Friday, November 2, 2018

keresahan terbesar abad ini

/1/
ruangan ini senyap dan pekat
sebungkus mie yang sudah lama tak kumasak
aku tercenung pada jendela luar kamar kos
gelap, sepi
siapa yang masih terbangun pada jam segini
hampir pukul empat dini hari
suara toa mesjid sayup sayup terdengar
merapal doa doa yang tak kuhapal
barangkali mengingatkanku untuk terus ingat padaNya
tapi belum, masih belum datang waktunya
aku akhirnya menyeduh kopi, memasak mie
belum lagi usai mengakhiri hari

apa yang ada di pikiranmu kali ini?
masih berserakan kata andai di kepala
terlalu banyak
ruang kepala menjadi sibuk hilir mudik
berpura pura menjadi, berpura pura ada
tapi ketika kesempatan terakhir terjadi,
kau tergamam, dan waktu jadi aksesori yang terlewat begitu saja

orang orang yang terjaga dan tidak bisa tidur adalah
orang yang pernah patah hatinya,
dan pada jam jam dini hari
kenangan datang, melarangnya tertidur,
mencegahnya bermimpi hal yang baru lagi

"cukup aku saja"
bisiknya

hingga akhirnya aku duduk dan menuliskan sajak ini,
"baiklah, untuk pagi ini, akan kutemani kau sampai pagi"

...
3.37 a.m
2 November 2018

No comments:

Post a Comment