Thursday, November 24, 2011

Reinventing Government


Di tengah perubahan, hal yang paling beresiko adalah menempuh jalan yang tetap yang mungkin dalam perkembangnya akan menimbulkan penyimpangan.  Tercermin dalam kepayahan pemerintah dalam pengelolaan, yang menimbulkan kemiskinan dan kejahatan yang sangat besar, serta defisit yang terus menerus, perubahan yang diharapkan, adalah lembaga kemasyarakatan baru yang lebih ramping, terdesentralisasi, penuh inovatif, fleksibal, dan peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat.
Penemuan konsep birokrasi oleh Weber saat itu merupakan suatu perbaikan yang membawa pemerintahan ke arah dengan kecepatan, ketetapan dan kejelasan yang baik, namun seiring waktu, berkembang etos kerja dari masyarakat yang tidak mendukung berjalannya birokrasi, yang menjadi lamban, tidak efisien dan impersonal yang melekat pada pemerintah saat ini.
Dengan adanya desentralisasi, berbagai macam upaya serta alternatif dicari dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat, yaitu dengan menjalin kemitraan dengan pihak swasta.
Pemerintah dengan sektor swasta, tentu tidak dapat disamakan karena merupakan lembaga yang berbeda secara mendasar.   Dimana pada intinya pemerintahan adalah ‘melakukan kebaikan’ bukan ‘mengeruk keuntungan dan memberikan yang terbaik’ yang menjadi prinsip dasar swasta.  Tetapi tidak dapat dipungkiri terdapat nilai-nilai dalam konsep kerja pihak swasta yang dapat diterapkan dalam sistem pengelolaan pemerintahan, yaitu 5 diantara 10 prinsip Manajemen Mutu Terpadu dari Deming yaitu fokus terhadap hasil, pelanggan, desentralisasi, pencegahan, dan ancangan atau sistem pasar. 
Pilihan untuk keluar dari krisis bagi pemerintah selama ini adalah untuk menaikkan pajak, atau mengurangi pengeluaran.  Dimana pada hakekatnya, bukan terletak pada kedua hal tersebut, lembaga pemerintahan kini menghadapi suatu pemborosan yang tidak terlihat secara jelas, yaitu pegawai-pegawai yang menganggur, bekerja dengan setengah kecepatan, atau hampir tidak bekerja sama sekali, yaitu orang-orang yang bekerja keras pada tugas yang tidak perlu dikerjakan, mengikuti peraturan yang sebenarnya tidak pernah tertulis, mengisi formulir yang seharusnya tidak dicetak.  Hal tersebut dilakukan demi mengikuti peraturan yang berlebihan.  Sehingga perlu adanya revitalisasi dalam pemerintahan, untuk menemukan bentuk baru dalam mengelola pemerintahan.
 “Kata pemerintahan(government) berasal dari kata Yunani yang berarti mengarahkan, Tugas pemerintah adalah mengarahkan, bukan mengayuh perahu.  Memberikan pelayanan adalah mengayuh, dan pemerintah tidaklah pandai mengayuh” E.S Savas
“Kewajiban pemerintah bukanlah memberikan pelayanan, melainkan mengawasi apakah pelayanan itu sudah diberikan” Mario Cuomo
“Kami percaya bahwa tujuan pemerintah negara bagian adalah menjadi katalisator yang membantu masyarakat dalam memperkuat infrastruktur warganya.  Dengan cara ini kami memberi wewenang kepada masyarakat untuk memecahkan masalah mereka sendiri” Gubernur Lawton Chiles dari Florida dalam kampanyenya tahun 1990
Upaya mengerahkan membutuhkan orang yang mampu melihat seluruh visi dan kemungkinan serta mampu menyemibangkan berbagai tuntutan yang saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya. Upaya mengayuh membutuhkan orang yang secara sungguh-sungguh memfokuskan pada satu misi dan melakukannya dengan baik.  Metode terbaik perlu dicari dalam upaya mengarahkan organisasi mencapai sasarannya.  Sedangkan upaya mengayuh organisasi bagaimanapun juga akan mempertahankan metode organisasi tersebut.  Jadi, pilih yang mana ? Mengayuh atau Mengarahkan ?

Sumber : Reinventing Government - David Osborne : 1992

No comments:

Post a Comment