Tuesday, September 1, 2020

September dan matahari yang terbenam

Selasa, 1 September 2020

Kejutan datang bukanlah tanpa tanda-tanda.  Ia telah mengintai sejak lama, hanya kita yang tidak awas.  Pelan pelan dibisikkannya harapan kecil yang bahkan tak berani didengar orang lain.  Mimpi mimpi yang disimpan sendiri rapat-rapat.  Takut terdengar orang lain dan ditertawakan.  

Setiap orang memiliki jalan yang berbeda, tapi standar bawah, standar sosial, kadang jadi bahan gunjing dan gosip sana-sini.  Siapa yang tak ingin hidup tenang dan mengikuti arus? Tapi kemudian jalan lurus jadi membosankan, atau malah sudah ditutup, terlambat semua.  Siapa lagi yang ingin disalahkan selain diri sendiri.  Lantas, mengapa menjadi berbahagia kemudian dipertanyakan.  

Siapa yang mengetahui apa apa di dalam hati manusia. Dalam dan panjang.  Seperti lorong gelap yang jauh, panjang dan menggemakan apa apa yang datang dari masa lalu.  Hati yang lemah kadang mencoba gentar dan tetap melangkah bergegar.  Siapa lagi yang bisa meyakinkan diri sendiri kalau semuanya cuma gema?

Matahari hari ini terbenam lagi, ditunggu, untuk kemudian hilang.  

Siapa yang tahu ia takkan datang lagi besok pagi?

...
matahari pun terbenam, mengganti yang lain lain
semoga hilang duka, hilang pula khawatir
untuk hari esok dan cemas 
pada hal hal yang belum datang dan telah lalu
semoga ditenangkan hatimu
beristirahat sebentar
dukamu kan diganti, sepimu kan terisi
khawatir dan lukamu, akan diobati
tak ada yang abadi
tak ada pula yang benar-benar kau miliki
...
Bandung, GC2

No comments:

Post a Comment