

minggu depan,
kau akan kukenang
sebagai orang yang terlambat datang

...

andai saja

bagimu hanya petualangan
yang menantang
seperti degup jantung
yang takut ketahuan

bagiku ini masa depan
tentang hubungan yang menyenangkan
dan hal yang tidak ingin aku hancurkan
hanya untuk hal hal yang tak lekang

tapi bagaimana jika saja
kita bisa bertahan,
sebentar saja
menguji,
apa yang ada

bisakah kau
menolak hal hal
yang kau inginkan
yang kau idamkan

sejak lama
sejak pertama kalinya

kita berjumpa.
dan kau tersenyum
.
andai saja
aku bertemu kau
lebih dulu

andai kau tau
degupku berhenti
tenggelam
pada matamu

sejak pertama
sejak kali pertama
...

kemungkinan kemungkinan

balaslah rasaku nanti
ketika kau senggang,
ketika kau sempat
cintaku sabar dan tak terburu buru

ia sedang bijak dan tak apa menunggu
karna sudah ratusan purnama
ia tidak mendapat cinta sepertimu

tunggulah rasaku nanti
ketika kita bertemu
pada ratusan kiriman kata kata dariku
yang entah kau baca atau kau skip saja

tapi aku tak apa
dirimu pantas ditunggu
cintamu layak membuatku terjaga
lebih baik daripada malam malam
ketika kau tiada

kembalilah ketika kau sempat
ketika kau akhirnya yakin ingin aku

dan aku akan melakukan semua cara
memutar otak dan mencari jalan keluar

tentang bagaimana akhirnya kita akan menang
melawan kemungkinan kemungkinan

...
pontianak, 23 oktober 2019

Thursday, October 17, 2019

cara cara untuk tidak jatuh cinta #11

Baru gelas keempat dan wajahnya mulai kemerahan dan tersipu,

"kamu jangan minum banyak-banyak" katanya

aku tertawa

"yang merah kan, mukamu"

ia tergelak, kemudian memegang tanganku.  Kami ke bagian tengah taman yang terhampar langit luas.  Udara sedikit dingin dan menusuk, tapi kami masih sedikit berkeringat karena minuman tadi.

Ia berbaring menatap langit, kemudian aku menyandarkan kepalaku di perutnya.

"aku kira aku telah menemukan orang yang menjadi soulmateku!" tiba tiba dia membuka percakapan.  Aku kembali tertawa hingga sakit perut.

"aku selalu mendengar ini setiap kali tidak melihatmu dari beberapa waktu yang lama" ujarku.

"aku sudah bosan mendengar keyakinanmu, aku akan kembali menunggu cerita patah hatimu yang aneh aneh dengan wanita wanita ajaib itu lagi" lanjutku.

"Hahhaa. Iya iya, aku tau, aku hanya terlalu hopeless.  Aku mengatakannya agar aku bisa mendengar diriku meyakinkan diriku sendiri" katanya.

"Bagaimana denganmu, sudah jatuh cinta lagi?" lanjutnya.

"Sudah, yah, baru dekat.  Ada seseorang yang mengungkapkan perasaannya kepadaku, aku pikir, tidak ada salahnya untuk membolehkannya masuk, aku selalu heran dan terpukau dengan lelaki yang bisa sabar menghadapiku" ujarku sambil tertawa.

"Hahhaa. Kau tidak pernah berubah. Terlalu praktis.  Dasar tidak punya perasaan" katanya.  
Walaupun aku tidak melihat wajahnya, aku tau dia tergelak dan menggeleng.

"Bukan begitu, aku hanya, ingin menikmati saja apa yang ada di depan mata, masa lalu telah lewat, dan masa depan terlalu jauh, aku hanya ingin berbahagia dengan apa yang ada" ujarku membela diri.

"Kau tau, menurutku kita harus mencari pasangan setidaknya memiliki dua hal"

"apa?"

"Yang pertama, ia harus bisa kita ajak bicara, boleh saja ia tidak terlalu cerdas, tetapi kalian harus bisa berbicara dengan satu sama lain setidaknya tidak putus selama berhari hari dan masih tidak kehabisan bahan pembicaraan"

"lalu?"

"Yang kedua, ia harus sexually attractive, gak perlu dari mata orang lain, cukup dari apa yang kau lihat, ia harus mampu membuatmu tertarik"

"ya ya, teori yang bagus"

"karena pada akhirnya nanti jika kita tua dan tidak lagi bisa apa-apa, tentu yang tersisa hanya percakapan-percakapan tentang hal remeh temeh. Haha. Bagaimana, Diara, sudah ketemu orang dengan dua kualifikasi di atas?" 

"haha. belum, i think its still one or another"

ia mengacak acak rambutku.

"aku punya pertanyaan"

"ya?"

"apakah kau pernah punya perasaan kepadaku?"

jantungku terasa berhenti, sebentar.
aku pura pura tidak mendengarnya.

"yang kau tanyakan kepadaku waktu liburan terakhir kita cuma main main kan? 
kamu mau jadiin aku bahan bercandaan kan"

mendengar ia mengucapkannya tiba tiba membuat dadaku sesak. 
aku masih pura pura tidak dengar dan menatap langit, tapi tidak ada apa-apa disana. 

ia membetulkan posisi duduknya dan melihat wajahku.

aku memalingkan muka.

setelah hening yang terlampau lama. aku rasa aku tidak tahan lagi.

"aku serius"

kini, gantian ia yang tidak bisa berkata-kata.

Hening sudah cukup lama dan aku rasa aku sempat tertidur sebentar bersandar padanya karena pengaruh minuman itu, kemudian aku terbangun.  Ia masih menatap langit.

Aku memegang gelasku, kemudian ia beranjak dan menuangkan minuman itu lagi.

"kau tau, aku punya teori tentang gelas!" aku melihat situasinya kembali normal dan ia memperlihatkan wajah isengnya lagi.

"oke, aku mendengarkan" ujarku sambil menyeruput minuman itu sekali lagi.

"jadi, sebenarnya dalam hidup kita memerlukan gelas, untuk menikmati minuman kesayangan kita berdua ini" ujarnya sambil mengangkat botol itu tinggi tinggi.

aku tertawa.

"nah, gelas ada bermacam-macam, kadang-kadang untuk pamer, dan estetika, terutama kau" ia menggodaku;

"pasti memilih gelas kaca yang berkilau, cantik, lucu, instagrammable untuk kau post di instastory-mu itu" katanya dengan muka iseng.

"Tentu! kita punya pilihan untuk memilih yang kita suka dong" ujarku membela diri.  "aku suka, hal hal visual"

ia melanjutkan,

"tapi tentu, kau tau, gelas kaca itu gelas yang rentan! mudah pecah! pada akhirnya kau akan membeli gelas plastik.  Kau tau kau aman, meminum apa saja bahkan ketika kau pusing setengah mati, harganya juga murah! kau bisa beli beberapa.  Kau tidak perlu takut pula menjatuhkannya sesuka hati.  Kau akan percaya kepadanya, percaya bahwa ia tahan banting, selalu ada, meskipun kau tidak terlalu menyukai tampilannya.  Tapi kau tau ia bisa diandalkan!"

aku tergelak, ia memang juara kalau membuat analogi yang aneh-aneh.

"oke, aku terima teorimu, jadi, pada akhirnya, meskipun kau menyukai gelas gelas kaca, kau tau kau akan mengandalkan gelas plastik yang tak terlalu indah itu untuk dirimu?"

"iya, aku akan memilih gelas plastik" katanya sambil menerawang.

"oke, aku hargai pilihanmu, tapi kau tau, aku akan memilih gelas kaca, karena aku menyukai tantangan, menurutku hidup cukup singkat, dan kita tidak akan pernah benar-benar bisa berbahagia seutuhnya, dan selama-lamanya, aku akan bertahan dan menjaga gelas kaca, walaupun ia rentan, walaupun ia mudah pecah, walaupun aku butuh ekstra hati-hati"

"tapi kemudian kau akhirnya tidak akan pernah benar-benar menikmati minumannya, Diara. Kau lupa, kau membeli gelas itu karena kau sedang haus dan ingin minum" ujarnya lirih meracau.

Aku tertegun dan memandang wajahnya yang tampak muram.

Entah kenapa tiap kali memandangnya, aku selalu merasakan kesedihan, seperti di balik tawa dan keisengannya, ia selalu menyimpan kesedihan yang ia tutup rapat-rapat.  Atau entah perasaanku saja.

Aku melihat jam. 

"Kau sudah harus bersiap, penerbanganmu sebentar lagi"

aku beranjak, kemudian berkemas.

Ia mengambil tasnya, dan membereskan barang-barang.  

"aku pergi dulu, kau siap-siap sana" ujarku.

"oke, hati hati pulangnya"

kemudian aku pergi.

...

Jalanan sudah gelap ketika satu pesan masuk.

"Terimakasih, Diara.  Sampai bertemu lagi"

Aku hanya mengetik oke. Dan meletakkan handphone.

...

Andai kau tahu, buatku, kau selalu jadi gelas-gelas kaca itu, Ksatria.
dan aku, tidak pernah perduli apa yang aku minum.

...

Pontianak, 17 Oktober 2019
#timetravelerseries

Tuesday, October 8, 2019

Kunjungan Sore #timecapsule10

"jadi, kamu sebenarnya mencari yang seperti apa?"

"seperti kamu, aku mau yang sama persis seperti kamu"

ia tertawa tergelak, mengusap-usap kepalanya yang tidak gatal.

"kamu tau kita tidak akan mungkin, Diara"

"iya aku tau, aku hanya ingin mendengar kau mengucapkannya berulang-ulang sampai aku bisa"

Ksatria menghela nafas panjang.  Bingung bagaimana lagi caranya menyakinkan gadis keras kepala yang berada di hadapannya ini.

"Tidak ada yang memahami aku seperti kamu, Ksatria"

"Itu sudah pasti Diara, aku telah mengenalmu terlalu lama, kau telah mencintaiku terlalu lama hingga kekurangan-kekuranganku sudah terlalu biasa kau terima, kemudian kau jadi buta, dan tuli" Ksatria tergelak, Diara bersungut.

"tidak ada yang bisa aku cintai lagi, setelahmu Ksatria..."

"bohong, buktinya, kau telah punya orang lain"

"tetap saja, tak sama sepertimu, aku... tidak punya rasa sepertiku padamu, padanya"

Ksatria menatap Diara dengan tatapan yang ganjil, seperti kabut rasa bersalah yang sudah tidak mampu lagi ia hapus di matanya.

Kemudian ia menatap Diara dengan lembut.

"maafkan aku, Diara.  Tapi kau harus belajar, kau harus terus belajar, untuk berbahagia, untuk mencari bahagia, dengan orang lain, dengan hal hal lain, dengan apa apa yang terjadi di hidupmu sendiri"

"tapi kenapa, Ksatria, kenapa? Sejak bertahun tahun yang lalu, aku selalu menanyakanmu kenapa, tapi kau tak pernah menjawabnya dengan benar"

"kau hanya tidak pernah mendengar dengan benar, Diara.  Semuanya telah ada di depan matamu, kau hanya tak pernah mau melihat"

bulir air mata tiba tiba jatuh dari mata coklat Diara yang telah dari tadi berkaca-kaca.

"ini sudah akhirnya kah, Ksatria?"

"ini bisa juga awal untukmu, jika kau mau mencoba, jika kau mau berbahagia kembali. Ingatlah semua, sesekali, kau boleh pula menangis, mengenang aku, mengenang kamu, mengenang semua hal yang indah-indah itu.  Tapi itu semua hanya masa lalu Diara, di masa depanmu sudah tidak lagi ada aku.  Aku hanya hidup di masa-masa itu, di pikiranmu.  Aku akan selalu ada, dengan cinta dan kasih sayang dan memori berbahagia, aku siap menunggu, tiap kali kau butuh oase dan tempat untuk bercerita tentang apa apa yang terjadi.  Tapi kau juga harus bisa mengerti, kau pantas untuk hal hal yang baik, kau pantas untuk berbahagia dan dibahagiakan.  Aku akan tetap disini, di kenanganmu, terus hidup dan akan selalu punya ruang di ingatanmu.  Kapanpun kau ingin, kapanpun kau mau"

Diara menyeka air matanya. Meletakkan buket bunga warna biru, warna kesukaan Ksatria. 

Aku akan kembali lagi, Ksatria, aku berjanji.

Aku akan mencoba berbahagia.

Perlahan ia meninggalkan pusara itu. Berharap suatu saat ia akan punya keberanian yang lebih, untuk menerima, untuk merelakan lelaki itu pergi.  Berharap suatu saat ia datang ke tempat ini, dan hanya ada senyuman, hanya senyuman, bukan mata yang sembab mengadukan semuanya, seperti dulu. 

Seperti dulu.


#timetraveler
Pontianak, 8 Oktober 2019

ps : yang ke #9

Saturday, October 5, 2019

Pesan Pukul Tiga Pagi

pukul tiga pagi adalah waktu,
ketika setiap orang telah lelah berkata-kata.
dan kalimat tidak lagi punya makna untuk menerjemahkan apa-apa.
kau telah pada puncaknya lelah, berpura-pura.

pukul tiga pagi adalah batas-batas kesadaran,
mengekang pikiran untuk tak lagi menuruti kata hati yang meronta,
ingin jujur dan memberitahumu sebuah rahasia.

"andai saja kau, yang disini bersamaku"

sebuah pesan singkat yang kau terima,
yang masuk hanya untuk kau tutup,
yang hadir untuk kau absen dan ingin jadi lupa.

sebuah pesan singkat yang punya seluruh makna
sekaligus tidak berarti apa-apa.

pukul tiga pagi setelah kau baca berkali-kali.
menyeka sisa-sisa rasa.
kau menutup pesan itu.

dan mencoba melanjutkan hidup
kuharap bisa, melanjutkan hidup.

...
Pontianak, 5 Oktober 2019

Cara Untuk Tenang.

Terkadang aku harap aku bisa melihat kegaduhan yang terjadi di kepalaku dan menertawakannya habis-habisan.  Atau seperti mendengar cerita orang lain, kemudian memberikan saran. Begitu mudah dan gampang melihat jalan keluar jika saja aku jadi orang lain.  

Aku membayangkan orang lain yang akan disini, menggantikan peran yang aku coba mainkan dengan begitu putus asa, kemudian menampar diriku sendiri, 'apa yang sebenarnya coba kau lakukan?"

Aku pernah begitu naif mengharapkan waktu pada akhirnya akan memberikan jawaban dan ketenangan, begitu pula berharap kata maaf dan penutup akan mengantarkanku pada gerbang kedamaian, dan menyelesaikan urusan-urusan.

Hingga akhirnya semua pilihan telah aku lakukan, tetapi masih saja, ia bercanda dan menertawakan.  Betapa waktu pada akhirnya tidak mengubah apa-apa dan siapa-siapa. 

Apa yang kau lakukan untuk tenang? Menenangkan kegaduhan yang nyaring berteriak, memulihkan kesadaran yang bising dan mengantarkanmu untuk gamang pada malam-malam dimana semuanya sudah tidak lagi terjadi.

Apa yang akan kau korbankan untuk kedamaian dan ketenangan yang akan mengisi seluruh rongga di jiwamu yang kosong melompong itu?  Sejauh mana kau akan mempertaruhkan riuh untuk tenang dalam pikiranmu itu?

Pada akhirnya, akan datang kompromi tentang bagaimana mematikan rasa. Untuk tidak lagi merasakan semuanya.  Mematikan apa-apa yang harusnya kau peka.  Menulikan telinga untuk apa-apa yang dibisikkan kepadamu.  Berjalan lurus, berlari kencang hingga tidak ada lagi terdengar apa-apa, dan tak lagi terlihat apa-apa.  Hanya dunia yang kabur dan jalur lurus tempatmu nyaman berlari.  Berharap suatu saat kau tidak akan lagi diusik, dan tenang hanya akan datang sebagai keniscayaan, dari semua yang berlari, dari semua yang telah punya arti, kemudian tidak lagi.

Pontianak, 4 Oktober 2019

Sunday, September 29, 2019

bagaimana tentang hari ini

aku telah menduga duga
pada tiap kesempatan yang ada
tentang bagaimanakah wajah yang datang
mengenai bagaimana masa depan
dan caranya yang datang

apakah pada pertemuan pertemuan
yang terlalu singkat
atau basa basi percakapan
yang menghidupkan
atau memadamkan api

aku bertanya tanya
bagaimana wajah asli cinta
pada api yang membakar
atau pada salju yang beku
atau pada hari hari
ketika aku tidak melakukan apa apa
kosong, dan lewat begitu saja

pada tiap tiap yang bernyali datang
apakah aku hanya punya hak
untuk menyambutnya tiba
atau tersenyum mengantarkannya pulang
kemudian menutup pintu

pada malam dan tidur yang tak cukup
aku menanyakan diriku sekali lagi

inginkah aku akhirnya melihat
membuka sekat
dan pada akhirnya mengetahui,
bagaimanakan rupa

atau apakah yang aku cari selama ini
memang sudah tidak lagi ada
atau tidak pernah ada

hari ini aku berhenti mempertanyakan
hingga kupersilakan ia menunggu
menunggu dirinya, menunggu aku
menunggu

karena aku,
telah kehilangan apa apa
untuk tidak lagi menginginkan apa apa

ternyata selain ingin memiliki
aku akhirnya mengenal rupanya yang lain
berani melepas
berani membiarkannya bebas

entah untuk pergi yang jauh
atau untuk datang lagi kembali lain hari


bandung, 28 september 2019

Friday, September 20, 2019

yang terkenang dan yang akan dilewatkan


Sungguh aneh bagaimana caraku mengingatmu, contohnya pagi ini, ketika aku mendengar sebuah lagu, yang membuatku mengingatmu seperti memandang layar proyektor yang menayangkan potongan-potongan kenangan, yang tiba tiba hidup dan menggoda pada saat saat yang berbahagia, lagu Bahasa Kalbu- Titi DJ. 

Percayalah,
hanya diriku paling mengerti
Kegelisahan jiwamu kasih
Dan arti kata kecewamu

Kasih yakinlah,
hanya aku yang paling memahami
Besar arti kejujuran diri, indah sanubarimu kasih,
Percayalah…

Aku pikir hal itu bermula ketika aku masih merasa menjadi yang paling berbahagia di dalam hubungan kita, kemudian tiba tiba, entah darimana kau meminta,

“tolong puterin lagu Titi Dj yang Bahasa Kalbu dong” di mobilmu. 

Kemudian kau bercerita tentang bagaimana kau menyukai lagunya,

“aku suka lagunya” katamu dengan mata yang berbinar,

kemudian sambil menatap jalan, kau menggenggam tanganku. Hangat.  Dan aku ingat, sepanjang perjalanan yang cukup singkat itu aku banyak tersenyum dan tertawa dengan tingkahmu maupun usahamu menyanyikan lagu itu dengan suaramu yang sumbang.  Perasaan aneh, bahagia yang asing sekaligus familiar.

Sekarang jika aku mengingatnya lagi, sebenarnya hal itu adalah hal yang aneh, seperti, Bahasa Kalbu adalah lagu yang sudah cukup lama. Haha. Dan tiba tiba aku mulai menyukai lagunya juga.  Atau mungkin yang aku sukai adalah kenangan kenangan kala itu.  Entahlah. 

Kenangan-kenangan tentangmu seperti tayangan-tayangan yang hidup di kepalaku, kadang tiba tiba terputar dalam masa-masa sulit dalam hidup, untuk sekedar membuatku tersenyum, mengenang yang manis-manis dan kembali bersemangat menghadapi hal hal yang berat.

Terkadang aku pikir, kau adalah orang yang cukup aneh… atau tidak terlupakan.  Entahlah, atau mungkin gara-gara aku hanya belum menemukan lagi seseorang yang lebih baik dan mengganti memori memori yang sudah usang itu dengan yang baru. Belum ada pula yang cukup membuatku terkesan. Hehe.

...
Di dalam senyummu
Kudengar bahasa kalbumu
Mengalun bening menggetarkan

Kini dirimu yang selalu bertahta di benakku
Dan aku kan mengiringi
Bersama
Di setiap langkahmu
...

Beberapa kenangan akan tersimpan, tetap hidup, menunggu proyektor menampilkan lagi masa-masa berbahagia, kadang pula aku heran, mengapa di file yang tersimpan di proyektor itu, hanya senang menayangkan masa-masa bahagia, bukan masa-masa ketika yang ada hanya amarah, kecewa, dan hubungan yang sudah tidak lagi menyenangkan.  

Lebih sulit untuk mengingatnya, untungnya, kadang aku akan memaksanya pula untuk ingat, sehingga akan lebih mudah, untuk tidak berlama-lama larut dan lupa waktu memandangi proyektor itu.  Semudah menekan ‘next’ pada playlist kali ini.  

karena setelah aku tersenyum 
mengingat kenangan-kenangan manis
di masa yang telah lewat 

aku akan ingat pula, 
hanya diriku sendirilah saat ini
yang bisa membahagiakan diriku sendiri

setidaknya dari lagu yang kuputar,
ataupun lagu yang akan aku lewatkan kali ini.

5.55 am
CK, 20 September 2019

Monday, September 9, 2019

tentang jawaban

kadang jawaban datang tapi kau sudah terlalu lama lupa pertanyaannya.

kadang jawaban datang tapi kau sedang menginginkan terlalu banyak pertanyaan.

kadang jawaban datang tapi kau tak tau pertanyaannya.

kadang jawaban datang tapi kau sedang tak ingin mengganti pertanyaan.

kadang datang jawaban pada pertanyaan yang keliru, tapi kau tak akan pernah tau.

kadang datang pertanyaan yang keliru, tapi kau menukar pertanyaannya.

kadang datang jawaban, dalam contekan, tapi kau sedang tak ingin curang.

kadang jawaban datang, tapi kau menginginkan yang memberikanmu pertanyaan.

kadang jawaban datang, tapi sudah tidak ada yang bertanya pagi ini.

Kemayoran, 8 September 2019

Tuesday, September 3, 2019

Favorite Indonesian Movie Week

Sebagai penikmat dan penonton film awam yang menonton film untuk terhibur dan lebih suka nonton film crime-mystery-action, minggu ini sedang ada dua film indonesia yang lagi banyak diulas, Gundala dan Twivortiare.  Untuk Gundala, jadi lebih nontonin tentang Joko Anwar, meskipun ga nonton film-filmnya Jokan yang dulu, karena gak suka horor.  Film superhero yang terakhir ditonton adalah film spiderman yang gak terlalu aku suka karena lebih banyak mengangkat tentang citna-cintaan remaja.  Gundala ini menjadi pelipur lara nontonin film ini, sepertinya film terakhir yang aku suka dalam genre action itu Anna, Tomb Raider, Salt, Ocean Eleven film film dengan karakter cewe cewe pinter, semacam agen rahasia (yang bekerja dengan pemerintah) dan jago berantem yang diselingi dengan memecahkan kasus adalah alur film yang aku "gue banget" lah. Haha.  


Beberapa hal yang aku sukai dari film ini yaitu setting suasana, kehidupan Gundala yang cukup digambarkan dengan asik (personal references- dari yang suka nontonin daily vlog kamar-kamar kos kecil tapi lucu) sebagai kehidupan kelas pekerja dengan pekerjaannya sebagai sekuriti pabrik koran. Dan dari twitternya bang Jokan, memang ternyata setting kos Sancaka adalah kosnya Jokan jaman dulu.



Beberapa detail yang aku suka di sebuah film, yaitu bagaimana dia menjalani hari sepulang kerja, detail detail kamar ketika hujan dan petir.  Kemudian, film dibangun dengan menggambarkan Sancaka kecil yang ditinggal ayah dan ibunya, bagaimana ia bisa bertahan dengan menemui Awang, yang karakternya aku suka karena film ini menggambarkan Awang sosok yang cuek cuek tapi peduli dengan ketidakadilan yang ia lihat ditambah dengan jokes jokes yang aku suka dalam percakapan Sancaka-Awang.



Sebagai penggemar bela diri, cukup memuaskan melihat Awang, mungkin karena dia memang atlet bela diri dan anak dari Cecep Ruhiyan, jadi gerakan-gerakannya memang believable dan menarik.  Walaupun masih ingin melihat lebih dalam scene-scene berantem.

Selanjutnya kehidupan Sancaka besar sebagai sekuriti pabrik mulai terusik ketika pada saat itu keadaan kota sedang kacau dan terjadi kerusuhan di berbagai tempat, yang mengantarkan ia bertemu dengan Wulan, tetangganya yang juga aktivis (?) atau pedagang pasar (?) yang membela pedagang pasar dari preman-preman yang mengganggu mereka. 

Kemudian konflik berjalan dengan menggambarkan anggota dewan yang terusik dengan adanya Pengkor, yaitu 'rakyat' yang sering mengusik mereka, seorang pengusaha yang juga memiliki panti asuhan yang menampung anak anak, dimana kemudian digambarkan pada masa kecilnya adalah orang yang sangat kejam dan mampu mengorganisir anak-anak di panti asuhan untuk setia kepadanya, disini kemudian anak-anak tersebut tersebar di seluruh dunia dan difasilitasi untuk unggul dalam berbagai bidang seperti model, chef, pengukir kayu (?) dan beberapa profesi lainnya tetapi juga diajarkan untuk menguasai bela diri, anak-anak ini juga setia kepadanya dan dapat dimanfaatkan untuk membantu Pengkor.



Villain di film ini digambarkan bernuansa politik dengan ideologi Pengkor yang juga sadar telah terjadi kekacauan dimana ada anti-trust antara rakyat dan wakil rakyat, kemudian statement Pengkor yang sadar bahwa 'rakyat memang harus dibuat bodoh' dan tidak tahu apa-apa untuk tetap bisa mengontrol mereka. I think this scene quite potray the chaos that happened.  

Menariknya, beberapa villain dan patriot lain juga muncul sebentar sebagai teaser untuk film selanjutnya sehingga klimaks film ini seperti akan ada dan tersebar kembali di film-film selanjutnya.  

Film yang cukup memuaskan di bulan Agustus-September ini, sudah lama rasanya tidak se-excited ini dengan film film Indonesia, karena tahun ini setelah melihat beberapa trailer aku hanya tertarik  menunggu film-film model Charlie's Angel dan The Laundromat (Netflix) -selain beberapa film streaming yang kalau senggang pasti aku tonton juga. 

Film selanjutnya yang baru kemarin aku tonton adalah Twivortiare.  Film yang dibintangi Raihanuun dan Reza Rahardian yang diangkat dari novel Ika Natassa.  Dulu, metropop nya Ika Natassa adalah genre novel yang aku suka yang menggambarkan cewe cewe kantoran cantik dan pinter yang tentu saja~ dibikin galau sama cowok dan cinta cintaanya.  Hampir males nonton film ini karena nonton film Ika Natasaa sebelumnya sama mantan dan dibikin galau, rasa-rasanya hidup sekarang sudah settle dan ga butuh gegalauan lagi apalagi di big screen karena anaknya emang gampang baper. Wk. Tapi akhirnya pas jam kosong butuh inspirasi ya udahlah nonton aja penasaran.

Bagian yang paling aku suka di film ini adalah bagaimana mereka menggambarkan perkelahian-perkelahiannya Alexandra dan Beno.  Hal hal kecil yang memang dalam hubungan bikin gondok, padahal kalau lagi gak bucin dan berakal sehat, hal itu gak akan jadi masalah.   Tapi memang, kalau sedang dalam hubungan, penuh dengan hal hal konyol gak bisa dijelasin dengan logika yang bener (loh kok jadi curhat wkwk).  Film ini juga bisa menggambarkan patah hati, dan ketakutan untuk memulai kembali dengan orang yang sama dengan sangat natural menurutku, masih masuk akal-lah, apa yang menjadi ketakutan mereka dan hal hal yang memang harus ada dan dijaga dalam hubungan jangka panjang.  Sebagai orang yang memiliki pengalaman hubungan yang hampir sama- minus ending bahagia seperti di film ini (hhh) film ini oke banget untuk membawa kenangan-kenangan yang mirip, yang aku pikir beberapa orang kebanyakan juga memiliki hubungan yang seperti ini.  Typical perkelahian-perkelahian pasangan pada umumnya.  Film yang natural, kecuali tentu di ending yang gak masuk akal karena mereka nikah dua kali dan balikan lagi (ga terima) wkwk.  Tapi filmnya menyenangkan, dan gak bikin ngantuk (pernah trauma karena ngantuk banget di bioskop tapi sayang mau pulang). haha.


Score: (biar ala-ala fav reviewer, cinecrib)
Gundala 8/10
Twivortiare 7/10

Friday, August 16, 2019

Keresahan Keresahan Kota #fromcampus

Senin nanti saya akan mempresentasikan seminar rancangan penelitian Strategi Pengembangan dan Implementasi Smart City Pemerintah Kota Pontianak.  Setelah menyiapkan bahan presentasi dan mencoba mengingat-ingat beberapa hal rasanya ingin menyegarkan pikiran dengan menulis sesuatu. 

Tentang bagaimana menariknya sebuah kota, berjuang untuk menjadi relevan dan bersaing secara global (?) dengan beberapa indikator yang ditetapkan dari mana saja.  Tidak ada yang salah dengan standar-standar yang dengan brilian ditetapkan secara internasional maupun nasional. Tetapi tentu, akar-akar sosial budaya begitu hidup dan bergerak dinamis diantara rimba aturan-aturan serta teori teori yang dicoba.  Semuanya tentu punya tujuan yang lebih besar: meningkatkan kualitas kehidupan.  

Karena, siapa lagi yang akan mencintai kotanya selain warganya sendiri? meskipun tentu, akan ada dualitas dan keresahan, masalah-masalah yang akan selalu muncul silih berganti.  Karena yang paling mencintai, pastinya akan lebih rentan dan mudah terlukai.  Begitu pula warga yang hidup di kota ini.  

Di kota itu, aku lahir dan menikmati masa-masa penuh kenangan, karena apalagi yang bisa menyatukan selain 'sejarah' dan 'akar'.  Selalu merasa seperti 'rumah', yang selalu membuat ingin pulang ketika lelah berkelana.  Tidak ada yang lebih menyenangkan daripada kembali ke akar, ke tempat semuanya bermula, di tempat dimana jalan jalan yang dilalui memiliki kenangan lebih banyak daripada yang bisa kita ingat.

Dalam salah satu teori smart city, adalah penting untuk menciptakan visi, dengan keterlibatan publik.  Kolaborasi, dimana semua aspek, semua elemen harus hadir, dan merasa penting, merasa perduli dan dapat berpartisipasi aktif untuk membangun kota.  Tentu jauh dari kata mudah, menyatukan beragam kepentingan, beragam loophole maupun bias.  Tapi setidaknya dalam visi, kita bisa meraba kemana arah pembangunan suatu kota, yang berjuang di tengah gempuran informasi arus digital, persaingan global dan kompetisi-kompetisi yang mematikan.

Tapi selalu ada yang tumbuh, mulai berjuang di antara bayangan yang gelap, yang dilanda badai hebat akan mampu keluar pula sebagai nelayan yang mampu bertahan di arus yang hebat pula.

Jangankan demi kota yang dipenuhi beragam tujuan dan orang-orang yang memiliki banyak background dan kepentingan-kepentingan.  Bahkan di suatu komunitas pun, yang tidak mengutamakan profit, hanya niat baik untuk membantu saja kadang masih ada perpecahan tentang ideologi maupun keinginan keinginan banyak kepala.  Padahal semua kadang memiliki tujuan yang mulia, yang baik-baik. 

Tentu bukan pekerjaan mudah untuk dapat melakukan kolaborasi lintas generasi, lintas bidang bahkan lintas kepentingan, tetapi tentu, untuk semua niat baik, membangun kota, ada harga yang harus 'dibayar' untuk duduk bersama, meredam ego, dan melihat jauh ke depan.  Apa lagi yang bisa kita lakukan untuk kota kelahiran, kota tempat tinggal, atau kota yang sedang menjadi 'rumah' kita saat ini.  Karena, siapa lagi yang akan lebih peduli?

Saturday, August 10, 2019

dijual: -

apa lagi kata kata
yang mampu melukiskan badai
terjangan yang menggerus semua yang ada di depan,
tanpa ampun, tanpa pertimbangan.

bagaimana pula cara
menggambarkan gelombang
menderu, menggelisahkan, terus datang.
hingga akhirnya ia tenang.

berdamai pada laut
lari berlabuh di dermaga

tenang, tanpa riak dan gejolak
pula mati rasa

sudah saatnya bersiasat
mengobrolkan kata sepakat
bagaimana cara menjual jiwa
yang resah dan gelisah

katanya nyalinya tak pernah ciut
pantang menyerah kalah
pada luka, pada keadaan

kita semua menjaja
katanya

kadang demi cinta
kadang demi fana

Bandung, 10 Agustus 2019

Thursday, August 8, 2019

waktu untuk bersedih

kesedihan seperti tamu
yang mengetuk pintu pintu
untuk hati yang selalu tahu

hari ini
saatnya bersedih
duka dan berkabung

dalam gelombang gelombang
kesedihan yang sedang menghantam

aku ingin berbahagia
bisik anak kecil
yang lama
tak dikunjunginya

hari ini masih waktunya berduka
suatu saat nanti

mungkin kan berganti bahagia.

Tuesday, August 6, 2019

bertahan sebentar, sedikit lagi

malam yang hening
dan pagi yang sepi
mencari cari arti
dari yang sia sia

bertahan sebentar
sedikit lagi

makna datang
jadi pelajaran
mendewasakan
hati yang tabah

hidup yang panjang
keluh berkesudahan

semuanya akan berlalu
tangis demi tangis
bahagia demi bahagia

badai akan menghantam
ombak akhirnya pecah
terhantam karang
hingga air tenang

keluh kesah tumpah
akhirnya kan damai
dalam pelukmu yang tenang

tapi jika tidak,
bertahanlah sebentar
sedikit lagi

aku akan datang
pada malam
yang tidak pernah kau harapkan

bandung, agustus 2019

Monday, August 5, 2019

Membaca Agustus


Non-Fiction
1. Everybody Lies : Big Data dan Apa yang Diungkapkan Internet tentang Siapa Kita Sesungguhnya - Seth Stephens-Davidowitz
2. The Guide Book of SWOT : Mengelola dan Memanfaatkan Kekuatan, Kesempatan, Ancaman dan Kelemahan secara Efektif dan Efisien- Fajar Nur'aini DF
3. Balanced Scorecars : Model Pengukuran Kinerja Organisasi dengan Empat Perspektif - Suci R.M Koesomowidjojo
4. Personal SWOT Analysis : Peluang di Balik Setiap Kesulitan - Freddy Rangkuti

Fiction
5. Cantik Itu Luka - Eka Kurniawan
6. Pablo Neruda - 100 Soneta Cinta
7. Cara-Cara Tidak Kreatif untuk Mencintai - Theoresia Rumthe & Wesley Johannes

Yang Ada, Di Depan Mata

Kembalilah ketika kau butuh rumah singgah, kata kata yang lembut dan indah, atau sekedar jokes tidak lucu.  Tapi aku tau kau ada disitu, memberikan usaha yang bisa menenangkan yang sedang tidak tenang, memadamkan yang sedang bergejolak.  Tidak jarang kau gagal, memberikan semangat, tapi setidaknya, kau selalu mampu membuatku tersenyum.  Melupakan hal hal yang membuatku lupa untuk menikmati kehidupan, bertahan sebentar, aku ada untukmu, kau ada untukku.

Teringat petuah yang diberikan dalam masa sulit, kata kata ajaib orang tua pada diriku yang masih kecil yang menggema di kepala, ayat ayat yang diucap berkali kali, tiap hela nafas hanyalah meminta keajaiban, untuk hidup dan menikmatinya sedikit lebih lama lagi, sedikit bertahan lebih kuat lagi.  

Apa yang membuatmu bahagia, apa yang membuatku bahagia, apa lagi yang lebih penting? Pertama tama, selamatkanlah dirimu sendiri dari dirimu sendiri.  

"tenang, semuanya akan lewat, jalani pelan pelan, sedikit demi sedikit untuk hari ini.
sekencangnya badai pasti akan berlalu, atau kau akan hilang untuk tidak merasakan badainya lagi"
katanya tertawa. 

aku tertawa.

denganmu, tenang.  hanya tenang.

Bandung, 5 Agustus 2019

Friday, August 2, 2019

August's Woman Sketch #procreate





Just learn to using procreate and draw some woman i see at pinterest, i think drawing woman is one of my fav things, cause woman can make themselves more attractive and appealing with their accessories, make-up, fashion, that they can learn and make some effort to upgrade themselves.  Make some inspiration for me too.

Tuesday, July 30, 2019

yang tiada abadi

ada ranting yang berderik patah
setiap daun menguning gugur

menghilang terbuai angin
tenggelam dalam senja yang merekah

ada yang berduka setiap kali
jiwa dalam ingatan mati

apa lagi, kata kata yang mampu
menggambarkan kehilangan

mati
dan
tidak akan 
pernah 
terlihat 
lagi

senyumanmu terpatri abadi
menjadi duka yang lebam dan membiru

aku tidak akan melihatmu lagi
aku tidak akan mendengar tawamu lagi
aku tidak akan mengusap air matamu lagi

seperti apa wajah tuamu, b?

di kota ini,
aku terkadang mengingatmu
apa jadinya jika kau masih ada disini?

kadang aku membayangkan
kau telah hidup dalam tubuh orang lain
menjadi tua dan menyebalkan
di kota-kota yang tak kukenal

kadang dalam keramaian
aku tertegun
betapa beberapa orang
mengingatkanku tentangmu

tapi mereka tidak pernah sama
tidak akan sama lagi

kadang pula aku berandai andai
semuanya hanya kebohongan terbesar abad ini
kau hanya melarikan diri,
pergi ke tempat lain

memulai hidup yang baru
dengan orang lain

tapi hidupmu telah berhenti
di ingatanku

abadilah dalam kenangan
biarkanku membeku 
dalam kehilangan 
dan istirahat yang panjang

-b

Bandung, 30 Juli 2019

Buku Buku Bulan Juli #2


Manajemen Strategi - Sedarmayanti
SWOT Balances Scorecard - Freddy Rangkuti
Medan Kreativitas: Memahami Dunia Gagasan - Yasraf Amir Piliang

"Kita menghasilkan sesuatu yang baru
hanya dalam kondisi kita mengulang-ulang"

-Giles Deleuze

Monday, July 29, 2019

kopi dan lain lain

mungkin awalnya
karena adrenalin,
atau kafein

yang merasuk
dan merusak saraf-saraf
alam bawah sadar
atau entah apa namanya itu

tepat pukul sembilan malam
janjian dari siang

kita nikmati perjalanan singkat
yang khusuk dan khidmat

kopi pahit, susu kental manis
dan rokok marlboro favoritmu
menemani percakapan hangat
di malam dingin yang menusuk

percakapan yang tidak habis habis
bertahun tahun
di sudut warung kopi yang sama

apakah kau ingat bagaimana cara
pertama kali kita jatuh cinta?

pada kata-kata
pada ide-ide brilian
dan gagasan cemerlang
yang tidak ada yang paham

kopi dan percakapan-percakapan,
sumpah mati, ini bukan perselingkuhan.

Bandung, 29 Juli 2019

Class Of Lies

Guru itu menulis sesuatu di depan kelas, kemudian menghadap murid muridnya,

“Jika seseorang bilang kepada kalian, ‘Mari bawa ke pengadilan’, menurut kalian apa maksudnya? Karena kita warga negara bijaksana dari negara konstitusional, sebaiknya jangan pakai kekerasan dan penghinaan, biarkan hukum menyelesaikannya? Mustahil-“ ia mendengus, murid muridnya tertawa.

Di Korea, maksud saya, di seluruh negara di dunia, ‘mari bawa ke pengadilan’ , berarti ‘aku akan memberimu masalah besar’-itulah maksudnya” muridnya tertawa.

Ia kemudian menatap sepatu limited edition milik seorang siswa di pojok belakang yang sedang sibuk mengetikkan sesuatu di layar handphonenya.

Ia tertegun sejenak.

Lantas ia kembali berjalan sambil melanjutkan, 

“Hal itu akan adil jika ia memang bersalah, 
tapi terkadang, kita dipaksa membayar sesuatu yang tidak kita lakukan”

Ia kemudian mengambil ponsel yang sedang dimainkan siswanya.

Siswa itu kemudian tampak gusar, “Kenapa bapak mengambilnya?”

“Ini akan menjadi tugas kalian

Ia kemudian berbicara di hadapan kelas,

Jelaskan alasanku harus mengembalikan ponsel ini kepadanya, memakai hukum

Siswa itu tampak gusar, berdiri dan menghampirinya.

Bapak ini kenapa?”

Ia menepuk pundak siswa itu.

“Jangan memakai fisik, kita bawa ini ke pengadilan” ujarnya tenang.

Seseorang murid kemudian menimpali,

“KUHP Pasal 329... -Seseorang yang mencuri benda milik orang lain, harus dihukum penjara selama kurang lebih enam tahun atau denda maksimal 10.000 dolar"  

Ia menoleh,

"Tapi ini bentuk hukuman berdasarkan aturan sekolah"

"Aturan sekolah adalah aturan internal yang dibuat sekolah. Jadi, tidak sah jika tidak bersentuhan dengan KUHP. Hukuman terberat yang bisa bapak lakukan hanya penalti poin"

"Jawabanmu salah... Meski tidak semuanya. Jika jawabanmu begitu, akan bapak beri 50 poin.  Karena bapak tidak berniat memiliki ponsel ini maka tidak bisa dianggap pencurian. Selain itu, ponsel ini akan dikembalikan setelah kelas.  Apa itu tetap dianggap kejahatan?"

Siswa itu kemudian menatap teman temannya dengan ragu.

Kemudian, siswa yang duduk di tengah, tidak tahan untuk berbicara..

“UU pasal 37 bab 2, Seseorang dilarang mencampuri urusan orang lain, itu adalah hak dasarnya, tapi hal itu dibatasi oleh hukum.  Uu pendidikan dasar dan menengah bab 18.4 menyatakan guru harus melindungi hak siswa yang diakui oleh hukum.  Menurut UU hak siswa di Seoul, seorang guru tidak boleh menggeledah atau menyita barang pribadi siswa kecuali mendesak atas alasan keamanan. Namun, menurut UU Fundamental Pendidikan Bab 12, karena ada aturan sekolah dan siswa wajib menaatinya, bapak harusnya bisa memintanya untuk mematikan dan menyimpannya”.

"Sempurna. Benar sekali
Kamu dapat seratus poin"

Ia mengembalikan ponsel itu,

“Kini, kalian mengerti alasan harus fokus di kelas bapak, bukan?”
Jika tidak mengerti hukum, kalian bisa diperlakukan tidak adil"

Di meja paling depan, siswa yang menjadi korban bullying itu kemudian menatapnya.

Tentu saja, kalian memiliki pengacara bintang kali ini, kenapa kalian harus mempelajari hukum? Sederhana saja, sebagai pedoman bagi kalian agar tahu ketika ada yang akan terkena masalah. Seperti yang kalian tahu, tidak ada uji coba dalam hidup, guna memastikan kalian tidak diperlakukan semena mena, mari berkenalan lebih dekat dengan hal bernama ‘hukum’ bersama bapak mulai sekarang, oke?

Kelas pun berakhir.

...
Di atas adalah cuplikan adegan Class Of Lies, drama korea tentang seorang pengacara yang menangani kasus bunuh diri seorang siswi yang kemudian banyak menemukan kejanggalan dalam kasusnya, kemudian tiba-tiba dicabut ijin pengacaranya karena dijebak oleh bosnya.  Ia pun menjadi termotivasi untuk mengetahui apa yang salah dalam kasus ini dengan berpura pura menjadi guru hukum dan bahasa jerman di sekolah tersebut untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. Dibantu dengan temannya, ia pun mulai menyelidiki siswa-siswi sekolah bergengsi tersebut yang rupanya memiliki banyak hal-hal menarik berbeda dari sekolah biasa.

Picture from here

Premis typical drama korea, adegan yang menarik, untukku.  Sebuah cerita yang bisa aku tonton, adalah cerita yang memiliki alur dan motivasi yang jelas, di drama korea, terkadang hal- dan adegan tersebut menjelaskan alur dan karakter, yang walaupun kadang tampak terlalu berlebihan- tapi memang begitulah drama. Multiplier efek yang dibutuhkan yang diperkuat dengan dialog, dan penggambaran tentang sesuatu, bagaimana cara membuat orang yang tidak suka dan tidak tahu tentang hukum jadi tertarik menonton drama ini? karena sepertinya ini adalah drama yang berkaitan dengan hukum, politik, dan kriminal.  Maka dalam penggambaran dialog dan adegan semua hal harus dapat membuat orang related-merasa terhubung, dan dapat dengan mudah membayangkan hal hal yang bisa saja terjadi di kehidupan sehari-hari.  Tentu dengan gloryfying-dan highlight entertainment ala tvdrama.  Episode awal tampak menjanjikan, meski sampai saat ini baru tayang sampai episode 4- semoga saja tidak seperti beberapa drama yang akan membosankan dan rada gak jelas di tengah dan akhir.

Class Of Lies- Episode 3