Wednesday, March 6, 2024

renjana

mari kita memainkan sebuah permainan
yang tak kunjung padam, tak kunjung habis
semua langkah tak pernah dihitung, karena kita menyukai semuanya
hanya berlomba menyenangkan hati, memenangkan perasaan
tak perlu bertekuk lutut, apalagi mengajukan penawaran
tak perlu diminta, dengan sukarela semuanya diberikan
tak perlu dipaksakan, semua sempurna tanpa direncanakan

di malam langit kelam, renjana membakar habis semua kewarasan
mengaburkan semua yang terang dan kata yang terlalu panjang dan bertele-tele
di sore syahdu dan rintik gerimis, perasaan disimpan dengan rapi dan aman
kita jabarkan satu persatu, ketika kesempatan itu datang
dalam lomba paling lihai menyembunyikan maksud dan tujuan
atau menyamarkan keinginan keinginan yang tersimpan dalam

di langit kamarku yang abu kugantungkan harapan setinggi dek
hanya untuk mencicip rasa itu satu kali lagi
tak pernah lebih, tak pernah kurang 
kau yang datang tanpa kuminta 
ku yang akan pergi jika tak kau tahan
ternyata perasaan segampang itu
pergilah jika ingin
dan pulanglah jika kehabisan kata kata

malam serupa puisi yang disibukkan dengan kata kata
mungkin di suatu malam ketika purnama cantik bertengger di kepala
suatu jawaban yang menyenangkan akan ditemukan
iya atau tidak, ia tak pernah menggantungkannya pada jawaban
ia menggantungkannya pada dirinya, dan perasaan perasaannya sendiri
hari ini, renjananya masih terurai pada resah dan malam kuterjaga
memilikimu dalam kepala

66/366

No comments:

Post a Comment