Monday, June 15, 2020

the 1975

June, 6
The first time I met you after the world always feels like a heavy thing to go through.  You speak to me with your eyes, you make me forget about the world. and then suddenly we just here, drawn into each other.
Your words linger on my mind like a nebula that takes me deeper into your space.  Your warmth and your thoughts about me make me flattered and see my self as a new whole person.
We change our taste and opinion about each other, how we see the world, how we love pieces of music, how we adore each other.  You, with your psychological thriller’ genre.  We just can't run out of topics and you are so patient listening to my shit about the world.
You love me so hard, that start to makes me wonder, in this short amount of time, how we are able to feel something like this.  Your touch and your magnet and your silly smile.
I feel alive again.  You make me wanna do something better again. Who knows, I can feel this kind of feeling again, after all the hurricane and after all the numb.
Somehow I find it silly how people could really matter, and how the world change after one's simple arrival. Thanks for coming to my life, D! Really like a white light and enlightenment on my long dark tunnel. 
June, 15.

Wednesday, May 27, 2020

Satu Kali Lagi?

bagaimana bisa kutemukan tawa
dalam remeh temeh cerita konyol
sengaja sedikit menghibur luka di dadaku

bagaimana bisa aku membenci
jika bara api di hatiku tak pernah padam
ketika kau hadir di pelupuk mataku

untuk semua semua yang senang datang terlambat
kau datang terlalu cepat membakar bara
padahal belum dingin cuaca lara

aku ingin datang menghibur ketika kau tak lagi luka
ingin datang sekedar pembalasan untuk permainan yang akan datang
tau bahwa kau takkan pernah terkalahkan

aku selalu ingin jadi yang paling pemberani
berani mati mempertahankan luka-luka
tapi apa daya belum sempat kukatakan kata kata
genderang telah selesai dinyalakan
masing-masing pertikaian telah pulang

aku tak pernah ingin menyerah tapi telah kalah
aku tak pernah ingin benar benar menang
hanya ingin melihat api bahagia
menyala kembali di binar biru matamu

Bdg, 27 may 2020

Saturday, May 23, 2020

Tidak Ada Pontianak Hari Ini

Sudah seminggu terakhir ini, semenjak pandemi. Kayaknya udah ngerasa kebanyakan berpikir, kepala penuh, tapi kegiatan jarang, mungkin jadinya sesekali pusing (apa karna jadwal tidur yang memang tak pernah teratur).  Beberapa hari yang lalu kemudian berusaha membatasi waktu melihat layar, karena beberapa bulan ke belakang kayaknya nonstop mantengin apapun itu yang ada di layar, padahal, tidak terlalu mengerjakan sesuatu yang produktif juga. Huu~

Pandemi ini mengajarkan banyak hal, salah satunya tentang memaknai sesuatu, hubungan dengan orang, sentuhan, cara-cara mengatasi kesepian dan kesendirian. Plus, lebaran ini gak bisa pulang sama sekali karena penerbangan ditutup, tiba-tiba jadi akrab dengan teman-teman di kosan karena akhirnya punya waktu buat ngobrol banyak, sebelumnya cuma hai hai halo saja karena lumayan jarang ada di kos.  Teman-teman bertemu via chat, dm instagram sampai yang akhir-akhir ini kutemukan paling seru, ngobrol di voice chat game pubg mobile. haha.  

Esensi ngobrol ngalur ngidul sambil menghabiskan waktu, mungkin itu yang paling menarik.  Karena semenjak pandemi ini, hal itu sudah jarang lagi dilakukan. Kenapa ngobrol ngalur ngidul itu menarik ya, bagiku itu seperti terapi.  Kayaknya, awalnya kita tidak tahu ada apa aja sih yang mengganggu di kepala, kemudian waktu senggang, tektokan ngobrol, kita jadi muter otak mau ngomongin apa hingga keluar deh, apa apa yang mengganggu di kepala. Sebagai orang yang ngaku gak introvert tapi kupikir aku orang yang sedikit menutup diri, haha. Menemukan orang yang 'klik' itu untung-untungan, orang yang bisa buat tergantung dan bisa jadi 'safety net' kapanpun kita butuh untuk mengeluarkan uneg-uneg. Kadang juga mesti 'tau diri' dan paham bagaimana cara 'keeping the spark' atau bahkan hubungan yang sama sekali tak membuat berpikir.  Seperti hubunganku dengan blog ini, yang sudah ditulis bertahun-tahun, 'jaring pengaman' yang selalu ada, kapanpun aku ingin monolog, ngomong sendiri di kepala.  

Kadang ada harinya insecure parah sampai khawatir dibaca orang lain, karena pernah, dibaca orang lain, kemudian orang yang baca (yang gak terlalu kenal) lalu ngobrol seolah-olah udah mengenal betul. Padahal kan, apa yang ditulis bisa dibilang 'sisi alter ego' yang lain, bisa saja ketemu langsung dan sama sekali berbeda. Karena menurutku selalu ada separuh kebenaran yang terkandung dari segala sesuatu.

Pengalaman yang unik juga, kali ini bakal menghabiskan waktu di kos, ketika tahun lalu, dan tahun tahun sebelumnya, selalu dihabiskan bersama keluarga.  Ada seorang teman yang mengomentari pasti sedih, dan lain-lain.  Kukira, perasaanku (sampai saat ini) ya, biasa saja.  Karena tau tak lama lagi, setelah menyelesaikan pendidikan ini, aku akan pulang kembali ke Pontianak. 

Kupikir, aku memang tak pernah menganggap sesuatu yang seremonial itu sebagai 'esensi', cuma cangkang, bagiku yang terpenting adalah keluarga yang selalu ada dan menjaga, teman-teman yang bisa diandalkan saat dibutuhkan, hal hal kecil di kehidupan yang bisa menghibur dan pikiran sendiri yang bisa menjaga dirinya sendiri agar tetap 'waras' dan berpikir, kemudian menemukan hal-hal yang bisa disyukuri. Kehidupan memang fana, tiap hari hal hal berubah, waktu juga terlewat dan dilewatkan, kita memang harus siap dengan apa-apa yang berubah, walaupun memang sudah nalurinya untuk membandingkan, comparison is the thief of joy, they said. Semoga saja bisa tetap waras tergempur, bertahan dalam badai, dan selalu menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil, kemudian terus berjalan, melanjutkan hari-hari.

Bandung, 23 Mei 2020


kemudian-

'aku akan selalu ada' katanya.  Berapa kali sudah aku pernah diucapkan hal hal semacam itu, tapi tidak bisa juga.  Kita memang tidak dirancang untuk esok.  Cukup hari ini.  Hal hal kecil di hari ini yang akan diingat sesekali untuk masa depan, atau untuk kenangan.  Atau mungkin yang mudah dilupakan. Entahlah, ku tak pernah janjikan hari esok, apalagi tahun tahun nanti.  Kata-katamu untuk selalu lari menghampirimu tiap kali aku butuh adalah jaminan, yang cukup membuatku senang, untuk hari ini.  Aku ingin memilikimu hari ini saja.

Semakin dewasa, kita semakin sulit jatuh cinta. Memikirkan hal hal semacam agama, kota yang berbeda, pekerjaan, tingkah laku, kebiasaan, prinsip-prinsip.  Meski kadang, kupikir itu semua cuma alasan.  Alasan untuk berhenti, di atara alasan-alasan yang lain.  Seperti alasan bahwa kita akan sulit, untuk bertemu, untuk terus saling menemukan, untuk terus saling bertahan.

Apa alasanmu kali ini? untuk berhenti dan menyerah, atau berlanjut satu hari lagi. Membahagiakanmu satu hari lagi.  Sebelum menyudahinya, sebelum ada yang larut dan terluka.  Siapakah yang paling rugi dalam mencinta? -adalah yang berhitung, adalah yang takut kehilangan, adalah yang menyerah.

Apalagi yang dapat dikenang dalam cinta selain kata-kata, pertemuan, tindakan manis, dan hasil  hasil pemikiran, perdebatan. Janji janji masa depan, hal hal yang tak lagi dapat dipegang, hal hal kecil nan ajaib tak kasat mata yang menggerakkan keinginan, untuk maju lagi selangkah, untuk memberanikan diri selangkah demi selangkah.  

Apalah kita tanpa keyakinan, tanpa janji di hari esok, untuk kembali bertemu, untuk berjuang dan mempertahankan. Kepada yang manis yang telah terkecup, yang tertinggal tanpa pernah selesai, untuk sekejap hadir, memberikan keyakinan, keteguhan hati untuk terus maju, untuk merasa pernah- berharga dan dicintai.  

Untuk kemudian memberi arti bagi diri sendiri- bahwa pernah layak, bahwa pernah bisa dan kemungkinan-kemungkinan itu pernah ada. Untuk kemudian berani mengakhiri, menyelesaikan perkara dengan sebaik-baiknya, keinginan untuk menuntaskan keluh dan memperjuangkan bahagia- untuk masing-masing, untuk memberikan penutupan, memberikan salam perpisahan. Untuk yang sesaat yang pernah hadir, memberi arti, dan setidaknya telah memiliki keberanian untuk pernah memulai. Segelas air yang tak pernah kosong, tapi tak pernah pula kepenuhan. Terimakasih untuk jadi preferensi, dasar pemikiran dan bahan-bahan pembelajaran, mengisi kenangan-kenangan, tapi kita harus terus melanjutkan perjalanan. Sampai selesai.  

Sunday, May 17, 2020

Selamat Hari Buku Nasional! ~dari yang suka buku dengan tulus dan apa adanya

Seorang teman dekat pernah bercanda beberapa hari yang lalu, "jangan posting-posting stori tentang buku terus lah, nanti dapet cowoknya susah, gak usah keliatan terlalu pinter.  Lagian, orang pinter juga ga pernah pamer-pamer kan dia pinter haha".  Untung yang ngomong temen yang udah tau lah becandanya gimana, kalau orang yang gak dekat ngomong gini sudah pasti tak omelin atau langsung diblock karena aku adalah orang yang sebenarnya malas basa basi berdebat buat orang-orang yang enggak terlalu sefrekuensi. haha.  

Tapi celetukan doi jadi bikin mikir, apa iya image baca buku adalah yang pinter jadi bikin orang takut. Sungguhlah berlebihan. Padahal tidak semua buku juga menandakan orang yang berpikir (dengan benar sesuai dengan kaidah dan teori).  Buku cuma jembatan, cermin dan refleksi dari apa apa yang ingin kita ketahui.  Atau sekedar, bersenang-senang.

Dari dulu, buku selalu aku anggap sebagai teman.  Teman gabut, teman buat 'tenggelam' dalam 'dunia' yang lain, dunia yang berisi pemikiran-pemikiran orang lain, karya fiksi, maupun imajiner.  Sebagai makhluk sosial yang berkomunikasi dengan orang lain. Aku mungkin termasuk orang dengan suasana hati yang cepat berubah jika tidak bertemu dengan orang yang se'frekuensi', juga mungkin karena aku adalah orang yang suka damai dan cenderung menghindari 'konflik perdebatan langsung', kecuali dengan orang-orang dekat saja.  Aku merasa tidak semua orang benar-benar memahami kita, dan tidak seharusnya juga meletakkan seluruh suasana hati kepada respon orang lain. Karena itu, buku selalu menjadi teman yang bisa diandalkan, teman yang bisa mengajakku berpikir dan fokus satu per satu, teman yang tidak langsung 'nyamber' dan mungkin tiba-tiba hilang saat dibutuhkan. Buku menjadi tempatku memperbaiki suasana hati yang sering gak karuan.  Apalagi ketika pandemi seperti sekarang, buku dan film jadi tempat rekreasi buat rileks dan mengajak jalan-jalan pikiran.  Memberikan inspirasi baru, memberikan mimpi-mimpi baru.

Sayangnya, karena sudah mau pulang ke Pontianak, kita batasi dulu ya beli buku fisik- sekarang beralih ke ebook karena capek angkut-angkut barang sendiri ke cargo!! haha.

Selamat hari buku nasional! Terimakasih buat kehadiran buku-buku bagus yang selalu menginspirasi, dan buku buku yang selalu bisa menenangkan sekaligus menyibukkan ketika kepala lagi penuh dengan pikiran-pikiran yang tidak jelas.  Untuk selalu ada di saat sepi dan sulit, dan bingung, dan galau dan senggang.  Untuk memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan, yang kemudian selalu melahirkan pertanyaan-pertanyaan baru.

Pahlawan93, 17 Mei 2020.




Sunday, April 26, 2020

tenang

dalam dunia yang hiruk pikuk
kini sedang senyap
membaca berita 
tentang sini sana

kepala penuh
tapi tak bisa apa apa
kepalang tanggung pulang
bertahan walau mungkin sendirian

sepi terasa teman hari hari
mencari isi dari diri
kemudian menangkap
apa saja yang masih bisa terlakoni

hari hari rasa semua tanda tanya
tanpa tahu bagaimana menjawabnya

kadang tiba tiba gelombang kesedihan
datang menerjang tanpa permisi
menyisakan lagu lagu pilu
dan alasan alasan uraian air mata

mengingat ingat bagaimana cara menjawab kesedihan
menenangkan hati lewat ayat ayat
yang teguh menopang 
telah sejak dulu mendamaikan

mencari lagi hapalan bawah sadar yang lama terpatri
menggali gali lagi sisa jati diri
masa lampau yang tlah berubah jadi sejarah
menjadi acuan bagaimana bertahan selangkah selangkah

melahirkan lagi cara cara mendamaikan hati
mengulang dan menghapal lagi yang sudah sudah
mungkin kita telah lari telah jauh
pulang terlihat tenang

walau keadaan berubah
tertinggal sendiri
kita coba lagi cari
cara cara baru

menemukan kedamaian
meresapi ketenangan
melewati kegaduhan
melenyapkan kesunyian

Bandung, 26 April 2020

tunggu

waktu berjalan perlahan
kadang terlalu cepat
kadang terlalu lambat

meninggalkan yang lambat
tertinggalkan yang bergerak cepat

apa yang ditinggalkan lagi
selain kenangan
tentang hari hari yang berbahagia

rindu ingin mengecup
bahagia satu kali lagi

hari yang terbaik
akan jadi kenangan
yang akan menguraikan
lara dan air mata

tentang andai saja
dan kuharap akan kembali lagi
bahagia seperti ini

tidak akan pernah kau rasa lagi

waktu tak pernah berjalan mundur
apa lagi kembali sesuka hati

esok sebentar lagi hadir
meninggalkan kemarin

pada akhirnya
kita tak akan pernah
benar benar memiliki

bandung, 26 april 2020

Friday, April 24, 2020

Ramadhan

Masih kudengar sayup sayup suara jam empat pagi, menanggil dari masjid terdekat. Ingatan tentang masa kecil yang jelas sekaligus kabur dan buram.  Masih hangat kurasa di dada, kala orang tua  mengajarkan cara cara beriman dan sembahyang, memberikan ceramah selepas berjamaah bersama.  Mengingatkan tentang Tuhan, mengimplementasikan dalam tindakan-tindakan.  

Sudah berapa jauh waktu berlalu meninggalkan ramadhan.  Beranjak dewasa dan jauh pergi dari rumah, orang orang pun telah berubah.  Tiada yang pasti selain ketidakpastiaan, tak ada yang niscaya pula. 

Tapi tiap sayup-sayup suara dari masjid itu memanggil, begitu pula kuberanjak, mengingat-ingat masa yang telah lewat.  Nilai nilai yang ditanam kala kecil, haru kala sahur dan berbuka.  Makan bersama dan bercerita.  Apa yang telah diubah oleh waktu?  Atau jangan-jangan, sebenarnya kita memang tak pernah beranjak kemana-mana. 

Bandung, 24 April 2020.
Selamat berpuasa, semua.

Thursday, April 23, 2020

Layar

tempat berbincang hari hari
pada kata kata yang tak terkatakan
wajah yang tak lagi dapat tersentuh
kuutarakan yang ada di hati

kusimpan yang terkatakan
tulisan tulisan
kuharap singkat

tapi bisa sampai
menyentuh kerasnya hati

hari yang terlalu cepat berlalu
seperti mimpi
yang diingat ingat
ketika pagi datang

masa telah berlalu
sekejap menderu
menghabiskan deru
merangkak di sisa sisa

apa yang tersisa
dari kehidupan yang melaju
meninggalkan waktu
meninggalkan semua

apa lagi yang berarti
selain dekap hangat
dan kecup selamat tinggal
pada masa yang berlalu

hari ini kta beranjak
berharap terus menemukan
di tiap tiap kesepian

Bandung, 23 April 2020

Friday, April 17, 2020

nyala

api kecil yang kau nyalakan
setiap pagi ketika malam berganti
memberikan dekap hangat
menerangkan yang gelap

hal kecil pada hari hari biasa
yang membuat tersenyum
yang membuat tertawa
yang membuat terluka

hari terus berganti
tanpa kita tahu rahasia
kemana akhirnya
perjalanan

nyala sedikit
menerangi yang gelap

hari esok,
beri lagi aku kekuatan
menjalani hari hari


Bdg, 17 Apr 2020

kata kata

apa yang lebih dari makna
pada kata kata
yang hadir gencar
setiap hari

menemani hidup
berkata kata
berbagi rasa

mengungkapkan apa apa
yang ada di kepala

bangun dari tidur
menunggu pesan
yang akan dibaca
yang akan sampai

kata kata yang mengambang di udara
menunggu tertulis dari dalam kepala
menunggu sampai ke pemiliknya
tercabik cabik dalam dialektika

aku takkan akan pernah piawai menebak
kata kata apa yang akan termuntah keluar
dari mulutmu, jemarimu, pikiranmu hari ini

pesan akan masuk nanti pagi
dan aku akan menunggu
seperti hari hari lalu

mungkin suatu saat
kita akan menjadi abadi
pada kata kata

mungkin suatu saat
takdir akan berpihak
dan cinta akan menjadi
lebih dari kata
lebih dari nyata

17 April 2020

Monday, April 13, 2020

jumpa

bertemu dengan kata kata
di ketik ketik
tertawa sedikit
menangis sejadinya

titah sendiri
menikmati sepi sendiri
siapa yang tau besok
mungkin tak kan berjumpa lagi

kau ingin akhir yang seperti apa
ketika hal hal bahkan tak dimula

nanti akan masih rahasia
hari hari ini akan kita kenang saja

beranjak ingin berusaha
hidup sedang tak baik saja

ada yang berubah
dan ingin menjadi apa saja

bila besok kita mungkin jumpa
aku akan datang sebagai yang terus berusaha
jadi yang lebih baik
pecinta yang lebih ulung

hingga nanti akan kujumpai lagi wajahmu
yang kadang hanya selalu sibuk
yang belum lagi kujumpa
berada di kepalaku

bdg, 13 april 2020

Friday, April 10, 2020

tertinggal kemarin

masih kupeluk hangat
yang tersisa di tubuhmu
pertanda dekap

senyap cuma jadi
hiasan
di wajahmu
masih tersisa
senyuman

akan kuingat
yang manis saja
pertanda pernah
datang

kulupakan yang buruk
kulupakan yang menyakitkan

sebelah kaki
masih tertinggal
sisa kemarin

tak rela melepas
tak ingin ikhlas

pergi sebentar
kita akan kejar

yang tertinggal
biar senada
biar seirama

dan hari kan berjalan
seperti biasa,

seperti biasa

10-04-2020

pada pagi hari ini

hidup satu persatu
napas demi napas
pertanyaan demi pertanyaan
tanpa jawaban

hanya hening dan sepi
lorong yang gelap dan panjang
hanya waktu demi waktu
berjalan pelan

tidak ada yang kutunggu
dalam bangunku pagi ini
tak ada pula pesan
tak ada pula sisa panggilan

memori memori sudah kuhapus
mencoba menang dalam melupakan
tiap hari adalah pertempuran
bertahan dalam ketiadaan

akan selalu ada yang hilang
pada malam yang telah ditinggalkan

pagi ini aku terbangun
mendapatkan kesempatan
mungkin mengulang kesalahan
tapi akan kucoba jadi

satu jengkal
berjalan lebih jauh
daripada kemarin
meninggalkan yang lalu

10 April 2020

Monday, April 6, 2020

kosong

hari yang panjang
tanggal berganti
terlelap dan bangun lagi
apa lagi arti dari hari hari

tak ada yang menarik
tak ada yang buat tertarik
ingin tertidur lelap
dan mencoba bertahan
satu hari lagi

mungkin besok
kuletakkan harapan yang tinggi
musim akan berganti
harapan datang sekali lagi

aku mencoba tenggelam
biar besok aku bangun
matahari telah bersinar lagi
segala duka pun hilang

terlupa seperti tak ada lagi
khawatir yang akan terjadi
untuk kembali mengulang
kembali lagi mengenang

hari pun akan bermula lagi
sesekali benak menerawang
apa kabar mereka yang telah terlanjur hilang
dan tak lagi kembali

quarantine day, 06 April 2020

Thursday, February 27, 2020

tertidur lelap

hari yang lelah dan gelap
hujan datang sesekali
kemudian terbawa 
dan terlelap

apa yang terjadi hari ini
apakah kulewatkan lagi
sebuah kesempatan
untuk pergi dan tenggelam

waktu telah berjalan
dengan panjang dan melelahkan
ingin beristirahat
memejamkan mata

tertidur lelap
semoga besok pagi
datang lagi.

27/02/20

Tuesday, February 25, 2020

di angan angan

segelas kopi susu dingin
tidak ada nikmat dari yang pahit, katamu
percakapan percakapan kecil
tidak ada maknanya

terimakasih sudah mewarnai hari
virtual dengan tanda di layar telpon genggam
di dunia yang ideal dan utopis
mungkin kita telah menikah dan beranak pinak

kemudian aku akan kerepotan
mengurus anak kita yang sedang menangis
sedang kau belum pulang lembur dari kantormu

kemudian aku mengkhayal sedikit
bagaimana jika kita tidak pernah terjadi,
dan aku masih sendiri

sendiri menikmati segelas kopi susu dingin
menikmati waktu untuk diriku sendiri

berapa kemungkinan kita akan bersama
kuharap ada satu lubang plot yang kecil
menyingkirkan semua ketidakmungkinan

keajaiban itu mungkin saja, katamu suatu waktu
kita punya cara berbahagia masing-masing
di masing masing cerita, di masing masing waktu

saat ini, untukku kamu
tidak lain dan tidak bukan

pvj, 25/02/20

Saturday, February 22, 2020

teruntuk

yang pernah datang
tapi tak pernah selesai

yang pernah mengisi
tapi hanya sesekali

yang pernah menguatkan
tapi malah jadi kelemahan

yang pernah abadi
tapi kemudian mati

kuletakkan cinta pada apa apa yang tak selesai
agar masih bisa kunyalakan harapan
pada apa apa yang tak sampai

kusimpan lembar lembar kenangan yang tak bisa diulang
agar masih bisa kutonton setiap hidup berubah jadi membosankan
pada apa apa yang tak bisa kusampaikan

kukatakan pada bait bait kata
biar hilang makna
biar hilang rasa

22/2/2020

kabar hari ini

apa kabar hari ini
masihkah berselimut sepi
menonton pertunjukan memori
tertawa, berbahagia

apa kabar hari ini
masihkah ingin mendekap
mengingat ingat
merayakan yang hilang

manusia senang
dengan apa apa yang tak bisa
didapatkan

apakah waktu bisa mengubah kehilangan
padahal akhirnya hanya mendamba kekosongan

kau masih hidup dalam kenangan
dalam tiap mimpi buruk

tiap ku bangun dan mencuci muka
menjalani hari seperti biasa saja

masihkah kau ingatku sesekali
seperti apakah ku di mimpimu

apakah rasa jatuh cinta yang menyenangkan
atau rasa kehilangan yang panjang
pada tiap lagu temaram yang kuputarkan

Bandung, 22 Februari 2020

Tuesday, February 11, 2020

amarah dan hati yang patah

seperti lautan yang tiba tiba bergejolak
maafkanku tak sempat mengelak
datang menderu deru

maafkan marah yang entah kenapa datang awal
menggulung semua yang mungkin tak salah sekarang

pucuk penghujung datang dari tempat yang jauh
terpatri trauma pada hal yang sudah sudah
hati patah mendalu berulang ulang

maaf untuk amarah dari palung hitam dalam
tak sempat mengelak, tak sempat berkabar

nanti kan kuceritakan tentang hati yang telah patah
sulit berubah, tak ingin lagi mengalah

maaf untuk hati yang patah
tak semuanya salahmu, tak semuanya salahmu
cuma aku

yang datang dari hari yang jauh
yang sudah tak lagi diketahui

maaf untuk hari yang marah
maaf untuk hati yang patah
untuk hari yang lalu,
untuk hari yang akan berlalu

entah akan pulih nanti,
entah akan datang kembali

ku takkan tau
kau takkan tau

11022020