Friday, January 11, 2019

Bandersnatch

Kadang, rasanya ingin bertanya-tanya, meskipun tidak tahu kepada siapa, apakah kita benar-benar memiliki pilihan dalam hidup? Sebelum menonton bandersnatch, aku ingat pernah menonton sebuah film yang sungguh berkesan, tentang seseorang yang memiliki kemampuan untuk menjelajah waktu, time traveler.  Dia bisa mengulang-ulang waktu, mencoba berbagai kemungkinan hingga akhirnya dia bisa mendapatkan wanita yang dia inginkan, meskipun kalau tidak salah akhirnya itu tidak berhasil juga.  

Kemudian dia mencoba lagi mengulang-ulang waktu, untuk bisa memperbaiki kesalahan yang dia perbuat, untuk bisa membahagiakan orang yang dia sayangi. Tetapi kemudian hal itu malah mengantarkannya kepada pilihan-pilihan yang lain.  Hingga akhirnya ia sadar dan berhenti memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dia buat, berusaha menjalani kehidupan pada saat ini dengan sebaik-baiknya.  Menjadi manusia.

Dalam malam-malam ketika aku sulit tidur, semua kesalahan dan alpa yang dibuat, seakan menjadi hantu, dalam andai-andai.  Andai saja aku bisa melakukan hal yang lebih baik, andai saja aku tidak kehilangan.  Andai saja semuanya masih bisa diperbaiki.

Pertanyaan-pertanyaan yang masih tertinggal, yang masih belum ditanyakan, yang sudah terlewat waktu.  Harapan-harapan kecil bahwa akan ada kesempatan kedua, bahwa kita bisa memperbaiki yang sudah tiada.

Beberapa orang hadir, dan memberikan warna, kemudian selepas mereka pergi, rasanya hidup berhenti berwarna, tinggal abu-abu.  Rasanya masih belum rela melepas, dan sungguh percaya setiap orang yang hadir tidak akan menetap sepanjang yang kita ingat. Semuanya akan pergi, berganti, dan bahkan kita pada akhirnya akan ditinggal sendiri.  

Bermimpi bahwa ini hanya kisah fiksi dimana pemeran utama pada akhirnya akan kembali bersama.  Lupa kalau ini nyata, kita hanya manusia, yang sebenarnya akhirnya tidak akan memiliki arti apa-apa.  Akan mati, terlupa, dan sia-sia.  Lupa bahwa bisa saja hasil akhir mengkhianati proses, bahwa apa yang diupayakan mungkin akan menyengsarakan, lupa bahwa yang benar-benar kita cintai sepenuh hati, bisa saja tidak balas mencintai sama seperti yang kita rasa.

Terkadang kita bisa lupa, dan butuh ditampar berkali-kali dengan realita, biar berjejak. Biar ingat. Kalau bumi tidak berporos pada diri sendiri saja. Agar belajar mengalah dan menyerah, menundukkan ego dan berdamai, dengan kekalahan sendiri, dengan takdir sendiri, dengan luka sendiri.

Tidak apa-apa, tidak apa-apa.
Kalah juga tidak apa-apa.
.
.
.
Now Playing : Kotak - Pelan - Pelan Saja
Watching : Bandersnatch - Black Mirror s05e01

No comments:

Post a Comment