Friday, October 8, 2021

enam : tengah malam, waktu rindu

malam membangunkanku, mengingatkan, betapa cinta punya waktu sebentar dan tinggal dalam waktu yang lama. keinginan yang harus dipendam dalam, angan yang harus belajar bersabar lagi.

berandai andai, kalau saja semuanya tidak berakhir, kalau saja semuanya tidak seperti ini. mungkin, mungkin aku akan berbahagia.

tapi manusia memang dikutuk untuk terus menyesal. sekalipun rasanya, memang tidak ada lagi pilihan.

mungkin kita hidup hanya berdasarkan algoritma yang akan terus mengantarkan kita pada pilihan pilihan yang tak bisa kita tolak. keberuntungan dan kemalangan yang berganti. membuat mengeluh, sekaligus diam diam bersyukur beberapa hal yang memang harusnya terjadi.

malam selalu datang dengan penyesalan dan 'andai saja'. andai saja aku tidak memulai untuk sedikit menumbuhkan harapan, tentu cinta tidak akan semengecewakan ini. andai saja aku mampu menahan diri untuk tidak terjebak dalam hubungan rumit yang tak ada ujungnya ini, andai saja aku tidak mendorong dan menuntut sesuatu; mungkin saja kita masih akan menghabiskan malam dengan bercerita, dan aku yang akan menangis diam-diam, menginginkanmu dengan lebih. toh, malam ini aku sama menyesalnya dengan malam yang kuhabiskan denganmu. bedanya, kau tidak lagi disini.

  


mungkin aku harus berhenti menuliskanmu, agar kau mati dan tak lagi hidup di ingatanku. tapi apa yang bisa kita lakukan pada cinta. tidak ada.

kita hanya bisa membiarkannya terjadi. hingga akhirnya melupakan dan melewatkannya. semuanya akan terjadi.

tiada daya dan upaya. tidak ada yang bisa memaksakan apa apa pada cinta. tidak pernah ada yang kuat dan mampu. kita akan selalu jadi orang yang kalah dan bertekuk lutut.

12.04 am

No comments:

Post a Comment