Friday, September 14, 2012

Perempuannya

Ia melihat perempuannya tersenyum
Seperti nyala lilin dalam malam yang gelap dan dingin
Maka ia biarkan dirinya kedinginan
Dan mendekapnya agar nyalanya tak jadi beku
Ia mencintai kelopak mawar yang merekah bersinar mekar
Namun tak pernah sampai hati memetiknya
Apalagi membawanya pulang untuk menemani sepinya
Ia busur panah,
Yang akan melepaskan anak panahnya melesat jauh
Sedang ia diam, tak bergerak di tempat
Namun lengkung senyumnya tak pernah berbalik arah
Ia yang mendoakan kebahagian kecilnya diam diam
Dari jauh, diam diam tak perlu diketahui
Telah cukuplah baginya bahagianya
Telah cukuplah baginya tanpa apa apa

14 September 2012. Pontianak, Asrama tengah lapangan
diantara hujan kembang api
*terinspirasi dari kisah seorang teman :)

No comments:

Post a Comment