Showing posts with label poetic. Show all posts
Showing posts with label poetic. Show all posts

Monday, November 21, 2016

Kata-Kata Yang Tidak Pernah Cukup





Begitu pula pertengkaran, perdebatan tentang bagaimana kita berbeda satu sama lain. Tentang bagaimana kata-kata ternyata mampu menggores pelan pelan. Bahwa bom waktu terkadang hanya ingin meledak dalam isak. Kemudian ditenangkan dan diyakinkan pada pelukan pelukan.

Jatuh cinta adalah hal yang sangat mudah. Tapi mengalahkan ketidakbahagiaan, adalah hal yang lain, terkadang.

Jemari kita tergenggam pada janji janji yang mungkin sulit kepada masa depan, namun kuharap ingin dan kayuhan itu akan cukup kuat, untuk sampai dan berjalan lebih jauh dari yang kita harapkan.

Tidak kupungkiri menginginkan seseorang, adalah kesempurnaan pada ketidakmungkinan. Seperti percaya pada hal yang mustahil dan teori teori yang tidak akan sama ketika dipraktekkan, begitu pula keinginan yang tidak akan pernah sama pada kenyataan-kenyataan. 

Idealitas pada cinta adalah hal yang mustahil , seperti pula pada mitos hubungan yang stabil dan selalu bahagia. Tetapi pada harapan-harapan yang tidak pernah sampai, aku mendekatkan diriku kepada kemungkinan, untuk bermimpi mendekati angan-angan. Selamanya dipelukmu. 

Map's

Monday, November 7, 2016

If You Forget Me


I want you to know
one thing. 

You know how this is: 
if I look 
at the crystal moon, at the red branch 
of the slow autumn at my window, 
if I touch 
near the fire 
the impalpable ash 
or the wrinkled body of the log, 
everything carries me to you, 
as if everything that exists, 
aromas, light, metals, 
were little boats 
that sail 
toward those isles of yours that wait for me. 


Pablo Neruda


*Image Source Here

Wednesday, December 10, 2014

Penjara Sepi

*personal photo-bukit jamur bengkayang-kalimantan barat


Kepada kaki yang telah terlalu jauh melangkah, kemudian lelah
Kepada hati yang telah terlalu sering patah, kemudian menyerah

Kubisikkan padamu suatu kata rahasia
Aku pun tak tahu apa apa

Bagaimana caranya menghiburmu ketika penghiburan diingini hatiku sendiri
Bagaimana caranya memadamkan api ketika yang terbakar adalah aku, hanya aku sendiri

Kepada sepi, kepada sendiri
hadirlah jangan lebih lama lagi.

kuingin duduk berdua denganmu,
menghabiskan senja yang memerah

merekah, kemudian layu
bersinar, kemudian kelabu
terbakar, kemudian jadi abu

jangan pergi satu kali lagi
jangan lari untuk yang terakhir kali lagi

aku akan menikmati waktu menunggumu berlari
disini, sendiri, berteman sepi

Desember 2014

Monday, November 10, 2014

Menunggu

Entah berapa kali kau mengatakan pada dirimu sendiri, untuk menunggu.  Entah untuk meyakinkan dirimu sendiri bahwa apa yang kau lakukan pada jarak waktu dulu, adalah tiada sia-sia.  Entah untuk memenangkan kepercayaan dirimu yang sangat besar, bahwa pada akhirnya kau akan menang, dan ia akan menyerah. 

Harapan kadang adalah optimisme yang berlebihan, dan kita adalah manusia yang hidup dalam realitas, tanpa waktu lampau, tanpa masa depan.  Kita mengambang pada masa kini, tidak melesat maju ataupun berjalan mundur, kita, disini di waktu yang ini.

Menunggu adalah apa yang kau katakan ilusi, abu-abu.  Pada akhirnya, kita semua menunggu.  Menunggu waktu yang tepat, menunggu orang yang tepat, menunggu cinta yang tepat, menunggu kehidupan yang lebih baik.  Kita sendiri adalah sel sel yang menunggu, menunggu untuk lebur dan mati.

Katamu menunggu adalah perkara jarak, jarak antara apa yang ada di kepalamu dengan apa yang ada di depan matamu.  Menunggu adalah perkara rindu.  Rindu kepada masa lalu, dan menaruh harapan yang besar bahwa masa lalu akan menggema, sekali lagi.  Maka kau menunggu, untuknya.

Yang nyata, kau lari darinya dan memilih tenggelam, pada masa lalu, pada yang kau tunggu.

Kopi yang mengepul dalam cangkir yang sudah mulai kusam itu adalah pertanda, untuk pahit.  Untuk membuatmu membuka mata.  Bahwa yang pahit tidak melulu buruk.  Dan dalam sadar tidak hanya tersisa sakit.

Bahwa harap dan menunggu kau letakkan pada dua cangkir yang berbeda.  Kau yang memilih, mana yang kau hirup, dan yang mana kau biarkan jadi dingin.

Bukankah kau yang selalu bilang, yang indah itu, akan selamanya hidup... dalam kenangan, hanya dalam kenangan.

November 2014

Tuesday, July 22, 2014

Someday I'll Meet You

Someday i'll meet you
at my favorite cafe
thats a beautiful song

someday i'll meet you
at a friend's birthday
we just, stare

someday i'll meet you
at kfc, when i sitting there
waiting my cappucino float

someday i'll meet you
at the office, its a rush day
and you just come there

someday i'll meet you
when i sit in my car, and you just there
staring a little bit longer than it should

we'll meet again, then.
and i hope if we meet again,
the fate will make a perfect time
then time will make a lover
a lover that could be forever


someday, there would be enough love
for both of us

to spend it forever and ever.

Still Dark Thursday, 22 July 2014

Monday, October 14, 2013

Puisi


Ke-duapuluhdua

Pada api, kukatakan dalam rintik yang bagaimanapun juga memadamkan
Dalam air mata yang mengalir ini kupanjatkan doa doa yang lama belum kau kabulkan
Sembah sujud yang tidak pernah menyempurnakan segala
Hanya sesal tiada melakukan segala rupa
Maaf saja tidak pernah terkira akan terpanjat
Kepada ayah yang di tangannya mengalir dosaku tiada rupa
Kepada ibu yang di jarinya meneteskan dosaku sesamudera
Hanya doa dan sujud, kubisikkan diam diam
Dalam malam ketika bumi telah sunyi senyap
Dan cemas merembes ke sela sela hati
Tidak akan pernah cukup, tidak akan pernah sempurna
Beribu untaian maaf, dari hati
Semoga kebaikan tidak akan pernah berhenti mengaliri




Di Rumah itu

Dalam dinding batu kosong itu
Kutuliskan doa dengan air mata mengalir di atasnya
Kertas yang kosong dan layar segi empat dengan huruf angka
Kupanjatkan kesah dan keluh yang tiada henti
Jangankan mulut yang mampu berteriak tanpa arti
Katapun mampu mengalir tiada makna
Kuuraikan sebagai penghias dan pengisi kekosongan
Dalam rumah yang kosong itu
Kualiri dosa dosa, kupanjatkan doa doa
Semoga semua penghuni di dalamnya
Terbebas dari tempat yang tidak pernah kau tahu
Di rumah itu, hidup harus tetap melaju
Meski karam, dan tiada datang keselamatan



Pontianak, Senin 14 Oktober 2013

Friday, October 11, 2013

Someone I Choose

For every smells of tobacco i able to sense, i choose the smells from your clothes.
For every book i read, i choose a book that reminds me of you.
For every wake up i imagined i would be happy, i choose wake up beside of you.

For every reason that would be made to loving someone, i choose because of you.
For every persistence, patient that able to waiting me even at my worst part, i choose you.
For every tears that able to run down my face, i choose yours.

For every hug that able to reduce my pain, i choose you.
For every kiss that able to kiss my lips, i choose yours.
For every action that able to calm my anger, i choose you.

For every heart that able to love me, i choose you.

For everything, it will be you.
It may you.

Friday, October 4, 2013

cinta yang seperti itu

akan datang ketika pagi akan cerah
dan mendung hanya kiasan yang belum datang
gelap hanya sesuatu yang tidak dikenal
kalanya matahari begitu cerah
udara begitu lembut mengalunkan nada indah

sebelum mendung datang
dan badai menghapuskan kenangan
cinta yang sesederhana itu.
cinta yang sesulit itu.

akan datang ketika hadirmu adalah berkah
dan hilangmu hanya kiasan yang belum datang
pergi hanya sesuatu yang tidak dikenal
kalanya senyum kita begitu merekah
pertemuan pertemuan mengalunkan nada indah

sebelum perpisahan datang
dan tangis menghapuskan kenangan
cinta yang sesederhana itu
cinta yang sesulit itu

cinta yang seindah itu.
cinta yang sekejap itu.
cinta yang sekedar itu.

Pontianak, 4 Oktober 2013

Thursday, October 3, 2013

Fiksi : Mencari Firman

Katakan aku mengada-ada karena apa yang kucari hampir tak kasat mata, tapi bukankah jika kau harus bisa melihat dan membuktikan semua hal secara nyata itu ada maka sama saja membantah bahwa Tuhan itu ada?

Maka akan kujelaskan sedikit: tentang Firman.

Suatu pagi yang tidak jelas, karena hidup tidak pula membutuhkan kejelasan.
Ia datang begitu saja.  Tanpa perkenalan, tanpa bicara.  Hanya tatap mata dariku sendiri saja.  Dan semua yang aku rasakan cukup membayarkan bertahun tahun penantian ketika aku sendiri tidak tahu menanti apa dan siapa. 

Semuanya begitu tidak nyata hingga aku membuat sebuah resolusi mutakhir tapi tak mustahil: mengenalnya. 

Yang ingin ku percayai, tidak ada yang terjadi secara kebetulan karena kebetulan saja Tuhan punya rencana yang lebih besar.  Tapi satu hal yang menjadi 'nasihat' sakti bapakku suatu hari tentang cinta, bahwa rumus cinta itu 99% usaha dan 1% takdir.  Maka aku tidak mau menyerah begitu saja pada 1%.  Aku tidak pernah percaya bahwa kita kehilangan kesempatan untuk berusaha.  Aku percaya usaha, walaupun tidak dapat kita selesaikan di garis finish, setidaknya membawa kita ke suatu tempat yang bukan dari kita bermula.  

Mencari Firman mewakili tanyaku tentang pencarian seseorang yang sudah lama hilang.  Sosok yang bisa aku jadikan sesuatu yang bisa mengisi kepala tidak hanya dengan strategi dan cara cara tapi juga dengan hati yang sudah kehabisan kata-kata.  Karena pertemuan yang sekali saja.  Cukup untukku mengenal, kemudian mencarinya hingga ujung dunia. 

Katakanlah ini akan sia-sia jika suatu hari nanti aku akan menemukan dia ternyata sudah memiliki kekasih, atau bahkan istri.  Tapi tidak semua perjuangan diukur dari hasilnya bukan? bukankah jika semua hal berorientasi dan hanya fokus pada hasil maka hasil dari perjalanan hidup kita ini sesungguhnya adalah mati-dan selesailah semua.  Yang bermakna adalah perjalanannya, ketika kita tidak menemukan yang kita inginkan dalam perjalanan itu, tapi mungkin kita akan menemukan apa yang kita butuhkan.

Maka kujelajahi seluruh dunia maya dan seluruh kemungkinan yang ada.  Hanya untuk mencari Firman.  Mencari Firman merefleksikan sesuatu dalam hidupku: sebuah pencarian yang ngotot dan tak kunjung lelah.  Meskipun yang kucari itu belum tentu menginginkan aku, tidak perduli dan bahkan bukan pula menjadi tujuan akhirku.  Tapi mencari Firman adalah salah satu bentuk komitmenku akan sesuatu.  Jika aku berhenti pada hal ini, maka aku akan berhenti pula pada hal hal lain.  Karena jika pada hal yang mampu membuat aku merasakan sesuatu saja aku bisa berhenti, bagaimana aku akan melanjutkan perjalanan pada hal hal yang tidak begitu aku sukai? Maka keputusanku sudah bulat, menemukan dia. 
Tapi, hidup bukanlah tentang keputusanmu sendiri, inginmu sendiri saja.  Tentu saja. Katakan semesta belum menjawab, atau yang punya kuasa menegur untuk terus mencari, dan menjawab :belum.  Ah, yang terjadi aku yakin semua bukan karena tidak terjadi, hanya perkara keinginan kita yang berbeda dari kehendakNya.
Ini bukan akhir cerita, karena hidup baru saja bermula ketika kau tahu apa yang ingin kau cari, 


hidup baru saja dimulai ketika kau tahu kau kehilangan apa untuk menemukan kembali.

hidup baru saja akan dimulai seiring kau mencari.
Kemudian, mungkin setelah pencarian panjang kau akan menemukan kembali suatu pencarian yang diresahkan sebuah pertanyaan:
"Sudahkah penemuanmu membuatmu ingin menemukan yang lebih jauh lagi?
but a lyrics on a song tells me: if you cant get what you want, you may get what you need.

Exactly. 

Monday, September 30, 2013

Rumah

Kupanggil ia rumah.
Karena di hatinya hatiku bernaung, tak mau pergi

kupanggil ia rumah.
karena setiap kali langkah kakiku melangkah pergi
selalu menyeret setiap ingin untuk kembali

kupanggil ia rumah.
karena meski telah seribu caci maki
selalu ada seribu satu maaf seketika dari hati

kupanggil ia rumah.
karena meski pintu pagar telah tertutup
dan pintu depan telah terkunci
selalu ada cemas dan harap untuk diterima kembali

kupanggil ia rumah
karena mudah saja, untuk selalu mencintai kembali.
berulang ulang kali.
berulang ulang kali.
berulang ulang kali.

Pontianak, 30 September 2013

Saturday, September 28, 2013

Episode Singkat

Kuceritakan padamu sebuah cerita tentang kehilangan, katamu sambil memperlihatkan hati dalam genggaman tangan yang asing yang tak mau kau sebut panggilannya.  Seorang anak kecil yang lugu dan polos dalam matamu menari dalam taman kanak kanak imajiner.  Kemudian luruh dan runtuh langit yang tiada itu menjadi deru air mata yang mengalir dari sungai yang tak pernah kau ketahui muaranya.  Atap atap tembikar menyeruak menelusupkan rintik dari celah-celah rajutan ke dalam matanya kemudian ia berlari, mencari keteduhan dari pohon yang begitu rimbun namun rintik masih menitik dalam helai helai dedaunan yang jatuh menua, berjalan pula ia terlalu jauh dan orang yang begitu asing memberikan benda ajaib yang cembung dan menjatuhkan bulir rintik dari terpanya. Tapi anak kecil itu melihat awan yang muram, tidak tega membiarkannya tak berkawan karena alasan.  Jemari yang menapak kemudian terlalu melebur dalam lunak hingga kau tak bisa berpijak. Tiada yang mampu menahan bulir yang menyerahkan dirinya untuk lebur dan hancur. 

Sehingga tinggal genggamanmu dalam hati yang melingkupi resah yang melumat gundah, kuserahkan nadi untuk menjalar ke seluruh semesta. 

Maka kau kecup keningku dan kau bilang itu cinta.

Sunday, September 8, 2013

Maaf Ketiga

Malam ini, maaf memberikan tiga.
Hanya Tiga.
Cukup Tiga.
Sementara tiga.

Pertama, untuk orang yang selalu ada,
setiap waktu,
entah apapun di baliknya.
Hanya ada.

Kedua, untuk orang yang telah terlalu banyak mencintai,
dan kurasakan segalanya meskipun tetap tak bisa.
hanya tak bisa saja.

Ketiga, untuk diriku sendiri
yang hingga kini
masih belum memaafkannya,
tapi tetap mencintai yang tiada.

Thursday, August 29, 2013

in your eyes, i'll stay.

Theres a shadow, in your window when the wind whispering how your smells when he arounds. Morning would come not so far but the awake eyes can't fake anything but missing you like i always had. 
The touch of your images just resound again and again, calling the past, make my self traped forever.
A second chance i'm willing to have just to make my self sure that i never make a mistake, but i was always wrong because you even not care to belief that i'm exist.
Love would always be a second priority between everything else. But it would always stay, in the lonely night you spend around trying to figure our how your life gonna be if we are still in the same line, talking to each other and sharing the night.
They tell that it would be impossible and it's true. But i always love challenge, and theres just no one can fit with mine. 
In your lonely eyes, i shoud stay, forever. Even i know i will never get out. i will never see freedom because once i see you, i will never be the same. 
someday will never come, and the end from here is near but i wont ever afraid. because you will always there, stay and trap in my eyes, as the one who i always loved. 
future is somewhere nowhere. but i will always here, as a girl who will stay with you and sing a lullaby when you comes around. forever, i promise.

Saturday, August 24, 2013

yang tidak tak terbatas

elang terbang terlalu jauh malam ini tak kembali pulang
menembus pelangi memecah cakrawala
ada kepak sayap yang lelah telah terlalu jauh melangkah
menembus ruang waktu
kemudian menghilang

ada puing yang tersisakan dari percikan abu
di tengah pusaran nisanmu
aku bersimpuh

kau lebih buruk dari pagi yang terlalu dingin
dan siang yang terlalu panas
tidak hilang tapi tak juga pergi
tidak pergi tidak pula kembali
tidak ada tapi tak pula tiada

kau satu diantara berjuta
gelap diantara cahaya

kita tiada merasa
tiada mencinta
tersesat dalam pusara tanpa muara
kekal dalam waktu, kekal dalam biru

pontianak, 24 agustus 2013

Saturday, June 8, 2013

dini hari itu

ada yang kurang dini hari itu
sejanggal secangkir kopi yang kubuat susah payah
lalu tak kau minum seperti biasanya

ada yang hilang dini hari itu
setaknyaman matamu yang tak lagi menatap mataku
meninggalkan bisu

ada yang mengganjal dini hari itu
serunyam hatiku di kala kau datang senja itu
tapi tak lagi ada rasa

ada yang tak beres dini hari itu
ketika kudekap dan kau meminta maaf
untuk dosa yang tak pernah kau perbuat

ada yang kuketahui sejak lama di dini hari itu
yang kusadari sejak lama
namun tak mampu terkata

ada yang kupahami sejak lama di dini hari itu
cinta itu buta
dan maaf kan datang begitu saja

begitu saja
seperti pagi ini
...

Friday, March 29, 2013

At Your Hometown

At your hometown.  I sit around, wondering how is your life here, how you grow up, with who you spend your afternoon time, wondering what are you thinking when you look at this street.  
I still remember how you smile, how awkward your act when you stand beside me.  How you dizzy and look so anxious when you tell me your feeling. I still remember.
The first time we met at the mosque. Our silly chat and our boring talk, even our silly and rough debate.  The memory cant leave me alone even i try to escape.
So, here i am.  At your hometown, i try to face the truth, face to face.  To gather my fear facing your memory and the thought about you.  
The awkward moment when i smell your perfume, cheap perfume but cling to my nose, even my feeling to getting closer to you.  I judge you as a fool, silly and shallow.  But i respect you as an individual.  I respect your heart to each other, i respect your  anger, i respect the world behind your eyes.  Even for now, i'm not the part of it. It is relief to be detached from you. Your silly rules, silly perspective and silly protectiveness.  But i miss you too. 

For now, i will live my life as i know it.  Like a free bird, have a choice to descend upon any branch.  To be free to choose.  Free from other, even free from my self.  Through all the feeling i will feel.  Through all the up and down.  Without expect too much, but do what i can do.  Do what i love to do.  Without any regret, with my mind open to filter and collect the great things world offer me.  

picture from tumblr.com

Saturday, February 9, 2013

kepada yang kukecup keningnya

Wahai bintang yang terang
Cahaya yang hangat
Padang yang dingin dan tenang
Pagi berembun dalam nyanyian
Kepada yang kukecup keningnya
Tidak lagi mampu kulihat kesedihan di matamu yang indah
Cukupkan duka, sudahkan lara
Kuhapus matamu agar tak keluar lagi sendu
Kutiupkan mimpi di telingamu
Agar kau besok terbangun dan menjalani hidup lagi
Kau oase yang melesat di gurun gersang
Kau nyala api dalam malam
Yang tak pernah padam
Ceritamu tak pantas mati
Pasangmu tak perlu surut
Melesatlah,
Terbanglah tinggi setinggi tingginya
Jangan lagi menoleh ke belakang
Kepada yang kukecup keningnya
Selamat tinggal
Biarlah aku hancur berkeping
Asal cahaya di matamu yang gelap itu
Tidak mati, tidak pula meredup

Pontianak, 14 September 2012

you can listen i read it here : https://soundcloud.com/karinaoktriastra/kepada-yang-kukecup-keningnya :)