Saturday, January 5, 2019

Runtuh

"Runtuh" adalah kata yang tepat untuk menggambarkan rasanya. Siapa kira hati bisa mengecoh pikiran yang masih senang menipu dirinya bahwa semuanya masih baik-baik saja? Ternyata aku baru tau, bahwa ingatan dan refleks otak merespon kehadiran seseorang, sepaket dengan memori yang tersimpan lebih cepat dari kemampuannya mencerna dan menyaring kepedihan-kepedihan yang tersisa.  Hari ini airmata jatuh, bahkan sebelum otak mampu berpikir.

Perjalanan pulang dengan motor, sendirian, bersisian dengan seorang teman tidak kuduga adalah saat ternyata bentengku runtuh juga. Bulir yang menetes satu persatu, bahkan sebelum otakku mengingat dan menggambarkan, hatiku bahkan belum merasakan apa-apa.  Airmata ternyata pertanda, benteng pertahanan terakhir, yang kemudian meremas jantungku pelan-pelan. 

Bahkan kali ini, otakku sedang tidak kurasakan berpikir, hanya perasaan yang menyesakkan dada.  
Ternyata selain jatuh cinta, patah hati juga bisa datang tanpa diduga.

Hari ini airmata tumpah ruah dan berpesta, ah rasanya sudah lama sekali aku tidak membiarkannya sedikit bersenang-senang, diriku, kali ini kurasakan berada jauh mengawasinya jatuh dan menderu.  Tidak apa-apa, akan kuberikan kau waktu, untuk berduka, untuk membuang racun dan sisa lara yang masih tersimpan.

Deru motor masih melaju, aku kemudian sampai ke rumah.  Berniat menyelesaikan pertikaian antara hati dan otak dengan baik-baik, mengajaknya bicara.  Kusandarkan raga yang kemudian tiba-tiba terasa lelah.  Sengaja kuputarkan playlist Danilla, mana tau bisa jadi membuatnya tenang atau malah marah-marah.  Belum selesai ia menyanyikan satu penggal lirik "Dari Sebuah Mimpi Buruk".  Tiba-tiba airmata sudah kering, hati sudah mati rasa.  Ajaib.  Bagaimana perasaan itu bisa hilang, bahkan sebelum aku merangkul dan memeluknya agar bisa kupahami dan kupelajari.  Mana tau hal ini terjadi lagi.

Sial, apakah seperti jatuh cinta, patah hati pun bisa datang tiba-tiba dan membuat airmata lari meninggalkan semua yang telah bertahun-tahun memeluknya.

Runtuh.
Aku mengakui, hari ini aku runtuh.  Bahkan belum genap hari kelima di tahun dan pakaian yang baru ini.  Tapi aku akan belajar, aku akan bertumbuh.  Tidak apa-apa, aku tidak akan menyerah.  Aku akan kembali lagi nanti.  Semoga, kali nanti.  Jika kita bertemu lagi tanpa rencana, aku harap tidak lagi turun hujan yang terlalu deras, atau minimal, aku akan sudah lebih siap dengan payung dan jas hujan.  Agar aku bisa melewati badainya dengan aman, dan menunggunya berlalu, pasti berlalu.

Hari ini perjuanganku sampai disini, sampai bertemu lagi esok hari.

Jum'at, 4 Januari 2018

No comments:

Post a Comment