Monday, November 20, 2017

Biar

Minggu, 19 November 2017 

Biarkan kata kata bisu, menjadi saksi bahwa tidak ada yang mampu mengalahkan hati yang menahan utaran debar dan ribuan hal hal yang tidak jelas.  Biar hanya bisu, menjadi tanda bahwa kata sudah tidak mampu lagi, meracik huruf demi huruf atas rasa yang telah sakral dan sampai di penghujungnya. 

Biar air mata tumpah tanpa kata lagi untuk melegakan sesak pada hati yang sudah berat menampung perasaan perasaan yang begitu meluap, membajiri semesta. 

Biar kemudian hening jadi suasana paling tenang, sunyi yang mencekam, karena bahkan waktu tidak lagi diperbolehkan mengganggu apa yang tersembunyi di dalam relung yang paling dalam.  Biar mentari berhenti sebentar, bahwa tiada lagi yang penting, selain engkau.  Biar jarum jam berdetik pada detiknya yang paling rahasia, beku dalam keabadian.

Kemudian biarkan malam mengkristalkan memori, dan mengunduhnya dalam kepingan kepingan, yang akan dikirimkan pada masa depan, yang tidak akan pernah lagi diketahui. 

Biarkan bisu, biarkan sunyi, biarkan hati memberikan jawaban atas pertanyaan pertanyaan yang sudah tidak lagi ditanyakan bukan karena tidak ingin, tapi karena telah sampai puncaknya untuk melewati pertanyaan pertanyaan, dan menawarkan jawaban yang tidak lagi memerlukan pertanyaan.  Hanya ada.  Mengada.  Berada.  Fana dan sementara.

Semuanya telah cukup.

01.28

No comments:

Post a Comment