Wednesday, March 20, 2024

menjadi dewasa

8/30daysoframadhan 

belakangan ada lagu yang populer dari idgtaf, judulnya 'takut', dengan penggalan lirik :

"Takut aku kecewa
Takut tak seindah yang kukira
Takut tambah dewasa
Takut aku kecewa
Takut tak sekuat yang kukira.."
kemudian seorang teman baru saja berulang tahun, kemudian bilang kalau ternyata ia sudah tua, menginjak tiga puluhan. benarkah jadi dewasa dan 'tua' semenakutkan itu? Hitunglah usia orang tua itu 60-70 kalau sehat, berarti kalau 30an tahun, sudah separuh perjalanan (kemungkinan) masa hidup di dunia. apakah hidup jadi semakin semenakutkan itu? 
awal 30an, aku juga merasakan hal yang sama, merasa masih kurang berguna, belum punya rumah sendiri, belum punya suami dan anak, dan merasa kurang, tak seperti orang orang di umur 30an pada umumnya. sangat gampang terhanyut pada omongan dan standar orang lain. karena, tentu lebih mudah mengikuti berpikir orang lain daripada berpikir dan punya teori sendiri tentang hidup. 
tapi, ngobrol dengan banyak orang (sempat pernah punya goal sendiri buat bisa reach up dan bisa ngobrol dengan orang dengan berbagai umur dan latar belakang kala itu), membuatku memikirkan ulang definisi dewasa itu. tidak semua omongan dan standar orang bisa didengar, begitu pula teori teori di buku tentang bagaimana menjalani hidup. semua boleh punya rumus dasar yang sama, tapi tak semua bisa menghasilkan sesuatu yang sama pula. lagian, pada akhirnya, siapa sih manusia di dunia ini yang tak ingin hidup dengan baik dan benar. tentu jika ditanya semuanya juga mau, mengikuti norma dan 'aturan' normal hidup manusia di bumi kan. 
tapi tentu, tak semuanya lahir dengan 'keberuntungan' itu, beberapa harus melewati perjuangan yang lebih keras dari yang lain, beberapa tertinggal, kemudian menyadari kalau tertinggal justru membuatnya memperoleh beberapa keunggulan lain, beberapa mati matian berusaha tetap 'sama' dengan yang lain, dengan mengorbankan 'yang lain' pula. pada akhirnya, hidup itu adil karena tak semua mendapatkan apa yang diinginkan tanpa mengorbankan sesuatu. 
mungkin menjadi dewasa berarti harus menelan kenyataan dengan pahit kalau semuanya tak berjalan dengan rencana dan memililih, apa yang harus kau lakukan dengan itu? jadi grumpy, atau jadi stoic, terus belajar, atau nyaman jalan di tempat. semuanya pilihan dengan konsekuensinya masing-masing. jalan yang paling baik? mana ada yang tahu. bisa saja kemalasanmu diam diam membuatmu jadi punya jalan takdir yang beda, bisa saja kedisiplinanmu membuatmu malah jadi gagal. ada yang tempe, tapi tidak ada yang tahu (hehe). 
jadi opsinya adalah dinikmati sajalah, kemalasannya, kedisiplinannya, hari produktifnya, hari liburnya, hari sepinya, hari ramainya. mana ada yang tahu buah buah kesabaran itu. jadi dewasa juga berarti jadi tambah sabar, percaya kalau proses itu juga harus dinikmati biar nikmatnya nambah kalau dapat sesuatu dengan ketenangan dan pikiran yang matang. toh, hidup juga tak akan kemana mana. selama mau-nya masih bisa dikurang-kurangin, bahagia sederhananya masih bisa dibikin-bikin, internet masih nyala, ranjang masih empuk, ac masih bisa mendinginkan kepala, gaji masih cukup menghidupi, mungkin, jadi dewasa tak begitu buruk. 
78/366 

No comments:

Post a Comment