Thursday, November 17, 2011

Sejenak


Entah bagaimana aku sampai di tempat ini, terputar putar menjalani rutinitas, sejenak menyeduh minuman atau makan tanpa rasa. Hambar. Tertawa yang terdikte hanya sekedar menyepih enggan.  Ada satu cara, satu jalan yang mengetahui aku akan pulang. Kembali menyusuri jalan atau duduk berjam-jam menghabiskan makanan-minuman.  Tapi, sepertinya jam jam panjang yang alot akan habis termakan kebosanan.  Sensasi sensasi yang menjadi dingin dan hambar.  Kemudian berakhir pada sebuah peninggalkan.  Mungkin tidak ada yang menyukai rasa ditinggalkan seperti rasa kehilangan.  Hanya pergi.  Pergi melewati waktu.  Sendirian. 

Aku kadang rindu akan dirimu yang seperti semula.  Berdebar-debar hanya untuk duduk di sampingku dan salah tingkah.  Yang mengisyaratkan rasa yang begitu besar.  Dan ketakutan akan ditinggalkan.  Kini, kau tahu tidak akan pernah aku tinggalkan.  Karena kecupan di kening dan semua yang telah kita lalui.  Ya, semua yang pernah kita lalui.  Lika liku dan dinamika yang tak kunjung habis dan percakapan-percakapan yang membawa kita untuk larut kini harus berakhir dengan celah dalam kita yang masih belum dapat kau definisikan utuh.

Kini kau akan mencari alasan.  Untuk sekedar main game atau duduk nonton bola, atau bahkan larut dalam percakapan-percakapan lain.  Sekedar jarak yang kau ukir pelan pelan untuk memutus tali itu.  Kau memang akan kembali, karena kau tidak pernah beranjak dan tidak pernah pergi, setahuku.  Tapi kerenggangan itu, yang bagimu hanya jarak yang kau butuhkan untuk kita berdiri, sendiri menikmati kehidupan kita sendiri.

Kau ku butuhkan lebih dari udara. Karena aku sudah tidak bisa menolak untuk terus menerus luluh dan larut .dan aku pun tidak mau lagi menyembah pada rasa.  Yang terlarut larut dalam muara tak berkesudahan.  Harga mahal yang harus kubayar untuk indah yang tidak perlu.  Karena aku tahu.  Nanti. Kau akan menungguku di penghujung jalan itu, untuk menjalani bersamaku hidup yang tidak lagi membosankan. 

@nurhanch deviantart photographer from Bulgaria

Tapi sekarang? aku masih kalah. kalah oleh sepi.  Dan kau tidak akan pernah sama seperti dahulu.

No comments:

Post a Comment