Sunday, January 9, 2022

Sebuah Cita Cita #2022

02 of 2022


Aku pikir, sejak kecil aku tak pernah benar-benar punya cita-cita. Gambaran hidup, motivasi, atau apalah itu namanya. Beberapa hal di masa kecil yang masih aku ingat, waktu itu aku pernah diminta menulis tentang cita-cita kemudian aku mengintip sepupuku yang punya cita-cita menjadi dokter.  Jadi, aku mencontohnya saja, sekarang dia benar-benar jadi dokter dan menikah dengan seorang dokter juga. 

Beberapa gambaran dan keinginanku dalam hidup kupikir adalah hasil dari hal yang tiba tiba terhampar di depanku, dan aku inginkan.  Kuingat selepas SMA aku bingung ingin jadi apa, mengikuti tes saja dan mengisi tujuan asal-asalan, diantaranya aku ingat, adalah kedokteran dan teknik informatika.  Aku tak lolos di kedokteran, dan lulus di teknik informatika. Kemudian orang tuaku menawarkan untuk mengikuti tes beasiswa dan mengiming-imingi memberi hadiah uang apabila aku lolos.  Semenjak saat itu aku jadi punya sedikit dorongan, untuk mendapatkan hadiah- kuliah beasiswa agar meringankan beban orang tua dan menjadi mandiri.  

Dalam dunia perkuliahan, aku juga tak pernah benar-benar berambisi belajar atau mengejar sesuatu.  Di SMA aku ingat nilai nilaiku sangat jeblok, karena aku benar-benar tidak tertarik, pikiranku hanya main, bersantai, dan pergi bersama teman-temanku.  Kuliah juga kurang lebih kupikir- hanya saja ada beberapa dosen yang sepertinya memberikan kuliah yang berkesan dan memotivasiku, walaupun kukira hasilnya biasa saja.  Di kampus mungkin pencapaian tertinggiku adalah mendapatkan nilai toefl tertinggi seangkatan. Sisanya, aku medioker dan lebih senang bersantai dan pergi ke luar.

Begitu juga di dunia kerja setelahnya, tidak ada yang benar-benar menarik, aku hanya menunggu weekend, tapi di perjalanan, aku juga mengerjakan beberapa hal yang mungkin jadi menarik minatku.  Setelahnya, aku pikir, mungkin aku jadi mendapatkan sedikit gambaran tentang apa yang aku lakukan.  Tapi masih blur, waktu berlalu, pekerjaan kemudian jadi menjemukan dan membosankan. Aku kemudian melanjutkan kuliah magister.  

Di Bandung, kupikir aku mulai dari skripsiku, di S1 untuk meraba-raba dimana aku memiliki ketertarikan untuk meneliti hal yang aku familiar dan mungkin bisa mengembangkan dan menghasilkan sesuatu.  

Setelahnya hidup bergulir dan aku hanya mengikuti jalan.  Kemudian aku dipromosikan, tapi kupikir kita juga tidak akan pernah benar-benar tahu diletakkan atau pindah dimana.  Not in our control.  Tapi kemudian aku menemukan situasi kerja yang cukup menyenangkan dari yang sebelumnya dimana mungkin aku bisa mengembangkan minatku.  Kadang aku sangat obsessed mendapatkan sesuatu hanya karena aku takut jadi bosan, aku takut stagnan dan jadi boring, kemudian tak punya cukup kesibukan dan kepentingan untuk melakukan sesuatu.  

Aku ingat waktu kuliah aku pernah berdoa- untuk jadi sibuk. Karena aku sangat benci apabila jadwalku kosong- walaupun aku juga kadang benar-benar ingin me time di weekend. tapi aku sangat excited jika sibuk dan memiliki sesuatu untuk dikejar, sesuatu untuk dimiliki, sesuatu untuk diperjuangkan.

Tak pernah punya cita-cita yang muluk-muluk mungkin kadang karena aku takut- aku takut kurang bersantai, takut gagal, takut menjadi kecewa atapun mengecewakan diriku sendiri. Tapi kupikir sekarang aku sudah memiliki, sesuatu untuk diperjuangkan, sebuah cita-cita, yang tertulis lengkap di jurnal.  Tapi kadang kupikir itu juga membuatku jadi kurang menikmati hidup- karena kadang, tujuan hidupku bersenang-senang, menikmatinya sambil mendapatkan mimpi-mimpiku.

Mimpi adalah hal yang menyenangkan, yang membuat kita terbangun di pagi hari dan bergerak untuk sesuatu. Untuk tidak kembali tidur.  Mimpi yang membuat kita jadi melakukan yang terbaik di setiap hal hal yang kita lakukan karena aku tau mimpiku adalah hal yang jauh di depan dan sulit, serta butuh banyak hal, banyak keberuntungan untuk mendapatkannya.  Dan jelas aku takkan mendapatkannya jika aku hanya bersantai.  Ternyata inilah rasanya memperjuangkan sesuatu- untuk diriku sendiri. 

9/1/2022

No comments:

Post a Comment