Sunday, March 17, 2024

hidup terlalu singkat, untuk dilewatkan

 4/30days of ramadhan

masa lalu.

masala lalu seperti memori dan ingatan kabur. di sela sela waktu, ingatan kadang menyeruak dan membuat kita kembali pada ingatan ingatan yang mungkin sudah lama tidak diingat-ingat. semuanya jadi suatu hal yang manis, pahit, menyenangkan, mendebarkan, kita mengingat bahwa kita pernah benar benar nyata dan serius merasakannya, tapi kita juga sudah melupakan semua detailnya. beberapa menjadi kabur dan ambigu serta larut dalam narasi yang kita ciptakan sendiri- narasi yang kita ceritakan dan bawa bawa dalam tiap percakapan. 

 

begitu tidak ada artinya, hal hal yang telah terjadi

ternyata,  begitu tidak berartinya sesuatu, momen, kenangan, ketika semua itu telah lewat. maka beberapa orang menyimpan foto, memorabilia, untuk menyeret nyeret momen yang lalu pada masa yang sekarang. jarak yang paling jauh adalah ke masa lalu, yang tidak akan pernah terjadi lagi. semuanya yang lewat, telah berubah, dan kau, harus terus siap beradaptasi, berubah keluar maupun malah meringkuk ke dalam, mengikuti alur yang boleh jadi bukan keinginanmu, yang tak kau suka, yang kau benci setengah mati. dan pilihan pilihan yang sulit, mengantarkanmu kembali pada persimpangan keputusasaan. 

 

benang tipis menjalani kehidupan

ternyata, semuanya tidak pula terlalu berarti apa apa dan signifikan, cuman otak dan perasaan telah kepalang tanggung, terinvestasi dengan hal hal yang pasti berubah, kemudian cuma sisa isak tangis, dan hati yang mampu menanggung semua air mata. kita berusaha berjalan menyeimbangkan harap itu pada benang tipis tak pasti dan tak tentu. entah hari ini, entah bagaimana besok. semuanya bisa begitu membosankan pada satu hari, dan begitu liar dan menyenangkan esok hari. tapi kita harus tetap bertahan pada kedua hari itu. 

 

bagaimana jika

kemudian penyesalan di waktu waktu kosong itu menarikmu seperti magnet yang menghilangkan semua daya dan upaya, bagaimana jika, semuanya baik dan lancar saja. berharap dan berpikir bahwa semuanya akan lebih mudah, jika saja, andai saja. dan kita memilih mengambang dan tenggelam dalam kolam andai andai itu. tapi, hidup juga akan terlalu membosankan tanpa bagaimana jika, sel neuron akan malas melangkah jika kita tidak berpikir, mungkin akan menemukan harta karun di ujung pelangi, pada hujan deras dan badai ini. bagaimana jika, semuanya berjalan dengan baik, dan semua keluh dan kesahmu. hanya remah remah roti yang akan mewarnai seluruh jalanmu?


mencoba dan bertaruh pada hidup

Waktu akan habis jika kita habiskan mengutuk hal hal yang tak akan pernah terjadi, apa apa yang mungkin saja kita dapatkan-tapi tidak. Tapi di dalam gelimang kemungkinan kemungkinan yang liar itu, mungkin ada sedikit harapan, untuk berdamai. Untuk mengambil jeda dan berpikir, barangkali bisa kita coba. Jika pilihannya adalah bahagia dan menerima takdir, atau tidak Bahagia dan tetap harus menerima takdir. Kita semua dengan sadar akan memilih bahagia-bahagia kecil itu. bahagia yang bisa kita coba coba dan bereksperimen dengannya setiap hati. mencoba bertaruh untuk harapan yang sedikit itu, memiliki harapan meskipun belum bertemu dengan kenyataan-kenyataan itu. beberapa meyakinkan bahwa kita memang sangat membutuhkan fiksi itu, fondasi iman dan harapan untuk yakin ada sesuatu yang berharga di ujung jalan. Bahwa pada akhirnya akan ada yang menenangkan dan kedamaian yang akan menyambut kita setelah semua derita yang kita tanggung. Pada hidup, pada semua yang kita pertaruhkan, setiap harinya.

74/366

No comments:

Post a Comment