Sunday, June 11, 2023

yang ke-empat belas

ia seperti jalur trek kereta api yang panjang, tak pernah membuatku menunggu perhentian, terus melaju. kita tak akan pernah selesai menamatkan teka teki dan melanjutkan petualangan, katanya. 

katanya ia dikirimkan dari semesta untuk menjaga hatiku yang patah, entah alasan, atau entah karangannya saja. tapi aku memang sedang patah, dan akan menerima semua bantuan, untuk memulihkan semua patah hatiku. 

jujur aku melupakan semua, hanya percakapan biasa, yang nyaman, yang memberikan rasa aman. karena serapuh apapun aku berkeluh kesah, kau akan datang dan menyelamatkan perasaanku.

kini kau ada di setiap jatuhku- jala pengaman yang akan menampung dan menangkapku tak jatuh terlalu dalam. entah akupun sebaliknya, kuharap dapat menangkap kau yang sedang terjatuh terlalu dalam. kuharap perasaan ini seperti wahana hiburan yang memberikan selingan selingan yang menyenangkan pada hidup yang semakin jahat dan menyakitkan. kuharap sedikit banyak, kau bisa tertawa dan menertawakannya.

kau hadir seperti rumah tetangga sebelah yang bebas aku singgahi kapanpun dengan pintu terbuka dan menyambutku dengan hangat, entah aku sedang berderai air mata, atau tertawa jatuh cinta. 

apalagi yang bisa kuingat setelah hari keempatbelas, sebelum semuanya terjadi dan airmata hanya bisa tumpah karena perasaan bersalah.

hari itu tidak ada firasat tidak enak atau apapun, tapi hatiku sedikit merasakan ada yang janggal pada tatapanmu di bawah rembulan, tapi- setelah kupikir lagi- aku sudah terlalu sering merasakan tatapan itu. mungkin selama ini bukan aku yang tidak peka, mungkin aku lah yang telah terbiasa melihat perasaan itu- bertahun tahun lamanya, dan menganggapnya itu adalah perasaanmu yang wajar dan biasa.  bukankah memang gajah yang di pelupuk mata tak akan pernah tampak.

kalau jujur dan menelusuri perasaan-perasaan yang indah dan menakjubkan, pasti lah ada sesuatu jejaknya di sana. di hari hari yang menyenangkan, dan mendebarkan. mungkin jadi alasan kenapa semua perjalanan itu menjadi menyenangkan, dan aku tak mau yang lain lagi. 

seseorang pernah bilang, mungkin jika kita disini, pada tahap ini selama bertahun tahun, mungkin ini lah kadar dan porsi yang paling pas- yang paling nyaman, tempat yang paling nyaman dan porsi yang cukup di hidup kita. tidak kurang, tidak lebih.

mungkin, semua akhirnya akan baik baik saja.

No comments:

Post a Comment