Friday, January 21, 2022

untuk yang kesekiankalinya

Mungkin sudah umurnya capek menebak nebak, berpikir terlalu banyak. Mungkin sudah umurnya berhenti punya ekspektasi- begitulah pikiran pikiran yang datang setiap udah stuck sama satu problem yang itu-itu lagi. Loh, katanya hidup itu penuh dinamika dan perubahan adalah pasti. Kenapa yang datang masalah itu-itu lagi.  Apakah artinya udah gagal mengatasi masalah.  Atau masalah itu udah terlalu nyaman jadi kita tidak pernah benar-benar berani menghadapinya. Apakah kita adalah pengecut, atau pecundang. Membiarkan masalah itu sudah terpetakan- sudah diceritakan ke orang-orang yang membebani hati, tapi masih saja tetap tinggal.

Entah bodoh, keras kepala atau terlalu lemah. Kupikir hidup memang diantaranya. Siapa yang bisa benar-benar menjamin arti kebahagiaan bagi masing-masing orang?  Alasan berbahagia juga berubah dari waktu ke waktu. Tak akan pernah ada ilmu pasti- hanya teori.

Jadi untuk kesekiankalinya, menjalani hidup dengan semampunya, sedukanya- menangis sampai keluar air mata, tersedu, kemudian menghapusnya, menelepon teman, menceritakan apa-apa, kemudian tertawa, menertawakan situasi yang menyedihkan itu.  Kurasa, hidupku telah cukup, dengan segala tawa, dengan segala duka.

21/01/2022

No comments:

Post a Comment