Monday, April 21, 2014

Dialog

Sudah aku bilang untuk menghitung semuanya, detail dan terperinci.  Agar suatu saat kau tau apa pertimbangannya.  Gila, mengesampingkanmu adalah goals paling wahid.  Sudah kukira, sudah kuperhitungkan.  Strategi yang kugunakan tak hanya satu, untuk mengingatkan diriku sendiri untuk tidak mempersilakanmu masuk bahkan dalam wajah mikroskopik.  Tidak akan kubiarkan.  Kelalaian sekecil apapun akan membangkitkan kesalahan endemik, satu saja celah untukmu masuk, maka habislah pertahananku.

Sudah aku bilang nasehat mereka adalah gila, untuk membuatmu buta.  Tidak mungkin.  Jika kau buta sama saja dengan membuatku mati.  Masih untuk hanya sekali kemudian pergi, tapi nanti akan kembali untuk membunuhku lagi.  Tidak, sudah kubilang tidak.

Aku lebih kuat, daripadamu, lebih cerdas lebih pintar.  Lebih segalagalanya. Mana mungkin aku akan menyerah kepada seseorang sepertimu.  Kau bukan apa apa, kau bukan siapa-siapa.  Air mata adalah tanda kelemahan jiwa, dan kau adalah yang terlemah.  Dan aku tidak suka kelemahan, ketidakberdayaan.  Mustahil.

Tapi jangan salahkan aku suatu saat nanti jika akhirnya aku menyodorkan tangan untuk membantumu, aku membenci kelemahan, dan aku tau aku adalah kekuatan.  Justru dengan tangankulah ingin kubantu, nurani pernah berkata kepadaku untuk membantumu, melindungimu.  Tapi terkadang kau suka tak tau diri, kau manfaatkan baikku untuk menikamku.  Berulang ulang kali.
-Logika


Aku sudah tau suatu saat kau akan melepaskan pertahananmu, sedikit saja.  Meskipun bermula dari pikiranmu, andai-andaimu.  Disitulah jalanku, melewati pintu belakang merasuk alam bawah sadarmu, sedikit demi sedikit, pertahanan demi pertahanan yang akan kutembus.  Berulang ulang kali.  Ha ha ha. Justru ketika kau pikir dirimulah segalanya, maka sebenarnya kau bukanlah segalanya.  Justru ketika kau sudah mengakui dirimu lah yang terhebat, pada saat itu juga kau mengakui dirimu bukan apa apa.

Aku hanya diam, bukan berarti aku buta dan tuli.  Aku hanya melihat, mengawasimu dari jauh untuk menunggu waktu, melibas segala kelemahanmu.  Suatu saat akan datang masa kejayaanku, aku tidak pernah terburu buru.  Karena aku menikmati detik demi detik menyiksa nuranimu untuk tergoda mempersilakanku masuk.  Kini yang kutunggu adalah kesempatan, yang kau pikir tidak kau berikan karena kau pura pura tidak melihatku, tapi aku disini, menjadi besar dan semakin tumbuh subur di bawah matamu.  Musuhmu bukanlah yang kau tantang di depan pintu, tapi yang diam diam menguasai akalmu, tanpa kau sadari, tanpa kau ketahui.

Aku akan menang, kau tau itu, logika.  Di lubuk hatimu yang paling dalam sudah ada aku.  Kau hanya pura pura tidak menyadari bahwa sebenarnya kau telah kalah.  Dan kekalahan terbesarmu, bermula ketika kau pura pura tidak melihatku, menganggap telah mengesampingkanku.

Aku telah lama disitu.  Kau hanya pura pura tidak tahu itu.

-Hati

Tuesday, April 15, 2014

Mendua

Mungkin dia yang mendua

adalah dia yang paling setia.
Yang hatinya telah mati rasa karena yang diinginkannya dari seluruh dunia,

adalah dia yang tidak mencintainya. -

Saturday, April 12, 2014

Rumah

Sejauh apapun kamu berjalan, mengingkari takdir.
Menjauhi perasaan yang telah bertahun tahun pergi.
pada hatimulah, 

rasaku kembali.

Monday, April 7, 2014

Sepucuk Surat Yang Salah Alamat, Tapi Benar Untukmu.

Sepucuk surat yang kutulis itu salah alamat.  Sepucuk surat yang telah tergeletak di depan pintu resahmu itu, berisikan kata kata yang berbisik, merayu.  Aturan mainnya mudah saja, siapa yang lebih dulu buru buru, akan mati terbakar sepi dan cemburu.  Tahukah kau apa yang begitu kita inginkan sesungguhnya adalah hal yang tidak pernah bisa kita miliki? Tiada yang kekal abadi, apalagi sebuah kata dan janji yang terucap sedemikian getirnya dari hati yang telah tersakiti berkali kali.

Sepucuk surat yang kutulis itu salah alamat.  Tapi kemudian kubaca kembali berulang kali, mungkin saja hanya belum menjadi benar.  Tahukah kau apa yang membuat kedamaian dalam bumi berubah menjadi benci? Ketika manusia mulai memaksakan kehendaknya.  Ia kadang lupa, bahwa mungkin saja dirinya keliru meyakini dirinya sendiri.  Ia kadang lupa pula, mungkin orang lain akan jauh lebih salah, tapi ia tidak mungkin jauh lebih benar.

Sepucuk surat yang kutulis itu salah alamat.  Tapi kemudian kau menikmati salahnya, menghayati kekeliruannya.  Mungkin kau hanya mengabaikan kesalahannya, dan membenarkan kekeliruannya.  Mungkin kau menikmati rasanya, mungkin kau menghidupkan bara nya, tapi ragu untuk membakarnya, keingintahuanmu masih menunggu, karena bukan kau yang tersebut tersirat pada kata kata itu.

Sepucuk surat yang kutulis itu salah alamat.  Mungkin akan menjadi benar, tak sampai waktunya.  Karena masa lalu dan masa depan tak pernah menang pada masa ini, yang kau lakukan saat ini, detik ini, momen ini.  Karena mungkin waktu adalah tipuan yang akan membuatmu ragu dengan apa yang kau miliki, dan apa yang tidak akan pernah kau miliki.

Sepucuk surat yang kutulis itu salah alamat.  Namun jikapun aku salah, maka jadikanlah aku pembenaran.  Pembenaranmu untuk bangun dari mimpimu dan mengantarkannya ke alamat yang tepat, yang kutulis di muka depan surat itu. 

Sepucuk surat yang kutulis itu salah alamat.  Mungkin saja sengaja kukirimkan, karena aku belum mau jadi benar.  Karena dalam surat itu, tiada yang salah, tiada pula yang benar.  Hanya ada kata, yang kekal membeku. 

Sepucuk surat yang kutulis itu salah alamat, tapi benar untukmu.  

Karena aku tau surat itu tidak akan pernah bisa kuberikan, sampai kepada pemiliknya.

Sunday, April 6, 2014

Kepada Jarak

Pernah kau mengatakan kau mencintaiku, suatu waktu.  Tapi jarak, tak lengah memburu, menghantui dan menyesatkan jalanmu untuk kembali.  Kau telah terlalu jauh dalam lara, sepi dalam keterasingan cahaya.  Suatu hari nanti kau akan pulang, katamu berjanji, see you when i see you.  

Di sudut hati yang terasing itu, aku menginginkanmu seutuhnya, seluruhnya, sepenuhnya.  Tiada jarak, tiada dusta, tiada ruang kosong.  Kau kuinginkan untuk genap, bukan ganjil.  Untuk menggenapi, bukan untuk mengisi keganjilan dalam celah celah sepi.  Aku menginginkanmu sekarang, aku menginginkanmu nanti.

Kepada jarak, sabarlah menunggu, suatu saat nanti, ia berjanji akan kembali.  Janjikan padamu hatinya yang utuh, penuh, tiada spasi dan tiada celah untuk kembali lari.

Kepada AR.

maukah k(a)u menunggu?

Seorang perempuan yang menunggu, menanti benang takdir, menitinya satu demi satu. Suatu ketika ditanyakanlah kepadanya seberapa lama ia menunggu, seberapa jauh ia mampu berjalan. Tetapi jalan itu bukanlah jalan yang sama, seperti dahulu, bukan pula jalanan yang telah lama ia kenal.  Jalanan itu telah berubah, mengganti waktu, menggerus keyakinan untuk berganti.  Kemudian bertemulah ia di persimpangan jalan, bertemu kembali untuk ragu dan mencoba percaya. Tapi di suatu tempat, sedekat hatinya untuk meragukan jalan yang sedemikian jauh ia lalui, serentang jauhnya untuk meyakinkan.  Ia pernah bertanya kepada harapan,  untuk menunjukkan perjalanan yang tiada simpang.  Dimanakah letak wajahnya yang dahulu, yang dikenalnya seperti takdir pertama mempertemukan, seperti kenangan dan ingatannya yang masih mengingat semua.  Jalanan itu masih sama, seperti dahulu, dengan cemara dan kursi melingkar, tapi tiada lagi dia.  Keyakinan itu hanya setipis benang, merentang dari jauh tetapi rapuh oleh waktu.  Tapi perempuan itu sudah terlalu habis dalam pilihan.  Terlalu teguh dalam pendirian untuk terus menuju, waktu demi waktu.  Angin menanyakan kepadanya, akankah ia kalah oleh waktu, akankah ia kekal dalam ilusi, pantaskah ia mati demi tak berganti?
Lalu kembali kutanyakan padanya, maukah kau menunggu keyakinanku? yakinkah kau akan kemauanku?
"entahlah," ucapmu berbisik pada hati yang enggan berjanji.

Sunday, March 30, 2014

Yang Kau Katakan, Suatu Waktu

Suatu waktu, ketika kita terlalu lama berbicara, kehabisan cerita. Kau mengatakan hal yang gampang kau rasa, sulit dalam biasa.  Maka buyarlah yang kita pegang erat sebagai titian yang kita pegang terlalu hati hati di tepian jurang.  Kau lupa, suatu hari kita akan terpental, jatuh dan terperosok, kemudian kita bukanlah lagi utuh, bukan lagi sama.  

Tanganku yang kau pegang terlalu erat ternyata membuat nadiku membiru dan mati rasa. Peluk yang kau tenangkan ternyata terlalu kuat hingga yang tersisa hanya sesak.  Maka ketiadaanmu hanya spasi yang membuatku bernafas lega, namun jangan terlalu lama karena jika kau hilang maka semuanya akan kembali seperti biasa, semuanya akan baik-baik saja.

Kau hilang dalam sepiku, ramai dalam riuhku, maka suatu waktu jika kau mengatakannya lagi, katakanlah dengan hati hati.  Katakanlah dengan hatimu, melalui suara, sampaikanlah dengan kecupmu.  Mungkin suatu saat aku akan mengerti.  Bahwa yang kau katakan adalah sebuah puisi, yang mendekapku ketika aku sepi dan sendiri, yang menenangkanku dalam gelisah, yang mendamaikanku meski terlingkup gelap, tak hilang dalam makna.

Suatu waktu, kau akan mengatakannya lagi.  Ketika kita sudah terlalu jauh melalui waktu, ketika kita sudah terbang melayang tinggi, melesat meninggalkan penjara pikiran dan hati, berhasil mengecoh waktu yang terlampau buru buru. 

Suatu waktu, kita akan menikmati waktu, 
tanpa kata, 
tanpa suara, 
hanya kita saja.

Thursday, March 20, 2014

Owl

Based our random talk i decide to paint again. I just want to paint it because... I know that i dont have an incredible or special talent on it i just want to doing it! Now i accomplish it and my friend, who requested it want to accept it. Then one of my experience done for 2 hours. Basic level completed! :))

Monday, March 17, 2014

Keeping Track

Recently just being busy with my things, working at gov's company as a non-permanent employee.  Things just get routine day by day, waiting the weekend.  Time is moving so fast, then i start to lose my track. Day by day i spent all the night with same people, same situation, nothing muse me beside 2 weeks ago i climb a niut mountain and we failed.  I dont know when i walk the track, i just keep thinking all the things that happen in my life.  I just lost it, i still on the stage of searching, try hard to make some meaning, the feeling of losing something, something that still uncompleted.  By that i have a strong needed to not want to lose at the forest, or die because of falling over the edge, besides the destiny i should have.  That is my motivation, i have something that i don't have in this life, and this life i live still pointless.  I cant agree more if you tell me to being gratitude, i am thankful for what i have now but still.  As a human i think its natural to want more than i have, to make yourself keep moving forward.  I dont know, this post is pointless but also have a clear point than ever.  To knowing whats is pointless looks like, so tomorrow, we understand what we will not do.

Tuesday, February 25, 2014

The World You Live In

The talk at the coffee shop could goes anywhere.  Then we talk about people, about how they can think so different for us, so false by our judgemental mind by how they can affect our lives, tell people about gossip that may could ruin your reputations, your intends. Well, welcome to the real life.  There would be always some people that take you wrong, can't understand you, hating you so much (or jealous) or, i dont know just want to make some mess to your life.  There would be.  But remember maybe at some point its your fault too, to listen to them than listen to your friends that always support you, sincere to see you at your best, to feel happy for your happiness, to pray for your success, support you when you down.  Appreciate your true friend, ignore the narrow-mind-people that just mess-with-your-mind.  People make mistakes, at some point, we make a mistake that make us regret too, dont feel shame to ask forgiveness, or forgive. Create the heaven besides hell, its your choice, its the world you live in.

@sukasukacoffeeshop
10.00 am

Wednesday, February 12, 2014

4.30

Di tempat itu, kita kembali bertemu.  Membicarakan hal hal gila yang tidak akan terlintas bahkan di benak kita sendiri.  Aku mengalami, aku melalui kegelapan itu bersamamu.  Tidak, tidak ada cahaya di ujung sana yang menantiku.  Aku stuck, terjebak, gagal. Tapi tidak apa.  Mungkin kegelapan pada akhirnya akan mengajarimu untuk belajar melihat dalam gelap.  Mungkin bahkan gelap punya arti lebih dari terang.  Mungkin terang hanya persepsi mereka yang telah lama nyaman dalam terang.  

...

Dia yang membuatku berada di sini, di dalam kegelapan, dan ia mengambil jalan pulangku, rumah yang kuimpikan tinggi di atas awan dengan tiada kegelapan.  Aku hanya jatuh terlalu jauh dari jalan pulang. Dan sepanjang perjalanan, aku membunuh semua terang yang menghadang jalanku.  Aku tidak membutuhkan kemenangan, aku membutuhkan sebuah pembalasan. Pembalasan untuk meneguhkan bahwa aku menang akan terang, dan gelap akhirnya memenangkan terang.  Tapi aku lupa satu hal, bahwa tanpa terang, aku tak tahu jalan pulang.

...

Tuesday, February 11, 2014

On track

*taken by my oppo find mirror

Sometimes i have some urge to do things, one of that is running (*picture).  Sometimes i dont want to think much. I just do what i want to do, things that cross my mind, then try at that moment to realize it before i lost it.  I think its worth, to close your ears about what others says (but no harm) then do what you want to do.  Even its weird but lets be weird together.  (even i dont mind to do it alone too).  I dont want to regret everything i ever do.  This moment is this moment.  Period.

lets do it.

then be clueless.

but i think thats the point, anyway.

Sunday, February 9, 2014

Sunday

Watching some random movie about silly love. Eating mie instead of something under the hood of food.  Writing at this blog instead of doing something more useful.  Life is this, life is that.  I read the book you never read, because i know you dont read, any book at all.  Sleeping and then waking up feeling horrible cause of the vision looking my ex, its a pain.  And then awake, doing anything that can distract me, trying hard to feel positive, do positive, doing anything makes me busy, killing the bad feeling.  It is something i must deal everyday, everyday is a fight, sometimes you lost, sometimes you win. But i still want to see another bright sky, another wind that going through my face and then i close my eyes to enjoy anything life brings to me.  I still want to feel ache on my eyes when i see the sky from my window, the tree, the birds, the sleeping cat.  This is my life, anything could happen.  But i will step forward, leaving all the thing in the past behind.  

Here i am now. 
Nothing else matter.

Wednesday, February 5, 2014

36/365

"I want to shoot every moment of my life, to remember.   When people say social media are bad, i think they're not bad, my generation want to shoot and capture every moment of our lives.  I think its so old minded of designers who stop communication with the world" -Olivier Rousteing (Balmain fashion house)

Saturday, January 4, 2014

Katamu, ini cinta?

katamu ini cinta,
tapi ketika ia tidak membalas cintamu
kau berhenti?

katamu ini cinta,
tapi ketika ia berbuat kesalahan
kau marah dan menghukumnya?

katamu ini cinta,
tapi ketika kau dibuat menunggu
kau meninggalkannya?

katamu ini cinta,
tapi ketika kau disakitinya
kau tak memaafkannya?

katamu ini cinta,
tapi egomu selalu kau buat menang
dan cinta hanya ada di awang awang

katamu ini cinta,
tapi kau mampu mendua
membagi cinta

katamu ini cinta,
tapi ketika ia mulai mencintai orang lain,
kau tidak rela?

katamu ini cinta,
tapi ketika ia meninggalkanmu dan berbahagia
kau memilih mencari orang lain juga?


katamu ini cinta, cintamu padanya.
tapi kau mengharapkan cintanya pula
...




mungkin ini bukan cinta

hanya jual beli rasa.


5/365

I see sadness in your eyes

I see sadness in your eyes.
Thats why i want to come
into your world and make you smile.

I see sadness in your eyes.
Thats why i want to be with you
so i can keep you from hurting

I see sadness in your eyes.
Thats why i want to proof to you
i can make the sadness go away

I see sadness in your eyes.
Thats why i want to be strong
So you can see you can do it too

I see sadness in your eyes.
Thats why i want to always be there for you
So you can know there is someone really want to make you happy

I see sadness in your eyes
Thats why i put my happiness
As a pay for your sadness

I see sadness in your eyes.
Thats why i still stay
Even you leave me behind

Now i see sadness in my eyes, looking your happiness.

Maybe you can forgive me someday.


4/365

Thursday, January 2, 2014

Happy New Year (again)

There is so many things happen at 2013.  The degree, the meeting with somebody new, the farewell.
People leave, come and the leaving again.  It is a life, it is a proccess.  Sometimes its just feel right to look back and hold long enough at the past, even we know its useless but we keep doing it again and again, sometimes.  We just never know what the future bring, but at least we can keep the present!

Happy new year eve. Wish you a good 2014!


1/365

Thursday, December 19, 2013

Hell-o

So recently just posted my thoughts, some rambling ideas on my tumblr, and i dont know because the ad- or that link that i dont want, and whatvr happen here, i move on to here :  http://www.frozenletters.tumblr.com/ come and visit if you dont mind, or, whatever :))

Saturday, December 14, 2013

Time Travel

*taken with my blackberry camera, kapuas 1 bridge @kamboja cafe*

Selalu ada kenangan disana, entah kenangan ditinggalkan atau meninggalkan, kemudian hanya duduk berjam-jam dengan segelas mochacinofrange, menikmati angin malam sambil menerawang, berusaha mengingat ingat semua hal yang telah terlalu lama lewat.  Kemudian mencoba mengingatnya dengan seorang teman yang sama, yang telah bersama melewati hari hari bertahun tahun sebelumnya ketika semua masa lalu itu adalah hal yang nyata.  Membicarakan hal yang sama, kegilaan dan kesalahan yang terus berulang, tempat itu telah berubah seiring waktu, cerita yang berubah, dengan pola pola yang sama, perasaan yang janggal, kekosongan yang aneh dan kelegaan yang tumpah ruah karena telah memuntahkannya begitu saja.  Tidak pernah ada solusi yang muncul, tidak pula closure, atau kesimpulan, atau penutup.  Hanya kelegaan.  Dan itu selalu lebih dari cukup.

Kadang ku tergoda untuk membuatmu berjanji, untuk selalu ada teman, tidak menghilang suatu saat tanpa kabar berita karena telah terlalu banyak hal dan mimpi yang dikejar maupun mengejar.  Berjanji untuk tidak bertemu kembali di suatu tempat dan berjarak seolah kita telah lupa akan semua yang pernah kita lewati bersama.  Berjanji untuk tidak ingkar, pula menampar dan mengingatkanku ketika aku yang berubah ingkar.

Berjanji untuk selalu ada, satu sama lain.  Tidak mengurang maupun menambah, tapi membagi habis.  Berjanji untuk masa depan, melegakan hari ini dengan pertemuan yang akan dirindukan, kemudian perpisahan yang akan selalu menjadi sementara.

Tapi janji hanyalah janji, dan yang abadi hanyalah tiada yang abadi. Maka cukuplah hari ini dengan segala.  Cukup dan terimakasih untuk ada, beserta harap yang tidak terlalu perlu, agar kita dapat bertemu di kesempatan selanjutnya.  



Thursday, December 5, 2013

Jarak

Jarak, kukatakan ia pada hati yang berada jauh, disana, tiada tergapai.  Kenanganmu sejauh pelukan dan hatimu sedekat mimpi yang terlupa.  Maka pada jarak yang memisahkan hati yang tiada lagi menyatu kugenggam rinduku, pada bunga bunga yang tumbuh dalam tidur, berakar hari demi hari dalam imaji, kemudian menjadikannya memori. 
Pada dunia paralel, kau dan aku memadu rindu, atas skenario batas bawah sadarku sendiri, sejauh dekapmu, sedekat rinduku. 
Maka berikanlah aku kekuatan atas nama malam malam ketika aku terbangun dan menyadari dirimu terlalu sering hadir dalam mimpiku, hingga menuntut sebuah cerita yang terbalik.
Jika jarak bisa membuatkanku sebuah mesin waktu, untuk kembali mengulangi setiap detik, jejak nafas yang berpadu dalam waktu yang terlalu alpa menghitung jarak untuk pulang.  Maka kau adalah rumah yang selalu terlalu jauh untuk ku pulang.
Atas nama langit jingga yang mengintip sore dari balik jendela kemudian hilang sekejap mata ketika kau ingin mengabadikannya, seperti itu bayanganmu yang tiada rupa, namun berada dalam sadar, berada dalam tiada.
Suatu hari jika kau temukan awan yang terbentuk seperti cinta, putih meleraikan kapas, hancur dalam lebur tapi satu dalam janji maka itulah aku, yang telah mati dalam pengetahuanku yang terbatas tentang hatimu, berulang kali mencoba kembali namun bukan itu yang kucari tapi kau yang telah terlalu jauh pergi.
Kemudian jika kau temukan salju yang telah luruh, ingatlah aku yang merelakan diri menjadi hancur dan tiada berarti, atas nama mencintaimu. Namun tiada pernah sesal. Karena aku, hidup karenamu dan tanpamu, tiada punya arti. Lenyap dalam ada, Hadir dalam tiada.
5/12/2013