Friday, October 29, 2021

lima belas : yang pergi, yang dicari

Wanderer above a sea fog - Caspar David Friedrich, 1818

tiap tiap fase hidup kadang mengajarkan hal hal yang berbeda. membuat kita mengalami- perasaan perasaan yang berbeda pula. dari seluruh dinamika dan variasi kejadian-kejadian. ada yang mirip, tetap berat, yang membuat berpikir, mungkin kita masih belum 'tuntas' menamatkan fase yang sebelumnya. sehingga kejadian bisa terulang kembali.

semacam ingin memberi pelajaran, diuji lagi dengan masalah yang sama- mencoba lagi mengolah, mengontrol perasaan. barangkali makin kuat menahan diri, di tengah antara ingin melakukan semuanya karena hidup cuma sebentar, dan karena-nya, jadi semakin berharga dan kita tidak ingin menghabiskannya dengan hal-hal yang konyol dan tak punya value.

menemukan orang yang tepat. hampir terdengar seperti utopia, tak perlu lagi punya pengharapan untuk apa-apa yang dilakukan. barangkali bertemu- barangkali pula terlewat.

dalam hidup, bertemu bermacam-macam orang, berinteraksi, bercakap-cakap, mengira-ngira, apakah pada akhirnya kita menemukan orang yang tepat itu. momen, situasi, juga menentukan, di fase mana kita bertemu seseorang, apakah terlambat, apakah terlewat, apakah jadi yang tak pernah selesai.

kepergian seseorang, harus pula dirayakan seperti kedatangannya. yang mengubah hidup jadi semakin berwarna, dengan suka dan dukanya, dengan berdarah-berdarah mencoba mengerti satu sama lain, dengan tiap pertengkaran dan putus asa- untuk bisa menyatukan pendapat dan menurunkan sedikit ego- untuk bisa bersama lebih lama lagi.

tapi ketika semuanya terasa sudah semakin berat- begitu berat hingga rasanya cuma ada luka perih yang ditetes-tetes garam, berhari hari, berminggu-minggu, berputar di labirin yang tak punya jalan keluar.

barangkali siapapun yang punya kewarasan- akan selalu berpikir yang terbaik untuk dirinya sendiri.

untuk keluar, untuk akhirnya pergi, seberapapun perasaan yang masih tertinggal.

diam diam memiliki pengharapan, tapi tak mau lagi terlalu berharap. memiliki kepercayaan- karena hanya itu lah yang kita punya, meletakkannya pada beban masa depan yang belum diketahui- untuk bisa meyakinkan diri berpikir yang positif, yang indah, yang punya hikmah.

bahwa apa-apa yang pergi, akan kembali, meskipun dengan wujud dan esensi yang berbeda. semoga hidup kita juga tak hanya diletakkan pada penemuan dan pencarian yang hilang-hilang, tapi melampaui itu semua -mengalami segala.

No comments:

Post a Comment