Monday, June 16, 2014

Suatu Hari Di Hari Pertama Kita Bertemu



Suatu Hari Di Hari Pertama Kita Bertemu

Hari ini adalah hari pertama kita bertemu.  Aku masih ingat seluruh detailnya secara terperinci.  Di sebuah surau dekat kampus kita, setelah kegiatan di kampus sambil menunggu adzan isya kau duduk bersandar di tembok dekat pintu masuk, menyilangkan tanganmu, mengangkat kakimu yang panjang sebelah dengan baju kemeja putih yang sedikit kebesaran dan celana hitam yang sedikit terlalu panjang.  Aku baru saja mau masuk ketika tidak sengaja melihatmu, entah kenapa kau tersenyum, yang tentu saja kubalas dengan sebuah senyum yang agak sangsi.  Tunggu, darimana kau tahu itu aku?
***
Hari ini adalah hari pertama kita bertemu.  Aku masih ingat seluruh detailnya secara terperinci.  Di salah satu tempat clubbing hits,  Fortknox.  Sepertinya kau menunggu kedatangan temanmu di pintu masuk, menggunakan kemeja abu abu dengan sepatu boots hitam kau berdiri bersandar di tembok dan menggunakan headset, sebentar, tidakkah aneh mengenakan headset sementara kau akan masuk ke sebuah tempat clubbing, mataku mengamati sekali lagi, kemudian tertangkap matamu yang tiba-tiba saja melihat ke arahku dan tersenyum hangat. Tunggu, darimana kau tahu itu aku?
***
Hari ini adalah hari pertama kita bertemu.  Aku masih ingat seluruh detailnya secara terperinci.  Aku baru saja dikeluarkan dari sekolah lamaku karena berkelahi dan pindah ke sekolah di dekat rumahku.  SMA baruku kali ini, terkenal dengan muridnya yang cerdas dan tidak terlalu nakal.  Aku dipindahkan ke kelas 2 Ipa 1 dan wali kelas mengantarku masuk kelas pagi itu.  Wali kelas mengenalkanku ke seluruh kelas, aku hanya tertunduk malu.  Kemudian saat aku telah mengumpulkan keberanian untuk menatap wajah teman-teman baruku mataku langsung tepat menatap ke arahmu.  Saat itu kamu duduk di bangku paling kanan, kedua dari belakang.  Kaki kananmu keluar dari kolong meja sementara tanganmu memainkan sebuah bolpoint merah, dan ketika melihatku, kau tersenyum.  Tunggu, darimana kau tahu itu aku?
Hari itu adalah hari pertama kita bertemu.  Tapi seperti aku telah mengenalmu, jauh sebelum aku tahu hari itu akan menjadi hari pertama kita bertemu.   Seperti tau tapi tidak tau.  Mungkin saja kita pernah bertemu dan jatuh cinta seperti hari itu di waktu waktu yang lalu.  Mungkin saja kita terlahir kembali dan takdir membuat lelucon untuk membuat kita lagi lagi jatuh cinta di hari pertama kita bertemu, hanya saja kita tidak tau itu.  Karena di hari pertama kita bertemu, kau tersenyum dan aku balas tersenyum.  Karena kita tau.  Kita telah bertemu jauh sebelum itu, di kehidupan yang lalu, dan diberi kesempatan untuk jatuh cinta sekali lagi, seperti dahulu.  Tapi kau juga tidak tahu, bahwa skenario seperti apapun yang kita buat di hari pertama kita bertemu dan jatuh cinta. Tidak akan pernah berlanjut lagi.

Hari itu adalah hari pertama kita bertemu.  Di masjid, di tempat clubbing dan di ruang kelas.  Hari itu kita bertemu.  Nasib dan takdir memang tidak ada yang tau.  Bahwa hari itu akan jadi hari pertama, kurang dari 24 jam dan sekaligus akan menjadi hari terakhir kita bertemu.  Sebuah kecelakaan tumbangnya pohon yang mengenaimu sepulangnya kau dari masjid, tabrakan beruntun sepulangnya kau dari Fortknox dan tawuran sepulang sekolah yang tidak sengaja membuat kepalamu terbentur lemparan batu hingga merenggut nyawamu.  Semuanya akan sama saja, berulang seperti itu saja jika kita bertemu pada hari itu.
***
Hari ini adalah hari pertama kita bertemu.  Di sebuah café 24 jam, aku baru saja datang satu menit sebelum tengah malam.  Aku melihatmu lebih dulu kali ini dan bergidik, cepat kutundukkan wajahku agar aku tidak melihatmu.  Sambil melihat jam tangan kuhitung sampai enam puluh kemudian mendongak, melihatmu sudah jauh di depan dan duduk berbincang dengan seorang gadis yang cantik sekali.  Taukah kau? Aku sebenarnya ingin menarik tanganmu dan mengajakmu mengobrol sambil menatap matamu, aku ingin membawamu ke taman bermain dan berlarian sepuasnya dengan kaki menginjak rumput basah. Aku ingin mengajakmu ke pantai kemudian menikmati matahari terbenam sambil berpegangan tangan. Aku ingin mengajakmu keliling dunia kemudian tertidur kelelahan di pundakmu ketika menunggu di bandara.  Aku ingin menghampirimu dan memelukmu erat-erat.  Aku ingin, aku mau semua yang ada dalam pikiranku. Tapi hari ini terlanjur berakhir, tiada kelanjutannya.  
Karina Oktriastra, 15 Juni 2014
p.s:
*agak terinspirasi dari film edge of tomorrow- yang terinspirasi pula dari manga -all you need is kill.
*tapi, tentu, inspirasi utamanya tetap kamu, yang bertemu denganku di hari itu 

*this is one of www.pontianakfiksi.wordpress.com project.
Check the web soon for complete story with other storytelling.

No comments:

Post a Comment