Thursday, July 25, 2019

Selamat Pagi, 25 Juli.

Pagi ini diawali dengan terbangun jam dua pagi.  Berlama lama menatap layar dan mendengarkan spotify.  Hari ini hari yang spesial.  Beberapa milestone ditandai dengan tanda di kalender, sebuah review baru bisa dilakukan setelah yang berat terlewati, waktu sudah bisa diukur dengan satuan tanggal.  
Beberapa waktu terlewati dengan begitu berat, beberapa di antaranya terlalui dengan mudah.  Beberapa dengan derai derai airmata yang ditahan, terisak diam-diam dalam lampu kamar yang gelap, beberapa kebahagiaan dibagi via videocall dengan sahabat jauh dan bercerita dengan histeris dan menyenangkan, beberapa dirayakan dengan nonton, ngopi dan live music cafe bersama radler lemon kesukaan.  

Tanda.  Kita butuh tanda, indikator yang terukur, garis yang bisa kita ukur, sudah sejauh mana kita berjalan, menjadi lebih berbeda- mungkin lebih baik- atau mungkin lebih berbahagia.  

Pagi ini jadwalku ke Jatinangor, mengejar pertemuan untuk menyelesaikan apa apa yang aku mulai.  Mencoba menikmati dan menjalani prosesnya dengan pasrah dan khidmat.  Sebagai orang yang tak pernah jadi juara pertama, atau pergi ke sekolah terkompetitif, dan tak terlalu ambisius jadi yang pertama, melanjutkan gelar adalah salah satu hal aneh yang rupanya aku sukai.  Tidak pernah ingin jadi yang terpintar, karena beberapa kelas memang membosankan dan tidak pernah suka jadi yang banyak bicara di depan dan mencari cari perhatian.  Aku pikir melanjutkan sekolah menjadi jalur pelarianku untuk malah melihat kembali diriku sendiri.  Siapakah diriku jika tidak terukur dari ukuran orang lain? Siapakah diriku jika takdir dipesankan dan hidup seperti orang kebanyakan? Siapakah diriku jika tidak punya kesadaran untuk merasakan kewarasan dan perasaan-perasaan ganjil yang kadang berseliweran.

Tanggal 25 Juli adalah hari yang spesial, menandai hal hal yang akan terus aku ingat, tahun ini dan tahun tahun sebelumnya. Ingatan adalah hal yang spesial, sesuatu yang masih bisa kita rasakan kembali jika kita masih ingin mengingat-ingatnya.  Bagaimana suatu hal bisa kita rasakan berulang-ulang padahal hal itu sudah tidak lagi terjadi?- Itulah keajaiban ingatan dari kenangan yang terus hidup.  Beberapa manis dan pahit, beberapa hanya ingatan samar dan perasaan-perasaan yang aneh.  Beberapa membuat manis tersenyum, beberapa pahit dan membuat hati patah.  Tapi akan selalu jadi spesial, karena dalam hidup yang terus berpacu dan berlari, ada hal hal yang membuat kita henti sejenak, mengingat-ingat, perasaan apa saja yang sudah kita lalui.  

Sebagai sebuah batas, pengalaman berharga, cerita-cerita lama, persepsi untuk menjalani sebuah hari yang baru.  Apalah artinya kita tanpa ingatan terdahulu? Apalah artinya kita tanpa pengalaman-pengalaman, ingatan-ingatan masa lalu?

Selamat pagi, 25 Juli.  Selamat Berulang. Selamat menemukan diri yang baru di hari yang baru.
Selamat dan terimakasih pula, sudah sampai pada hari ini. 

Bandung, 25 Juli 2019

No comments:

Post a Comment